Gadis Desa Pengantin Penganti Bab 139


Admin kembali lagi dengan Novel yang sangat seru,Novel ini menceritakan seorang gadis Desa yang bernama Khansa yang di anggap wanita sial di desa tersebut,Novel ini berjudul “ Gadis Desa Pengantin Penganti ”

Hahaha Admina ga akaan lanjut nanti di bilang spioiler lagi kita akan lanjut ke kisah Khansa yang sangat menguras perasaan dan Novel ini mempunyai jalan cerita yang panjang dan seru langsung saja kita menuju TKP….😘😘

BAB 139 : RUMUS KHANSA

Khansa menghentikan langkahnya ketika melihat Carl tertidur di sofa, 'Pria ini mengapa suka sekali tidur' pikirnya.

Baru saja melangkah lagi, Khansa menghentikan langkahnya lagi, berpikir jika pasti Carl yang memberinya mie instant cup itu. karena ruangan itu hanya biaa dimasuki olehnya dan Carl saja.

"Lain kali aku akan ganti mie instant cup-mu " ujar pelan Khansa.

Khansa segera bergegas keluar dari ruangan lab itu. Baru saja sampai di depan pintu keluar gedung besar itu, Gery telah menunggunya di depan pintu dengan mobil jeepnya.

"Nyonya," sapa Gery.

Khansa mengangguk, Gery membukakan pintu. Khansa pun masuk, "Kau mengapa di sini?" ujarnya karena melihat Leon sudah duduk di kursi belakang.

"Mengapa lama sekali pulangnya," jawab Leon.

"Kau ini ... mengapa jadi seperti anak TK yang tidak bisa berpisah dengan ibunya," ledek Khansa.

Setelah malam indah yang dilalui mana tahan Leon, berjauhan dengan landak kecilnya ini. Dia menekan tombol pembatas, bagian depan dan kursi belakang pun menjadi tertutup. Dia segera saja menarik tubuh istri kecilnya itu untuk duduk di pangkuannya.

"Tuan Sebastian, yang benar saja. Ini kita baru berpisah tidak sampai satu hari lho," jawab Khansa.

"Kau tidak merindukanku," ujar Leon sedikit sedih.

'Oh ya Tuhan, apakah orang yang sedang jatuh cinta bisa seketika menjadi bodoh' ujar Khansa dalam hati.

Khansa segera mengecup lembut kening suaminya yang sedang merajuk itu, "cup cup cup, sudah jangan merajuk lagi," hiburnya.

Leon tersenyum lalu berkata, "Bagaimana ini, hufffh," ujar Leon seraya memandang ke arah gedung Oracle.

Leon merasa Oracle ini sudah seperti saingannya, mengambil perhatian landak kecil kecilnya ini darinya. Khansa meletakan kepalanya di bahu Leon, "Aku lelah," ujarnya.

"Tidurlah," ujar Leon seraya megusap lembut kepala istrinya itu.

Mobil pun melaju pulang tidak ke hotel namun, ke ruma baru mereka. Khansa masih tertidur, Leon menggendongnya dan membawa masuk ke kamar utama. Dia menyelimuti tubuh mungil istrinya itu, lalu mengecup-ngecupi wajahnya.

"I love you," bisik pelan Leon di telinga Khansa.

Di pagi harinya Leon terbangun dan tidak mendapati Khansa di sisi ranjangnya, Pagi-pagi sekali Khansa sudah pergi lagi ke Oracle Farmasi. Ini adalah hari kedua menghafal, jadi mana bisa dia membuang waktu dengan bersantai.

"Oh Ya Tuhan, apa aku ledakan saja si Oracle itu," gumamnya kesal sambil membenamkan wajahnya di bantal.

Ketika sampai di Oracle, lagi-lagi Khansa melihat Carl tertidur. 'Sebenarnya dia ini apoteker asli apa bukan sih? Mengapa kerjanya hanya tidur terus menerus'

Khansa segera memasuki ruangan kemarin, lalu mulai membaca dokumen yang Carl berikan kemarin. Dalam penggunaannya, obat mempunyai berbagai macam bentuk. Semua bentuk obat mempunyai karakteristik dan tujuan tersendiri. Ada zat yang tidak stabil jika berada dalam sediaan tablet sehingga harus dalam bentuk kapsul atau ada pula obat yang dimaksudkan larut dalam usus bukan dalam lambung. Semua diformulasikan khusus demi tercapainya efek terapi yang diinginkan.

Khansa berpikir jelas untuk menghafal tempat penyimpanan obat-obat itu dalam waktu tiga hari tidaklah cukup, Khansa memutar otaknya untuk mendapatkan cara yang lebih efesien. Jika hanya macam-macam bentuk sediaan obat, ini sudah diluar kepalanya. Tapi jika menghafal obat itu di simpan dilemari yang mana, dalam waktu tiga hari, dia sudah benar-benar menggagap Carl itu sebenarnya gila.

Khansa berdiri meletakan dokumen-dokumennya, melihat lamari tinggi dengan banyak laci. Melihat ada beberapa lameri yang terletak di area berbeda dengan bentuk lemari khusus.

"Itu adalah Psikotropika dan narkotik," gumam Khansa.

Khansa beralih ke lemari yang lain, yang dia pahami dalam konsep penyimpanan obat harus disusun berdasarkan urutan alfabetis sehingga memudahkan dalam pengawasan serta pencarian jenis obat. Berdasarkan kelas terapi obat, berdasarkan bentuk sediaan, Berdasarkan stabilitas obat.

Khansa pun tersenyum karena merasa sudah mendapatkan cara. Dengan memperhatikan nama obat, juga lemari-lemari khusus yang ada. jadi dia tidak perlu menghafal semua obat-obatan herbal itu.

Khansa lebih memperhatikan pembagian kelas terapi obat, karena dalam hal ini ada tiga hal yang harus diperhatikan yakni suhu, cahaya dan kelembaban.

Khansa berjalan dan mulai mengecek lemari-lemari yang ada di ruangan itu, untuk melakukan pemetaan. Di karenakan obat-obat yang disimpan bisa mengalami kerusakan akibat stabilitas obatnya terganggu maka dalam penyimpanan juga harus memperhatikan unsur-unsur kestabilan obat.

Obat yang membutuhkan penyimpanan dengan suhu tertentu harus disimpan dengan instruksi yang sesuai dengan yang tertulis pada label atau box obat. Misal untuk vaksin disimpan pada suhu 2-8˚C, juga untuk obat-obatan suppositoria harus disimpan dalam suhu yang sejuk 5-15˚C karena pada suhu tinggi dapat membuat obat ini meleleh. Obat obatan tersebut jika tidak disimpan sesuai dengan persyaratannya akan membentuk kristal dan kehilangan aktivitasnya.

Hampir semua obat kestabilannya akan terpengaruh oleh sinar cahaya, sehingga untuk obat-obat tersebut biasanya dikemas dalam kemasan tahan cahaya dengan disimpan dalam wadah gelap.

Obat juga bersifat menyerap air udara sehingga menjadi lembab maka banyak obat dalam kemasan disertai pengering (silica gel) agar tidak lembek.

Jadi rumus yang akan Khansa pakai adalah, memperhatikan dari urutuan secara abjad, lalu tiga poin penting suhu, cahaya, kelembapan.

Khansa mengirimkan pesan kepada Leon, "Malam ini aku tidak pulang."

Leon yang sedang menyesap kopinya langsung saja tersedak, lalu membalas pesan teks dari istrinya itu, "Mengapa?"

"Masih ada hal yang harus aku kerjakan," jawab

singkat Khansa, meletakan ponselnya dan kembali berkutat dengan dokumenny, menghafal klasifikasi jenis obat berdasarkan rumus yang tadi telah dia buat.

Leon sebenarnya ingin menarik Khansa pulang. Namun, urung karena melihat landak kecilnya itu telah bekerja sangat keras. Karena itu tidak memiliki pilihan lain selain bersabar.

Khansa baru tidur ketika menjelang dini hari, esok paginya Carl telah berdiri bersedekap di hadapannya. Dia menendang kaki khansa dengan kaki rampingnya.

"Hei bangun!" perintahnya.

"Aaah ... biarkan aku tidur sebentar lagi, berisik!" ujar Khansa sedikit ketus.

"Apa mau aku pecat!" ancam Carl.

Mendengar kata mau di pecat maka Khansa pun segera bangun, "Ah Tuan ... maafkan aku," jawabnya gugup.

"Sepertinya kau sudah sangat baik belajar, jadi bisa kita mulai saja tesnya?"

"Ah Apa? ... ah iya tes, iya silahkan," ujar Khansa yang masih mensinkronkan otak dan tubuhnya.

Carl dengan gaya elegannya menarik satu kursi yang ada di depannya lalu duduk dan mulai bertanya.

"Obat anti kecemasan di kotak obat yang mana?" tanya ringan Carl.

Khansa bergumam kecil, " Psikotropika, alprazolam (Xanax) clonazepam (Klonopin) diazepam (Valium) lorazepam (Ativan)."

Khansa langsung berlari ke lemari khusus yang terbuat dari kayu, lalu mencari sesuai dengan urutan abjad, Khansa berkata " Ini ... ini ... ini ... dan juga ini," jawabnya sambil menunjuk.

Dalam lab ini semua jelas terbagi, suhu panas dan suhu dingin jadi Khansa tidak terlalu kesulitan untuk mencari-cari obat-obatan yang carl sebutkan.

Sekiranya itu adalah obat yang bisa bertahan baik di suhu 20-25 derajat celcius, maka Khansa akan pergi ke lemari-lamari obat di sebelah kanannya.

Carl menaikan alisnya, berpikir gadis kecil yang sedari tadi berlari-lari kecil seperti kelinci ini tenyata mampu menjawab semua pertanyaannya.

Ketika Carl sedang memandangi asisten kecilnya itu, tiba-tiba semua lampu di Oracle Farmasi berubah menjadi hijau.

Carl pun segera berdiri dari kursinya, lalu menarik tangan Khansa agar ikut pergi keluar dengannya.

Bantu admin yah kak dengan klik ... biar admin semangat postnya

Klik ini untuk lanjut ke Bab Berikutnya

Bersambung

Novel ini merupakan Novel yang panjang dan mempunyai cerita yang sangat bangus dan seru untuk menemani anda di kala santai.ikuti kisah selanjutnya yah.


Posting Komentar untuk "Gadis Desa Pengantin Penganti Bab 139"