Gadis Desa Pengantin Penganti Bab 133

 Admin kembali lagi dengan Novel yang sangat seru,Novel ini menceritakan seorang gadis Desa yang bernama Khansa yang di anggap wanita sial di desa tersebut,Novel ini berjudul “ Gadis Desa Pengantin Penganti ”


Hahaha Admin ga akan lanjut nanti di bilang spioiler lagi kita akan lanjut ke kisah Khansa yang sangat menguras perasaan dan Novel ini mempunyai jalan cerita yang panjang dan  seru langsung saja kita menuju TKP….😘😘🥰


BAB 133 : KARENA DIA MENCINTAIKU


Dalam pesawat Jet, Leon bertanya meski sambil serius membolak-balik berkas pekerjaannya, "Darimana kau tahu jika Emily akan bersedia menikah denganmu?"


"Karena dia mencintaiku, karena itu aku sangat yakin hati kecilnya tidak akan menolak aku. jika dia menolak maka di hari kemarin pasti dia akan menyangkal pernikahan ini dan lebih memilih pergi bersama Abraham," jelas Rendra.


"Bahkan alam bawah sadarnya pun tidak akan bisa menolak aku," ujar Rendra dengan penuh percaya diri.


"Ciih ... dasar narsis," ujar nyinyir Leon.


Rendra menarik berkas di tangan Leon lalu bertanya, "Katakan ada apa di Los Angeles?"


Leon menatapi Rendra, lalu melirik kepada Gery. memahami tatapan Tuannya, dia segera memberikan berkas yang dipegangnya.


Rendra membacanya, menatap kearah Leon lalu kembali membacanya, lalu menatap Leon kembali dan berkata, "Apa ini benar-benar terjadi?"


"Yap," jawab Leon yang hampir sama tidak percayanya.


"Pantas saja dia dengan mudah membuatku KO," pikir Rendra lagi.


"Kejeniusan macam apa yang diwariskan oleh kedua orang tuanya itu," pikir Rendra dengan bergidik.


"Lalu apa rencanamu?" tanya Rendra.


"Jelas saja mendatangi Oracle," jawab ringan Leon.


"Lalu apa kaitannya dengan aku ? Mengapa kau membawaku?" tanya Heran Rendra.


"Jaminan, agar landak kecilku tidak memperpanjang kemarahannya," jawab ringan Leon lagi.


"Astaga Tuan Muda Sebastian, kau sengaja membawaku hanya karena takut istrimu terus menerus marah kepadamu," ujar Rendra meledek.


"Apa kau mau aku lempar keluar dari pesawat jet ini," ancam Leon.


"Tidak ... tidak berani melawan Tuan Muda kejam sepertimu," jawab Rendra yang langsung diam menutup mulutnya.


Mereka berdua pun sampai di Los Angeles. Namun malah sudah merindukan istri masing-masing. Rendra mendekati Leon, lalu membujuknya "Hei apa tidak merindukan istrimu?"


"Apa urusanmu?" jawab sarkas Leon.


"Mengapa kau tidak melakukan Video.Call dengannya," usul Rendra.


Leon mengetahui jika Rendra pasti rindu dengan Emily, hanya saja panggilan telponnya pasti selalu ditolaknya karena masih marah kepadanya.


Leon mengeluarkan ponselnya, lalu memulai panggilan Video Call. Saat ini Khansa sedang memasak di dapur, dan tangannya sedang penuh dengan tepung terigu, "Emily kau jawab saja," ujarnya.


Emily pun langsung saja menjawab panggilan dari Leon itu, melihat wajah wanita lain yang menjawab panggilan ponselnya, Leon langsung berkata, "Astaga,"


"Hei, ini aku lho. kenapa terkejut," ujar Emily.


mendengar jika itu adalah suara Emily maka Rendra langsung saja mengambil ponsel Leon dari tangannya. Rendra langsung tersenyum melihat wajah Emily. Sementara, ketika melihat wajah Rendra senyum di wajah Emily langsung menghilang.


"Aku tutup ya," ujar Emily.


Rendra terdiam melihat layar ponsel Leon yang menggelap. Melihat itu Leon langsung mengambil ponselnya.


"Rasakan," ujar Leon.


"Hish ..." gumam Rendra.


Leon masuk ke dalam mobil yang akan mengantar mereka ke hotel. Esok pagi Leon berencana akan pergi ke Oracle.


Leon memegang kartu akses yang tidak akan pernah bisa dihilangkan pemakaiannya. kartu ini secara khusus memang dirancang untuk bisa masuk kemana saja di dalam area Oracle Farmasi, dan berlaku selamanya. sebagai putra dari pendiri Oracle Farmasi maka Leon sangat bisa dan sangat berhak masuk semaunya.


Di Pagi hari Leon sudah rapih dengan setelan jasnya yang terlihat sangat rapih, Rendra juga tidak ketinggalan. Leon memandanginya lalu berkata, "Mau apa?"

"Tentu saja ikut denganmu," jawab Rendra.


"Sudah membawaku ke sini, lalu mau meninggalkan aku sendiri di hotel. Hah! yang benar saja," ujarnya.


Leon pun hanya bisa mengusap-usap tengkuk kepalanya, lalu beranjak meninggalkan hotel. Oracle Farmasi termasuk perusahaan Farmasi yang berteknologi tinggi.


Untuk masuk kau harus meregistrasi retina matamu terlebih dahulu sebagai kode sandi untuk membuka pintu, itu artinya setiap ruangan hanya menyimpan data mata retina yang didaftarkan. dan Hanya pemilik retina yang terdaftar yang bisa masuk ke ruangan, alias tidak semua pegawai bisa masuk seenaknya ke ruangan lain. Tapi ini jelas tidak beraku bagi Leon yang memiliki kartu akses dengan chip Khusus yang bisa mengakses seluruh Oracle Farmasi.


"Kita sudah sampai Tuan," ujar Gery.


Rendra merasa terkagum melihat Oracle Farmasi ini, Leon mengeluarkan kartu aksesnya dan meminta Gery untuk menscannya di gerbang pintu masuk.


Begitu kartu akses itu ditempelkan, maka semua Oracle Farmasi beberapa detik semua lampunya berubah menjadi cahaya lampu hijau. Ketika pintu terbuka maka Gery segera masuk melajukan mobilnya. ketika pintu gerbang tertutp maka lampu- lampu di Oracle Farmasi berubah kembali menjadi normal.


Seketika saja terjadi kehebohan di Oracle Farmasi karena mereka memahami akan tanda ini, pemilik asli Oracle Farmasi telah datang. Mereka semua keluar dari ruangan masing-masing untuk melihat si pemilik asli.


Leon berjalan dengan elegannya, semua nampak terkejut. ini adalah pertama kalinya lagi lampu di Oracle Farmasi berubah jadi berwarna hijau setelah kepergian ibu kandungnya Leon.


"Tuan," sapa para jajaran tinggi Oracle Farmasi seraya menundukan kepala mereka memberi hormat.


"Hemm ..." jawab Leon.


Rendra merasa kagum sekaligus heran, identitas Leon yang ini benar-benar baru dia ketahui sekarang. Tiba-tiba saja Rendra merasa menjadi lebih keren, kekeranan yang naik satu tingkat lebih tinggi karena bisa berteman baik dengan orang sekeren Leon.


"Antar aku ke pimpinan!" perintah Leon.


Jajaran Staff itu langsung saja berjalan di depan dan mengantar Leon ke sana. Dirketur Oracle sudah mengira orang yang memegang kartu akses itu pasti akan datang ke ruangannya. Dia pun telah bersiap menyambut.


"Tuah Smith," ujar salah satu staff itu sambil memperkenalkan tamu yang datang.


Tuan Smith menyambut Leon dengan tersenyum, "Halo Tuan Sebastian," sapa Direktur itu.


Leon langsung saja duduk di sofa, dan tidak ingin berbasa-basi. Leon langsung mengatakan tujuannya. Leon meminta data-data yang ingin dia ketahui.


"Tapi Tuan, itu data berpuluh-puluh tahun lalu," jawab Tuan Smith.


"Aku menginginkannya," jawab Leon dengan mengeluarkan aura dinginnya.


"Jika begitu akan segera kami lakukan!" janji Tuan Smith.


"Jika begitu terima kasih," ujar Leon.


"Serahkan segera kepadaku!" perintah Leon.


"Baik Tuan," jawab Tuan Smith.


Leon pun segera beranjak pergi, berlama-lama di sini telah memicu kenangan tentang kematian ibunya, karena itu Leon enggan berlama-lama di Oracle Farmasi.


Di dalam mobil Rendra kembali bertanya, "Ini benar-benar milikmu?"


Leon hanya memutar kedua bola matanya, jelas-jelas dia sudah menyaksikan sendiri bagaimana para staf menundukan kepala kepadanya, melihat sendiri kartu sakti yang ada ditanggannya.


"Tadi kau bilang mau pergi ke mana?" tanya Leon.


"Toko berlian, aku ingin memberikan cincin pernikahan untuk Emily," jawab Rendra.



Bantu admin yah kak dengan klik ... biar admin semangat postnya


Klik ini untuk lanjut ke Bab Berikutnya


Bersambung

Novel ini merupakan Novel yang panjang dan mempunyai cerita yang sangat bangus dan seru untuk menemani anda di kala santai.ikuti kisah selanjutnya yah.



Posting Komentar untuk "Gadis Desa Pengantin Penganti Bab 133"