Gadis Desa Pengantin Penganti Bab 134,5

 Admin kembali lagi dengan Novel yang sangat seru,Novel ini menceritakan seorang gadis Desa yang bernama Khansa yang di anggap wanita sial di desa tersebut,Novel ini berjudul “ Gadis Desa Pengantin Penganti ”


Hahaha Admina ga akan lanjut nanti di bilang spioiler lagi kita akan lanjut ke kisah Khansa yang sangat menguras perasaan dan Novel ini mempunyai jalan cerita yang panjang dan  seru langsung saja kita menuju TKP….😘😘🥰


BAB 134 : MEMAKAI BEDAK part 2


Rendra meletakan ponselnya lalu mengambil kotak P3K dan mulai mengobati luka-lukanya. Gery keluar dari kamar mandi dengan wajah yang hampir sama dengan Rendra, lebam-lebam bengkak.


Mereka berdua duduk bersandar di sofa, menenangkan diri dan menikmati tiap-tiap rasa sakitnya.


Keesokan paginya, Leon bangun. Merasa semalam tidur dengan sangat nyenyaknya, Leon bangun dan melangkah santai keluar dari kamarnya.


Sedikit melupakan tentang kejadian semalam, Gery dan Rendra tertidur di sofa besar yang bisa memuat dua orang itu.


"Kalian sedang apa?" tanya Leon.


mendengar suara Leon, Gery dan Rendra pun terbangun dengan sambil berpelukan. Leon semakin menaikan satu alisnya. melihat mereka berpelukan dengan wajah melebam biru.


"Kalian ...? ujar Leon dengan nada tertahan.


Rendra mendorong tubuh Gery, lalu bersungut "Apanya yang kalian."


"Semalam kau kambuh, dan melakukan ini kepada kami," ujar Rendra seraya menunjuk ke luka-lukanya dan juga luka Gery.


"Ah begitu ..." ujar Leon dengan sedikit tertawa.


"Haisssh ini bagaimana, esok aku harus bertemu dengan rekan bisnis. Apa kata mereka jika melihat wajahku seperti ini," ujar kesal Rendra.


Merasa jika memang itu adalah hasil kebrutalannya, maka Leon hanya bisa berkata, "Jika begitu untuk seharian ini kita tinggal di hotel saja."


Leon melihat keadaan kacau di kamar mereka, "Kita akan pindah ke kamar lain."


Gery segera bergerak untuk mengaturnya, Rendra ingin kembali ke kamarnya lalu menoleh lagi, "Obatmu jangan sampai lupa diminum lagi!"


Kerena memar-memar di badan dan di wajah, jadilah seharian ini mereka bertiga semakin mengakrabkan diri di kamar. Hari ini Tuan Smith akan datang membawa berkas-berkas yang dipinta oleh Leon.


Tuan Smith memandang ke wajah Gery lalu memandang ke wajah Rendra, dari raut wajahnya tersimpan raut pertanyaan, "Ada apa dengan wajah kalian berdua."


"Abaikan wajah mereka, itu hanya kenakalan remaja biasa. Bergulat karena berebut permen," jelas Leon sembarang.


Gery dan Rendra saling memandang dengan tidak percaya, semalam bukankah karena Direktur Sebastian ini berubah menjadi seperti karakter Hulk, makanya membuat wajah mereka menjadi lebam tak beraturan seperti sekarang.


Tuan Smith mengalihkan pandangannya, "Tuan ini berkas yang kau pinta." ujarnya.


"Terima kasih, jika aku mengetahui masih ada yang kurang maka aku akan mengejar kau lagi," ujar Leon.


Tuam Smith juga memberikan satu berkas lagi yang kemarin baru Leon pinta, "Ini adalah data struktur organisasi di Oracle Farmasi."


"Bagus, terima kasih atas kerjasamanya," ujar Leon.


Setelah memberikan berkas-berkas itu maka Tuan Smith pun undur diri pamit. Leon mulai membaca berkas laporan di kala itu.


Leon Membaca ada tiga nama yang menjadi ujung tombak, para peneliti utama "Gala Quin, Amira Sebastian, Lexa Ferguson"


Dalam laporan itu mengatakan jika ketiga peneliti itu sedang mengembangkan sebuah virus yang akan dijadikan sebuah Vaksin yang bisa memperkuat imun, sehingga tubuh yang sudah tervaksinasi akan kebal terhadap virus penyakit apa pun.


Amira dan Lexa adalah kawan dekat, sama-sama jenius dalam hal medis, ditambah dengan Gala yang seorang ahli virus maka kala itu menjadikan mereka benar-benar tiga serangkai yang hebat.


Leon membuka berkas-berkas selanjutnya. Ada foto Stephanie dan Gala Quin, dalam berkas itu tertulis desas-desus jika mereka tengah menjalin kasih bahkan membuat jurnal medis bersama.


Ahli virus dan jenius medis bergabung menjadi satu membuat sebuah jurnal, bukankah itu akan menjadi seuatu yang hebat. cerita selanjutnya Leon sudah sangat jelas, karena menyelidiki sendiri. Tentang alasan Gala Quin kembali ke Indonesia.

Leon mengambil berkas selanjutnya, "Struktur organisasi," gumamnya.


Melihat jika nama Lexa menjadi puncak pimpinan tertinggi di Oracle Farmasi, maka hati Leon pun berdentum-dentum, ini adalah wanita yang telah mengambil ayahnya waktu itu. Wanita yang bisa jadi ada kaitannya dengan kematian ibunya.


Leon menutup berkas-berkas itu dengan menahan marah di hati, "Belum saatnya," gumamnya sendiri.


Leon menghubungi kembali teman sejawat Gala Quin, Berdasarkan pengakuannya jika Gala dan Stephanie membuat tiga jurnal medis. Namun, dirinya tidak mengetahui pasti jurnal itu ada pada siapa saat ini.


Jika Leon sedang pontang-panting menyibak tabir misteri. Sementara itu, Kak Wan juga sedang pontang panting mengurus visa dan juga paspor untuk Khansa.


Emily dan dirinya sudah memiliki Visa Turis yang memiliki fasilitas Multiply entry atau masuk berulang ke Amerika Serikat dengan Visa yang sama dan dalam jangka waktu 5 Tahun.


Dengan koneksi yang dimiliki Kak Wan, maka tidak sampai tiga hari dokumen Khansa telah selesai, "Besok kita berangkat, bersiaplah!"


Khansa mengambil ponselnya dan menghubungi kepala pengawal yang Leon tempatkan untuk menjaga Kakek Isvara, "Tidak ada yang boleh mendekati Kakek Isvara selain dari orang-orang kita."


"Baik Nyonya," jawab kepala pengawal itu.


Keesokan harinya Emily, Khansa dan Kak Wan sudah ada di bandara. Semua kepergian ini diatur oleh Kak Wan. Khansa meminta agar Paman Indra tidak mengatakan apa-apa kepada Leon. Jika Leon tahu pasti akan melarangnya pergi. Di kamar hotel, Leon mendatangkan ahli make up untuk menutupi bekas lebam-lebam di wajah Rendra dan Gery.


Rendra agak tidak rela hati karena harus memakai bedak tebal di wajahnya. Rendra memasang wajah cemberut kepada Leon.


"Sudah lakulan saja, demi bisnismu," ujar ringannya.


Sementara Gery lebih kepada kepasrahan diri yang tinggi menerima pengaturan dari tuannya ini. Rendra merasa wajahnya seperti tembok yang baru di semen, merasa sangat tidak nyaman. Namun, merasa puas karena bedak itu benar-benar menutupi lebam-lebam biru dan hitam di wajahnya.


Leon membawa ahli make up itu seharian bersama mereka, untuk keperluan membedaki ulang wajah Rendra dan Gery. Merasakan hal seperti ini barulah Rendra merasa jika pekerjaan Emily sebagai artis ternyata tidaklah mudah. Dia saja yang baru merasakan memakai bedak seharian sudah merasa sangat risih, apalagi Emily pikirnya.


Setelah seharian mengatur bisnis, mereka bertiga pulang ke hotel. Begitu masuk di lobi hotel nampak Rendra dan Leon tercengang.


Istri mereka berdiri di depan mereka, Rendra berkata, "Coba tampar aku!"


Leon dengan cepat menampar wajah Rendra, bukannya marah tapi malah tersenyum, "Ini bukan mimpi," ujarnya merasa senang.


Rendra yang ditampar, Gery yang merasa ngilu sambil mengelus-elus wajahnya sendiri. Leon segera menghampiri Khansa.


"Mengapa tidak bilang mau datang?" tanya Leon.


"Ingin memberimu kejutan," jawab sembarang Khansa.


Khansa memperhatikan wajah Gery dan Rendra lalu berkata, "Apa kalian memakai bedak?"


Rendra menjawab dengan raut muka kesal yang diarahkan kepada Leon, dengan santai Leon menjawab, "Jika bukan karena pukulanku maka istrimu saat ini masih ada di Indonesia."


💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞


BERSAMBUNG



Bantu admin yah kak dengan klik ... biar admin semangat postnya


Klik ini untuk lanjut ke Bab Berikutnya


Bersambung

Novel ini merupakan Novel yang panjang dan mempunyai cerita yang sangat bangus dan seru untuk menemani anda di kala santai.ikuti kisah selanjutnya yah.



Posting Komentar untuk "Gadis Desa Pengantin Penganti Bab 134,5"