Gadis Desa Pengantin Penganti Bab 87

 Admin kembali lagi dengan Novel yang sangat seru,Novel ini menceritakan seorang gadis Desa yang bernama Khansa yang di anggap wanita sial di desa tersebut,Novel ini berjudul “ Gadis Desa Pengantin Penganti ”


Hahaha Admin ga akan lanjut nanti di bilang spioiler lagi kita akan lanjut ke kisah Khansa yang sangat menguras perasaan dan Novel ini mempunyai jalan cerita yang panjang dan  seru langsung saja kita menuju TKP….😘😘🥰


BAB 87 : MENGINTAI ISTRI


Kaki Fauzan jadi lemas dan terduduk di atas lantai. Semua orang yang hadir segera memfoto-foto, mereka merendahkan Maharani. Khansa masih menyaksikan hal ini dari sofa yang terletak di pojok ruangan.


 


Setelah sampai di rumah, Fauzan mendapat informasi kalau banyak partner bisnis yang membatalkan kerja sama karena aib Maharani.


Kepala pelayan masuk, dan mengabarkan kepada Fauzan jika ada timbul beberapa masalah besar di perusahaannya.


"Tuan, situasinya tidak baik. Banyak rekanan yang memutuskan kerjasamanya dengan perusahaan kita," jelas kepala pelayan tersebut.


Fauzan sedang duduk di ruang kerjanya sambil menghisap rokok. 


Punggungnya tiba-tiba terasa lemas hanya untuk sekedar menyangga posisi duduknya. Pada saat ini uban di kepala Fauzan terlihat sangat jelas, seoalah-olah dirinya ini menua dengan begitu cepat.


"Tuan karena berita viral tentang Nyonya maka bisa jadi kita akan segera mengalami kebangkrutan," ujar kepala pelayan itu lagi.


"Mengapa mereka tiba-tiba membatalkan kontrak?" tanya Fauzan.


Kepala pelayan itu menjelaskan kepada Fauzan. Jika kini Fauzan dan Maharani tengah menjadi trending topik di media.


Kepala pelayan menyerahkan ponselnya dan meminta Fauzan untuk membaca sendiri, tentang Nyonya Isvara yang sedang viral. 


Satu persatu aib lama Maharani, sedang terpampang jelas. Aib Maharani yang dikatakan telah tidur dengan banyak sutradara dan produser di sebelum dan di sepanjang karirnya di dunia hiburan, bahkan masih melakukannya di saat sudah menikah dengan Fauzan.


Ditambah lagi, jika semua tahu bahwa Maharani ini juga asisten Fauzan. Terkadang ikut pergi atau pergi sendiri menemui klien. Mereka pun membicarakan apakah Maharani juga tidur bersama dengan klien-klien perusahaan Fauzan.


"Mungkin mereka takut terseret menjadi Viral karena Nyonya, karena itu memutuskan kerjasama dengan kita," jelas kepala pelayan itu lagi.


Fauzan melanjutkan membaca berita viral tersebur, para netizen mengatai Fauzan bodoh dan memberi saran agar Fauzan melakukan tes DNA dengan Khansa dan Jihan.


[Apakah selama ini! Si Fauzan ini bisa tidur nyenyak dengan bergelimangan uang jual diri dari Nyonya Isvara]


[Sungguh bodoh, diselngkuhi berkali-kali, tapi malah tetap saja membiarkan wanita seperti itu berdiam di sisinya, berbagi satu tempat tidur dan tinggal dalam satu rumah]


[Ya, jika itu aku! Maka aku akan melakukan tes DNA untuk Jihan dan Yeny]


"Ya itu akan terlihat konyol jika selama ini ternyata membesarkan anak orang lain]


[Benar-benar pasangan tersuram]


Fauzan mematikan rokoknya, dan menekan-nekan rokok itu di asbak. Lalu dengan tiba-tiba, Fauzan melemparkan asbak itu ke lantai dengan sangat kencang hingga terpecah belah menjadi kepingan. Fauzan Lalu berdiri dan menendang meja sampai dengan terbalik. Fauzan melempar kursi, melampiaskan kemarahannya seperti orang yang baru saja kerasukan.


Semua yang dia rencanakan telah hancur begitu saja, apalagi hal yang paling dia pedulikan, perusahaannya juga akan segera hancur, dan ini akan menjadi momen memalukan dalam kehidupannya.


"Ini semua karena wanita pe*acur itu, Maharani!" Fauzan merutuki Maharani.


"Dia benar-benar telah mencelakaiku!" hardik marah Fauzan lagi. 


Kepala pelayan yang melaporkan berita tadi perlahan menyingkir, karena tidak pernah melihat tuannya berlaku kasar impulsif seperti ini. 


 


Fauzan tidak bisa menahan emosi lagi  dan masih terus menghancurkan barang-barang yang bisa di raih cepat oleh tangannya.


Merasa lelah, Fauzan pun akhirya berhenti dan terduduk di sofa. Fauzan menoleh kepada kepala pelayan lalu bertannya, "Dimana Nyonya?" 


"Nyonya . . . Nyonya," jawab kepala pelayan terbata. 


"Katakan dengan jelas!" perintah Fauzan.


"Nyonya dipukuli habis-habisan oleh Nyonya Wandana dengan sangat parah dan sekarang tidak bisa turun dari ranjang," jelas kepala pelayan tersebut.


"Segera minta pengacara mengurus akta perceraian!" perintah Fauzan kepada kepala pelayan.


Saat ini Fauzan memasuki kamar dan mau bercerai dengan Maharani. Di dalam kamar terlihat jika tampang Maharani sudah sangat menggenaskan, bajunya yang masih bersimbah darah itu belum digantinya.


"Fauzan ... cepat selamatkan aku! Bawa aku ke rumah sakit!" pinta Maharani. 


"Aku tidak tahan lagi! Ini sakit sekali!" Jelas Maharani.

"Rasanya aku akan mati, tolong aku! Bawa aku ke rumah sakit!" pinta Maharani lagi dengan suara yang melemah.


Bukannya mendapatkan pertolongan dan kasih sayang dari suami, tapi Maharani malah mendapatkan pemberitahuan yang mengejutkan hati. 


"Aku telah menggugat cerai kepadamu!" jelas Fauzan.


"Aku akan menceraikanmu!" jelasnya lagi.


"A-apa . . . maksudmu ..." Maharani merasa salah dengar. 


"Kau akan segera mendapatkan akta cerai kita!" tukas Fauzan.


Wajah Maharani semakin jadi buruk, ketika mendengar perkataan Fauzan tadi. Bercerai, setelah pengorbanan yang dia lakukan selama ini, jelas saja Maharani tidak akan pernah bisa untuk menerimanya.


Khansa menunggu Emily mengirimkan supirnya untuk menjemput dirinya. Namun, Khansa tidak langsung pulang, masih ada sesuatu yang harus dia selesaikan di kediaman Isvara. Leon dengan mobil sedan biasa, mengikuti mobil yang membawa Khansa. 


Leon sengaja memakai mobil biasa agar tidak kentara jika dirinya sedang mengikuti Khansa, "Menikah denganmu! Mengapa itu terasa menjadi sedang naik wahana roller Coaster dengan puncak tertinggi," pikir Leon sambil terus melajukan mobilnya, mengikuti Khansa.


Di dalam mobil yang Emily aturkan untuk Khansa, terlihat Khansa sedang bersandar sambil memejamkan sebentar kedua matanya. Lalu tiba-tiba terbayang wajah Leon. 


"Astaga . . ." gumam Khansa. 


"Mengapa jadi terbayang wajahnya," gumam khansa lagi.


Khansa mengambil ponselnya, dan melihat tidak ada telpon atau pun pesan dari Leon, lalu menghela napas panjang  dan segera memasukan ponselnya ke dalam tasnya. 


Terdengar bunyi pesan masuk, Khansa segera saja mengeluarkan ponselnya lagi, namun sedikit kecewa ketika melihat itu hanyalah pesan dari Emily.


"Bagaimana rasanya jadi pemenang?" isi pesannya.


"Biasa saja," jawab sombong Khansa. 


"Hissh, kau ini! Terkadang lebih narsis daripada aku. Sangat tinggi sekali percaya dirimu itu," balas pesan Emily.


"Aku kasih tau ya, dengan bakat akting dan percaya diri tinggi yang kau miliki, kau pasti akan berhasil di dunia hiburan. Mau jadi artis tidak," jelas Emily panjang lebar di pesannya. 


"Tidak perlu! Tanpa menjadi artis aku selalu viral dan menjadi trending topik," jawab singkat Khansa. 


"Benaran deh! Narsismu itu benar-benar tidak ada obatnya," ujar Emily dalam pesannya lagi. 


"Sudahlah, aku akan kembali sibuk bekerja. Ingat makan! Jangan bermain terus," pesan singkat Emily lagi untuk sahabatnya itu. 


"Ya, ya aku akan ingat makan, dan kau! Bekerja dengan baik, jangan ingat aku terus," Khansa membalas pesan Emily dengan banyak gambar wajah tersenyum. 


Hansen ikut dengan Leon di dalam mobil, lalu bertanya, "Kak! Bukannya tadi kau bilang banyak pekerjaan yang harus kau urus?" 


"Apakah mengintai istri termasuk pekerjaan yang digeluti akhir-akhir ini?" tanya Hansen sedikit meledek Leon. 


"Diam! Apa kau tahu cabang perusahaan aku yang di Afrika sedang membutuhkan Direktur baru. Sepertinya ide yang bagus jika aku menelpon ayahmu, dan mengatakan membutuhkan bantuanmu," ancam Leon.


Klik ini untuk lanjut ke Bab Berikutnya


Bersambung

Novel ini merupakan Novel yang panjang dan mempunyai cerita yang sangat bangus dan seru untuk menemani anda di kala santai.ikuti kisah selanjutnya yah.



Posting Komentar untuk "Gadis Desa Pengantin Penganti Bab 87"