Gadis Desa Pengantin Penganti Bab 102
Admin kembali lagi dengan Novel yang sangat seru,Novel ini menceritakan seorang gadis Desa yang bernama Khansa yang di anggap wanita sial di desa tersebut,Novel ini berjudul “ Gadis Desa Pengantin Penganti ”
Hahaha Admin ga akan lanjut nanti di bilang spioiler lagi kita akan lanjut ke kisah Khansa yang sangat menguras perasaan dan Novel ini mempunyai jalan cerita yang panjang dan seru langsung saja kita menuju TKP….😘😘🥰
Bab 102
"Ke Dokter? Untuk apa?" Dania terkejut.
"Memeriksakan dirimu, Sayang." Daniel mencubit pelan dagu Dania.
"Aku? Tapi aku baik-baik saja, Mas. A-aku tidak sedang sakit, kok!" tolak Dania.
"Loh, katanya 'kan kakimu sedang sakit. Kita periksakan kakimu dan cari tahu apa penyebabnya." Daniel mencoba meyakinkan.
Dengan berat hati, Dania pun menganggukkan kepalanya. "Baiklah."
Sementara Daniel sedang asik berbincang bersama Sang Istri, Selly duduk sendirian di meja kosong dengan wajah menekuk. Ia meraih ponselnya kemudian mencoba menghubungi Bu Riska.
"Ya, Selly sayang."
"Bu, aku kesal!" keluh Selly.
"Kesal kenapa, Sayang?" Bu Riska yang sedang duduk bersantai di ruang utama bersama suaminya, menyandarkan kepala di dada bidang Om Tommy.
"Siapa, Sayang?" tanya Om Tommy dengan setengah berbisik di samping telinga Bu Riska.
"Selly."
"Kenapa dia?"
"Kesal katanya," jawab Bu Riska sambil tersenyum.
"Heeleh, paling dia kesal sama Daniel. Sudah biasa itu. Daniel 'kan memang suka jahil sama dia," ucap Om Tommy sembari tertawa pelan.
"Bu? Ibu masih di sana, 'kan?" tanya Selly karena mendadak di seberang telepon terdengar hening.
"Ya, Sell. Ibu masih di sini. Memangnya kamu kesal kenapa? Kesal sama Kak Daniel lagi?" sahut Bu Riska.
"Bukan, Bu. Kali ini bukan Kak Daniel yang bikin aku kesal. Tapi, Dania! Dania bikin aku kesal, Bu. Masa aku diusir hanya karena aroma jus sirsakku mengganggu penciumannya."
"Hah? Dania? Masa, sih?" Bu Riska tidak seolah percaya.
"Ya, Bu. Hari ini entah kenapa dia benar-benar menyebalkan. Semua orang dimarahi sama dia. Jangankan aku, Kak Daniel saja kena marah," ucap Selly lagi.
"Hah, Daniel kena marah juga?" Bu Riska terkekeh pelan. Namun, beberapa detik berikutnya Bu Riska menyunggingkan sebuah senyuman lebar. Ia memasang wajah semringah.
"Jangan-jangan Dania ...."
"Ya, Bu! Aku dan Kak Daniel juga sempat berpikir hal yang sama. Apa mungkin dia sedang hamil? Tapi ... emangnya orang hamil bisa begitu, ya? Marah-marah tanpa sebab yang jelas. Padahal 'kan Dania anak yang baik dan tidak pernah bikin kesal," celetuk Selly.
"Bisa, Selly. Bisa!" sahut Bu Riska dengan sangat antusias. "Dulu saat di awal-awal kehamilan ketika mengandung Dania, Ibu juga begitu. Ibu suka marah-marah tanpa alasan yang jelas. Bahkan tetangga yang tidak tahu menahu pun kena imbasnya. Untungnya mereka mengerti kalau saat itu mood Ibu benar-benar terganggu," jelas Bu Riska.
"Benarkah? Jadi, benar dong kalau saat ini Dania ... akhhh!" Selly memekik kegirangan. Ia berharap itu benar karena Selly pun sudah tidak sabar ingin punya keponakan yang imut-imut.
"Coba kamu ajak Daniel untuk memeriksakan Dania ke Dokter. Siapa tahu itu benar! Dan jika itu benar, maka Daniel harus bersiap menyetok kesabaran ekstra. Dania bisa menjadi lebih menyebalkan karena selain bawaan moodnya yang kurang baik, mungkin sifat pemarah Daniel pun akan ikut padanya," sambung Bu Riska sambil terkekeh pelan.
"Ah, Ibu benar. Serius deh, Bu. Hari ini Dania benar-benar berubah. Dia berubah menjadi gadis yang paling menyebalkan yang pernah aku temui. Tapi, setelah tahu apa yang terjadi padanya, aku rela kok, dibikin kesal olehnya," celetuk Selly sambil tersenyum lebar.
"Ya, sudah. Cepat suruh Daniel bawa dia cek ke Dokter. Nanti Ibu akan segera menyusul ke kediaman Daniel bersama Ayahmu," sambung Bu Riska yang tidak kalah senangnya.
"Ya, Bu. Baiklah." Selly pun segera memutuskan panggilannya.
"Kenapa, Sayang?" tanya Om Tommy. Ia penasaran setelah melihat reaksi Sang Istri yang terlihat begitu senang.
"Dania, Mas! Sepertinya Dania hamil dan itu artinya sebentar lagi aku akan punya cucu," sahut Bu Riska dengan sangat antusias. Ia begitu bahagia, bahkan saking bahagianya mata Bu Riska sampai berkaca-kaca.
"Cucu kita, Sayang. Kan Dania juga anakku. Akhirnya, sebentar lagi kita akan menjadi Kakek dan Nenek," sahut Om Tommy sembari mengecup lembut kening Bu Riska.
"Ya, semoga saja itu benar," jawabnya lagi.
Sementara itu di Cafe.
"Ayo, Selly! Apa kamu sudah selesai?" teriak Daniel kepada Selly yang berada di mejanya sendirian.
"Ya, tunggu sebentar." Selly pun bergegas menuju meja Dania dan Daniel.
"Selly, setelah ini aku dan Dania akan pergi ke Dokter untuk memeriksakan kondisi kakinya yang sakit. Apa kamu mau ikut?" tanya Daniel sambil mengedipkan matanya kepada Selly.
"Ya, Kak. Tentu saja aku ikut. Aku juga penasaran. Oh ya, tadi aku sempat menghubungi Ibu dan Ibu juga meminta Kakak untuk memeriksakan Dania ke Dokter," jawab Selly.
"Kamu bilang ke ibu bahwa aku sedang sakit kaki, Sell?" Dania tampak proses.
Selly mengangguk pelan.
"Dasar tukang ngadu!" kesal Dania sambil melangkahkan kakinya lebih dulu meninggalkan Daniel dan Selly di tempat itu. Sementara kedua orang itu hanya tersenyum melihat ekspresi kesal Dania.
Klik ini untuk lanjut ke Bab Berikutnya
Bersambung
Novel ini merupakan Novel yang panjang dan mempunyai cerita yang sangat bangus dan seru untuk menemani anda di kala santai.ikuti kisah selanjutnya yah.
Posting Komentar untuk "Gadis Desa Pengantin Penganti Bab 102"