Gadis Desa Pengantin Penganti Bab 137

Admin kembali lagi dengan Novel yang sangat seru,Novel ini menceritakan seorang gadis Desa yang bernama Khansa yang di anggap wanita sial di desa tersebut,Novel ini berjudul “ Gadis Desa Pengantin Penganti ”


Hahaha Admina ga akaan lanjut nanti di bilang spioiler lagi kita akan lanjut ke kisah Khansa yang sangat menguras perasaan dan Novel ini mempunyai jalan cerita yang panjang dan  seru langsung saja kita menuju TKP….😘😘🥰


BAB 137 : TANDA MERAH


Leon memiringkan tubuhnya, semalaman dia terjaga menahan diri agar tidak melahap wanita mungil yang sedang dia peluk sekarang. Semalam Leon sudah benar-benar menghabisi Khansa.


Leon tersenyum bahagia melihat banyak jejak tanda merah di tubuh khansa, itu adalah hasil karya  terindahnya, "Masih belum bangun?" bisik leon di daun telinga Khansa, kemudian mengecupi dengan lembut.


"Emm ..." jawab Khansa sedikit malas.


Tiba-tiba Khansa membuka matanya lebar-lebar  Khansa langsung saja berbalik melihat wajah suaminya itu, lalu berkata, "Aku akan mandi dulu."


Khansa mengecup hidung mancung Leon, lalu bangkit berdiri . Membungkus tubuhnya dengan selimut.  Khansa berdiri dengan perlahan, berjalan kearah kamar mandi. Di dalam, Khansa membuka selimutnya lalu memandangi jejak yang semalam Leon tinggalkan di hampir  seluruh bagian tubuhnya itu.


“Mengapa dia suka sekali mengunyahku,” ujar Khansa sambil menghela napas.


“Mengunyahku sampai sakit,” ujar Khansa lagi.


Leon berbaring terlentang, memandangi langit-langit hotel tempat dia menginap ini. Leon mengambil ponsel diatas nakas lalu mengirimkan pesan kepada  Gery. Dia meminta agar Gery mengatur investasinya terhadap kamar hotel ini, kamar malam pertama mereka. Leon berniat membeli kamar hotel ini, Jika yang lain membeli kamar hotel untu berinvestasi dengan tujuan  disewakan kembali. Maka Leon membeli satu kamar suite ini karena tidak ingin ada orang lain yang menyewa kamar ini setelah kepergian mereka nanti.


Saat ini, investasi dengan membeli kamar yang ditawarkan oleh menajemen hotel cukup menarik dan diburu pengusaha yang memiliki modal cukup besar, jika bukan karena malam pertama mereka terjadi di kamar suite hotel ini, maka Leon tidak akan pernah tertarik untuk menggolontorkan dana besar hanya untuk berinvestasi di sebuah hotel.


Selesai memberi instruksi, Leon pun segera bangkit dari ranjang. Menyibak selimutnya dan terpaku sesaat ketika melihat ada noda darah di seprei mereka. Leon tersenyum sambil menaikan satu alisnya lagi, lalu berkata ,”Aku akan menyimpan ini sebagai kenangan malam pertama kami.”


Mendengar suara air mulai mengalir, Leon pun segera pergi masuk ke kamar mandi. Dengan perlahan dia membuka pintu lalu melangkah kearah Khansa.  Tanpa memberikan Khansa kesempatan  untuk mengelak, langsung saja kedua lengan besar Leon telah melingkar di pinggang ramping istrinya itu.


“Astaga,” ujar Khansa terkejut.


“Aku temani mandi, hemat air,” ujar Leon.


“Hemat air apanya!” jawab Khansa sembari menyikut perut Leon.


“Eh ini bagus untuk bumi lho, kalu kita mau berhemat air,” jawab Leon sambil tertawa kecil.


“Haissh …” gerutu Khansa.


“Jika diam maka ini tidak akan memakan waktu lama, jika melawan maka ini bisa sampai dua jam,” bisik Leon menggodai landak kecilnya itu.


“Apa dua jam … dia mau membuatku tidak bisa berjalankah?” pikir Khansa.


 


Khansa lalu membalikan tubuhnya menghadap leon, dia merangkulkan kedua tangannya ke leher Leon. Air yang mengalir dari shower telah membasahi tubuh keduanya, sesaat keduanya terdiam saling menatapi.


Ingatan mereka kembali melayang ke adegan semalam, Yang satu tidak ingin behenti, yang satu  mati-matian menahan sakit tanpa bersuara.


Leon membelai lembut pipi Khansa yang mulai merona merah, lalu menundukan wajahnya dan mulai menciumi lembut wajah Khansa mulai dari kening, turun ke hidung lalu turun ke bibirnya dan mulai mentautkan bibirnya dalam-dalam, dia sangat menyukai aroma wangi mulut landak kecilnya ini.


Tidak puas hanya dengan mencium, leon menarik pinggul ramping istrinya itu agar lebih mendekat ketubuhnya. Dia pun membawa Khansa masuk ke dalam Bath up, tangan satu memegang tubuh Khansa satunya lagi membuka kran air.


“pelan-pelan!” pinta Khansa yang sudah kehabisan tenaga dari semalam.


Leon mengangguk, air mulai memenuhi Bath up. Air di dalam Bath up menjadi bergelombang seiring dengan gerakan naik turun dari Leon, sekali lagi Leon menguasai tubuh Khansa dengan indah dan gagah, Sementara Khansa hanya bisa merangkulkan kedua tangannya di leher Leon.


Sambil menciumi bahu lembut khansa, Leon pun sekali lagi merasakan puncak nikmat yang sudah membuat dia mencandu pada landak kecilnya ini.


Setelah selesai bercinta, Leon berdiri mengambil handuk  dan melilitkan di pinggang kuatnya, lalu mengambil handurk besar, mengangkat tubuh Khansa dan membawanya duduk di sofa besar di kamar mereka.


Khansa duduk di pangkuan Loen,  dengan lembut leon mengeringkan rambut Khansa, “Apa kau tidak bekerja?” tanya istrinya itu.


 


“Menemani istri bukannya terhitung kerja juga bukan?”jawab ringan Leon.

“Ish …” ujar Khansa memukul bahu Leon.


“Akan berapa lama di sini?” tanya Khansa.


“Akan aku usahakan cepat,” jawab Leon.


Mengingat misinya, maka Khansa mulai berlaku manja lagi kepada Leon, “Tuan Sebastian,” panggilnya dengan suara lembut menggoda.


“kenapa? Apa ada sesutu yang kau inginkan?” tanya Leon.


“tentu saja ada,” jawab luga Khansa.


"Apakah aku boleh mengajukan sebuah permintaan!"


“Apa itu?” tanya Leon.


"Janji kau akan mengabulkan," jawab Khansa.


Merasa sedang senang, Leon pun menjawab,  Apapun yang kau pinta, maka aku akan mengabulkan."


"Nah, kau sendiri yang bilang ya," ujar Khansa senang.


"Katakanlah!" ujar Leon.


“Aku ingin masuk di Oracle!” pinta Khansa lagi.


Khansa sedikit mengecupi  dada Leon, lalu bersuara manja, "Ijinkan aku ke Oracle Farmasi ya!"


Leon langsung saja menaikan satu alisnya, karena kenikmatan semalam dan yang baru saja terjadi tadi, dia sampai melupakan perdebatan tentang hal yang ini. Leon menapuk dagu Khansa agar menatap ke wajahnya, lalu berkata,” Mengapa kau keras kepala sekali.”


“Tapi suka kan?” jawab khansa dengan nada manja menggoda lagi.


“Oh Ya Tuhan …” pikir Leon yang merasa jika wanita yang sedang dipelukannya ini benar-benar sudah membuatnya meleleh.


“Oh Ayolah, kau baru saja berjanji akan mengabulkan apa pun yang kupinta,” Khansa mengingatkan Leon.


“Baik, tapi jika aku melihat akan ada sesuatu yang membahayakanmu maka aku akan segera menarikmu keluar,” janji Leon.


Masuk ke Oracle farmasi bukan hanya sekedar berkunjung saja. Tapi, Khansa ingin masuk ke Oracle dengan identitas sebagai pekerja baru. Hanya dengan satu panggilan telpon dari Leon, maka Tuan Smith menyiapkan semuanya untuk Khansa agar bisa segera masuk menjadi pegawai di Oracle Farmasi.


Hari ini Leon dan lainnya akan sarapan bersama di Restoran hotel, Rendra melihat jejak wajah yang tak biasanya yang bergelayut di wajah Leon, “ Kau nampak terlihat senang?” tanyanya menyelidik.


“Biasa saja, hanya saja cuaca hari ini terlihat sangat cerah,” jawab sembarang Leon.


Rendra langsung melirik ke jendela Restoran, “Apanya yang cerah, diluar sana jelas-jelas sedang hujan,” pikir Rendra.


Khansa memakai kerah tinggi untuk menutupi jejak-jejak merah yang telah dibuat oleh Leon. Sementara itu Emily menggodai Khansa dalam samar.


💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞




Bantu admin yah kak dengan klik ... biar admin semangat postnya


Klik ini untuk lanjut ke Bab Berikutnya


Bersambung


Novel ini merupakan Novel yang panjang dan mempunyai cerita yang sangat bangus dan seru untuk menemani anda di kala santai.ikuti kisah selanjutnya yah.



Posting Komentar untuk "Gadis Desa Pengantin Penganti Bab 137"