Gadis Desa Pengantin Penganti Bab 131

 Admin kembali lagi dengan Novel yang sangat seru,Novel ini menceritakan seorang gadis Desa yang bernama Khansa yang di anggap wanita sial di desa tersebut,Novel ini berjudul “ Gadis Desa Pengantin Penganti ”

Hahaha Admin ga akan lanjut nanti di bilang spioiler lagi kita akan lanjut ke kisah Khansa yang sangat menguras perasaan dan Novel ini mempunyai jalan cerita yang panjang dan  seru langsung saja kita menuju TKP….😘😘🥰


BAB 131 : GAGAL


Supir itu pun mulai melajukan mobilnya, Rendra merangkul Emily seraya mengecup puncak kepalanya. Dia membawanya pergi ke Villa mawar kuning, di sana wali hakim dan saksi nikah yang sudah disiapkan telah bersiap menunggu menikahkan mereka. 


Di Aula masjid, yang lain tengah menunggu kedatangan pengantin wanita. Begitu melihat Kak Wan datang, Khansa langsung menghampiri, "Dimana Emily?" 


"Apa? Dia belum sampai," tanya heran Kak Wan. 


"Harusnya sudah sampai, karena mobilnya lebih dulu jalan," jelas Kak Wan. 


Khansa langsung mencari Leon, menariknya lalu bertanya dengan marah, "Apa kau mengetahui tentang ini?"


Leon hanya terdiam, dirinya memang mengetahui Rendra pasti tidak akan tinggal diam. Tapi dia tidak mengetahui rencana pastinya apa. 


"A-aku …" jawab Leon terbata. 


"Sekarang bawa aku kepadanya sekarang juga!" bentak Khansa. 


Kak Wan menghampiri Khansa, "Bagaimana?" 


"Kak Wan, aku akan pergi mencari Emily. Kau urus semua yang di sini ya," jawab Khansa. 


"Dan kau! antar aku kesana sekarang juga!" ujar Khansa lagi dengan disertai tatapan marah. 


Leon pun ciut hati melihat tatapan marah landak kecilnya itu, lalu segera membukakan pintu mobilnya. Dalam mobil nampak aura kemarahan Khansa meliputi tiap sudut mobil mewah Leon. 


Rendra Sementara itu, di Villa mawar kuning, dia telah mengucapkan ijab kabul di depan Emily yang masih terpulas. Mereka saat ini telah sah menikah secara agama. 


Selesai menikahkan, Wali Hakim pun keluar dari kamar yang telah di dekorasi dengan warna hitam dan putih sesuai dengan warna kesukaan Emily. 


"Pengantin kecilku," ujar lembut Rendra seraya mengusap lembut pipi Emily. 


Tidak membutuhkan waktu lama, sekarang Emily sudah menjadi istri Rendra dan tidak membutuhkan waktu lama juga Khansa dan Leon telah sampai di Villa mawar kuning.


Bugh! tanpa banyak bicara Khansa keluar dari mobil dan menutup pintu dengan keras. 


"Astaga!" ujar Leon terkejut. 


Dua pengawal yang berdiri di depan pintu mencoba menghalangi Khansa yang ingin masuk ke dalam Villa. Namun, setelahnya membiarkan masuk. Mereka merasa tertekan melihat Leon yang berdiri dibelakang Khansa, memandangi mereka. 


Tanpa membuang waktu Khansa pun masuk ke Villa itu sambil berteriak, "Emily!" 


Mekihat Rendra turun, Khansa langsung menunjuk-nunjuk Rendra, "Kau, mana Emilyku. Kau sembunyikan di mana Emilyku!" hardik marah Khansa. 


Rendra melirik Leon yang hanya terdiam membiarkan Nyonya Sebastian  memarahi dirinya. seketika saja Rendra memahami jika Leon berdiri sepenuhnya di sisi istrinya itu. Yang artinya apa pun yang dia lakukan maka Leon akan bertanggung jawab. 


Khansa melihat arah Rendra tadi turun, lalu segera saja naik ke lantai atas. Rendra dan Leon mengikutinya. Gerakan Khansa sangat cepat. Sedari kecil Khansa terbiasa berlari kencang menghindari kejaran induk harimau. Jadi sudah pasti soal berlari tidak perlu diragukan lagi.


Khansa membuka pintu kamar yang dia tebak sebagi kamar utama, melihat Emily yang terbaring di ranjang besar Rendra itu.  Khansa melangkah kearahnya, menggengam tangan Emily sambil mencoba membangunkannya. 


Melihat Emily tidak merespon, maka Khansa berkesimpulan jika Emily telah terbius. 


"Kau, apa yang telah kau lakukan?" tanya marah Khansa sambil bertelak pinggang. 


"Tidak ada, aku hanya membiusnya, membawa ke Villa, lalu menikah. Dan saat ini aku telah sah menjadi suaminya," jawab ringan Rendra. 


"Apa!" Jawab Khansa melangkah maju ke arah Rendra. 


Leon baru saja ingin bergerak untuk melerai. Namun Khansa langsung menoleh ke arahnya dan berkata, "Diam ditempat!" 


Kaki Leon pun seketika seperti terpaku di bumi. Dia langsung tidak bergerak, terpaku. Khansa kembali mengarahkan pandangannya ke arah Rendra. 


"Kau! Coba katakan sekali lagi," ujar Khansa dengan nada yang sedikit menakutkan. 


"Saat ini aku adalah suami sahnya," jawab tegas Rendra. 


"Hah! Suami kepalamu!" ujar marah Khansa dan dengan cepat Khansa menusukan jarum peraknya.


Rendra dibuat pingsan hanya dalam satu tusukan saja. Leon menaikan satu alisnya melihat kawan baiknya tengah terkapar di lantai kamar. 


Baru saja Leon ingin memapah tubuh Rendra, Khansa langsung saja mengeluarkan peringatannya, "Membantunya maka itu artinya kau juga ingin merasakan pingsan sepertinya."


Leon segera berdiri dan melepaskan tangannya dari tubuh Rendra, "Ya sudah kita biarkan saja dia  tertidur di lantai," ujar Leon samil tersenyum gugup. 


Tadi dia melihat Khansa begitu cepat membuat Rendra pingsan, jadi agak merasa ngeri, Leon berkata lagi, "Lalu apalagi setelah ini."


"Pindahkan Emilyku  ... dan kunci dia di sini!" perintah Khansa sambil menunjuk ke arah Rendra. 


"Siap ... siap," ujar Leon patuh. 


Mereka membawa Emily ke rumah. Paman Indra segera merapihkan kamar tamu. Emily masih tidak sadarkan diri. Sementara itu Abraham nampak shock karena mempelai wanita menghilang. 


Kak Wan mendengar kabar jika Emily tengah bersama Khansa, langsung saja membawa Abraham pergi ke sana. 


Leon tidak berani menyinggung nama Rendra di depan bom kecilnya ini yang bisa saja sewaktu-waktu akan meledak. 


Kak Wan dan Abraham pun tiba, Paman Indra membawanya menemui Khansa dan Leon. Wajah Abraham terlihat cemas, "Mana Emily?" 


Khansa memandang sendu kepada Abraham, pria setampan dia harus mengalami kisah cinta tragis seperti ini. Khansa pun maju dan menarik lengan Abraham. Membawanya untuk bicara empat mata. 


Leon tidak berani mendekat, membiarkan Khansa dengan Abraham saat ini adalah tindakan paling aman agar tidak memicu gunung meletus. Bahkan Leon tidak berani melarang ketika landak kecilnya itu membawa Abraham ke ruang kerjanya. 


Khansa mempersilahkan Abraham duduk, lalu mulai menjelaskan situasi yang sebenarnya. Mengatakan jika Rendra adalah cinta pertama Emily, dan juga tentang Rendra yang tidak ingin melepaskan Emily. Dan juga kisah tentang cinta segitiga antara Ibu Emily dan orang tua Emily. 


"Ibunya tidak pernah menjalin hubungan apa pun dengan Tuan Kawindra ketika mereka sudah sama-sama menikah. Itu hanyalah kebaikan Tuan Kawindra yang mengadopsinya ketika kedua orang tua Emily meninggal," jelas Khansa. 


"Tapi bukan berarti dia harus menggagalkan pernikahan kami kan?" ujar Abraham menahan marah. 


"Aku akan membawa Emily ke Milan, dan kami akan menikah di sana," ujar Abraham seraya ingin bangkit berdiri. 


Khansa menahan Abraham, lalu berkata "Tidak bisa." 


"Kenapa?" tanya Abraham mengernyitkan alisnya. 


"Saat ini dia sudah memiliki suami," jelas Khansa. 


"Apa? Suami ... maksudmu ..." ujar Abraham terbata.


"Ya, Rendra adalah suami Emily saat ini," jawab Khansa sedih.


Abraham pun terjatuh duduk kembali di sofa, "Emily," lirihnya.


Di Villa mawar kuning, Rendra terbangun sambil memegangi kepalanya yang masih terasa pusing. Rendra bangun dari lantai, lalu hatinya merasa panik melihat Emily tidak ada di ranjangnya. 


Rendra segera bergegas ingin keluar kamar. Namun, malah mendapati dirinya terkunci, "Sial," gumamnya. 


Rendra pergi ke arah balkon kamarnya, lalu langsung molompat. Rendra mengambil kunci mobil dari sakunya lalu segera melajukan mobilnya ke arah rumah Leon. 


Bantu admin yah kak dengan klik ... biar admin semangat postnya


Klik ini untuk lanjut ke Bab Berikutnya


Bersambung

Novel ini merupakan Novel yang panjang dan mempunyai cerita yang sangat bangus dan seru untuk menemani anda di kala santai.ikuti kisah selanjutnya yah.



Posting Komentar untuk "Gadis Desa Pengantin Penganti Bab 131"