Gadis Desa Pengantin Penganti Bab 118

 Admin kembali lagi dengan Novel yang sangat seru,Novel ini menceritakan seorang gadis Desa yang bernama Khansa yang di anggap wanita sial di desa tersebut,Novel ini berjudul “ Gadis Desa Pengantin Penganti ”


Hahaha Admin ga akan lanjut nanti di bilang spioiler lagi kita akan lanjut ke kisah Khansa yang sangat menguras perasaan dan Novel ini mempunyai jalan cerita yang panjang dan  seru langsung saja kita menuju TKP….😘😘🥰


BAB 118 : MINUM OBAT INI DULU


Khansa dapat melihat binar mata Leon yang merasa bersalah, Khansa segera meraih tangan Leon, “bagaimana kondisimu sekarang?”


Khansa segera masuk ke dalam mobil Leon, Khansa pernah menaruh satu botol kecil obat yang dia racik untuk Leon. Khansa membuka tutup botol itu dan mengambil satu butir obat.


“Minum obat ini dulu?” ujar Khansa kepada Leon.


Leon menoleh dan menghindar. Biasanya dia meminum obat dengan patuh, ini pertama kalinya dia menolak minum obat.


“Mengapa tidak mau makan obat?” tanya Khansa dengan lembut seprti sedang membujuk bocah yang masih berusia lima tahun.


Leon mengulurkan tangannya untuk mengambil pil itu, lalu melemparkannya ke tempat sampah, “Percuma memakannya, aku hanya orang sakit.”


“Hei! Apa yang kau lakukan, mengapa membuang obatnya?”


Khansa ingin mengambil tempat sampah itu dan mencari obat yang tadi Leon buang. Namun, Leon meraih pinggang Khansa dan menariknya ke dalam pelukannya, “Seharusnya aku yang bertanya mengapa tanganmu mencari sampah?”


“Itu adalah obat. Jangan buang obatnya dan jangan menyerah,” jawab Khansa.


Leon melingkarkan lengannya di pinggang Khansa dan membawanya masuk ke mobil dengnan paksa ,” Aku tidak ingin minum obat hari ini, besok saja.”


Leon membawa Khansa Kembali ke rumahnya, setelah memastikan mengunci pintu barulah Leon melepaskan genggaman tangannya dari Khansa.


“Apa kau ingin mengunciku di sini?” tanya heran Khansa.


“Kau sedang dihukum, tidak boleh pergi kemana-mana tanpa seijinku,” jelas Leon.


“Hukuman macam apa ini?” tanya Khansa.


“Hukuman karena tidak patuh pada suami.” Jelas Leon lagi.


“Tidak patuh …” pikir Khansa.


“Tuan Muda Sebastian … bukankah aku sudah mengatakan apa yang terjadi sebenarnya. Aku hanya tidak tega membangunkanmu yang terlihat begitu nyeyak tertidur. Karena itu aku pergi sendiri, dan berniat segera Kembali pulang. Tapi siapa sangka hanya karena menolong seorang nenek malah membuatmu jadi marah seperti ini,” ujar Khansa dengan panjang lebar.


Ketika tadi Leon melihat Khansa Bersama pria yang lebih muda darinya, Leon merasa kecil hati. Pria muda itu terlihat tampan dan juga sehat. Sementara, dirinya adalah pria yang sedang sakit, karena hal ini jugalah yang membuat Leon bisa lebih mengendalikan diri terhadap tubuh Khansa , khawatir jika dirinya membuat Khansa hamil dan menurunkan sakitnya kepada bayi mereka.


Khansa melihat wajah Leon terlihat semakin sendu mendung, Khansa melangkah maju dengan malu-malu dan menarik tangan Leon, lalu memasukan dirinya ke dalam pelukan Leon,Khansa berkata sambil menepuk-nepuk punggung Leon,


“Ada apa? Apa kau takut aku meninggalkanmu?” tanya Khansa dengan sedikit rasa senang di hati melihat Leon yang sepertinya tadi tengah cemburu.


Leon membalas dengan pelukan yang lebih erat,


“Suamimu ini sakit, bahkan tidak memiliki keberanian menyentuhmu meski ingin. Aku ingin memberikanmu 100 bayi, berpikir jika gen milikku bisa saja merusak bayi-bayi kita maka aku dengan sangat keras untuk menahan diri agar tidak menyentuhmu,” jawab Leon dalam bisik lirihnya.


Khansa mendorong tubuh Leon lalu mendongak, menatapi wajah tampan suaminya itu. Khansa berjinjit lalu mengecupi wajah tampan suaminya itu seraya berkata , “Direktur Sebastian jika kau patuh minum obat, maka aku akan memberikan sepasang bayi kembar untukmu, bukan hanya satu pasang kembar tapi lebih dari satu pasang kembar juga maka aku akan bersedia,”


Mendengar perkataan manis Khansa, hati Leon pun langsung berbunga-bunga. Leon menundukan kepalanya dan mencium gadis kecil yang sedang dia peluk itu.


“Jadi kita impas,” ujar Khansa.


“Impas?” tanya Leon.


“Ya, kau menunggu aku bertumbuh besar dan aku menungu kau untuk sembuh,” ujar Khansa tersenyum.


“Jika begitu aku akan menjadi seperti yang kau pinta, tunggu aku sembuh saja tidak periu lagi menunggumu bertumbuh besar,” jawab Leon bernegosiasi.


“Hei, mengapa menjadi curang?” tanya manja Khansa.


“Bukan curang, hanya saja aku takut tidak bisa menahan lebih lama lagi,” jawab Leon sembari mengecupi daun telinga Khansa berkali-kali.


“kau mandilah, aku akan membuatkan sarapan!” ujar Khansa.


Dengan patuh Leon melangkahkan kakinya pergi mandi, setelah itu pergi sarapan Bersama dengan khansa. Leon berencana untuk pindah dari Villa Anggrek dan menempati rumahnya ini, “Bukankah menurutmu Nyonya rumah ini , seharusny sudah tinggal di sini?”


“Maksudmu aku?’ tanya Khansa.


“Ya siapa lagi … Apa menurutmu Yenny Isvara?”


tanya Leon sedikit mencandai landak kecilnya itu.


Mendengar Leon menyebut nama Yenny, sontak saja Khansa langsung menendang kaki Leon yang ada di bawah meja makan mereka, “Coba katakan sekali lagi!”


“Haisssh ini sakit …” jawab Leon sembari.


memegangi tulang kering yang tadi baru Khansa tending.


“Bercanda, aku cuma bercanda. Nyonya Sebastian jangan marah lagi,” bujuk leon sembari berdiri lalu merangkulkan lengangnya dari belakang dan menciumi puncak kepala Khansa.


“Tadi kau bilang Bibi Fida-mu sudah siuman?”


“Iya.” Jawab Khansa.


“jika begitu bagaimana nanti jika mengajalk Bibi Fida tinggal di Villa Anggrek, hitung-hitung bisa menemani nenek Sebastian nanti,” ujar Leon.


Berpikir percakapan waktu di rumah sakit dengan bibi Fida, maka Khansa merasa sebaikanya tidak. Semua belum jelas, jadi ada baikanya tidak membawa bibi Fida ke Villa Anggrek. Khawatir mengancam keselamatan nenek Sebastian.


“Kita bicarakan itu nanti saja, saat ini kesembuhan bibi Fida lebih diutamakan dulu,” jawab Khansa,


“Ikut mau Nyonya,” jawab Leon.


“Pintar sekali,” puji Khansa sembari mengulurkan tangannya dan mengusap-usap lembut kepala suaminya itu.


Di kediaman Isvara, Yenny tengah menunggu telpon dari Professor Lexa, dalam beberapa hari ini kediaman Isvara benar-benar kacau. Bahkan mereka hampir-hampir kehabisan bahan makanan untuk memberi makan semua penghuni kediaman Isvara.


Untuk mengatasi krisis keluarga ini, yenny langsung meminta bayaran di muka sebesar 50% untuk tanda jadi pembelian jurnal-jurnal medis ibunya Khansa. Professor Lexa jelas langsung saja membayarnya. Karena tidak ingin kehilangan jurnal penting itu. Jurnal tulisan tangan asli milik Stephanie.


Professor Lexa sangat mengenal siapa Stephanie, gadis medis jenius yang ketika berusia lima belas tahun sudah meraih pascadoktoral, gadis pengukir sejarah dalam dunia medis.


Bahkan Yenny Isvara pun mengakui kejeniusan Stephanie, ketika membaca buku jurnal itu. Betapa pun dia berkali-kali membaca jurnal medis itu. Namun, tidak bisa memahaminya secara keseluruhan, meski diakui memang karena adanya jurnal itulah yang membuat ilmu medis yenny menjadi berkembang pesat.


Fauzan tidak pulang berhari-hari. Sementara Maharani mengunci di kamar berhari-hari tidak keluar rumah. Karena para wartawan selalu mengikuti Maharani. Merasa sedang di rundung malu, maka Maharani lebih memilih tinggal di rumah saja, begitu pun dengan Yenny. Dalam beberapa hari ini, trending topik kembalikan dua kali lipat masih menjadi trending top pencarian di media sosial.

Bantu admin yah kak dengan klik ... biar admin semangat postnya


Klik ini untuk lanjut ke Bab Berikutnya


Bersambung

Novel ini merupakan Novel yang panjang dan mempunyai cerita yang sangat bangus dan seru untuk menemani anda di kala santai.ikuti kisah selanjutnya yah.



Posting Komentar untuk "Gadis Desa Pengantin Penganti Bab 118"