Gadis Desa Pengantin Penganti Bab 101
Admin kembali lagi dengan Novel yang sangat seru,Novel ini menceritakan seorang gadis Desa yang bernama Khansa yang di anggap wanita sial di desa tersebut,Novel ini berjudul “ Gadis Desa Pengantin Penganti ”
Hahaha Admin ga akan lanjut nanti di bilang spioiler lagi kita akan lanjut ke kisah Khansa yang sangat menguras perasaan dan Novel ini mempunyai jalan cerita yang panjang dan seru langsung saja kita menuju TKP….😘😘🥰
Bab 101
"Hamil? Selly, kamu serius ada orang hamil yang seperti Dania?" tanya Daniel dengan sangat antusias.
Bagaimana tidak, lelaki itu memang sudah gatal ingin punya anak dan setelah mendengar celetukan Adik sepupunya itu, ia pun semakin bersemangat. Ya, walaupun itu masih belum tentu benar.
"Ehm, mungkin sih, Kak. Aku 'kan belum pernah hamil. Jangankan hamil, pacar aja gak punya," lirih Selly.
"Kok, mungkin sih, Sell! Ah, kamu ini," kesal Daniel.
"Coba aja Kakak tanya, dia udah dapet belum bulan ini." Selly mencoba memberi saran kepada Daniel.
"Kamu benar."
Kini tatapan Daniel tertuju pada Dania yang masih melangkah jauh di depannya. Masih dengan mulut yang mengoceh tidak jelas. Bahkan pengunjung lain pun tidak lepas dari perhatian wanita itu.
"Sayang!" panggil Daniel.
Dania menghentikan langkahnya kemudian berbalik menatap Daniel dan Selly yang berada jauh darinya.
"Kemarilah! Ada yang ingin aku bicarakan denganmu dan ini penting!"
"Kakiku sakit, Mas!" jawabnya dengan wajah memelas.
Daniel dan Selly saling tatap dengan wajah heran. Baru saja wanita itu berjalan dengan penuh semangat dan sekarang tiba-tiba mengaku bahwa kakinya sakit lagi.
"Ck! Dasar," gumam Daniel sembari melangkah menghampiri Dania yang masih mematung di tempatnya berdiri. Dania tersenyum lebar saat Daniel datang kepadanya. Setelah berada di hadapan Dania, Daniel membalikkan badannya kemudian berjongkok dengan posisi membelakangi wanita itu.
"Naiklah, biar aku gendong!"
Dania senang bukan main. Ia segera mengalungkan tangannya ke pundak Daniel dan menempelkan tubuhnya layaknya anak kecil yang sedang digendong oleh Sang Ayah.
"Sekarang kita mau kemana?" tanya Dania di samping telinga Daniel.
"Kita beristirahat dulu. Mungkin kita bisa memesan minuman di cafe itu?" Daniel menunjuk sebuah Mini Cafe yang ada di dalam Mall tersebut.
"Boleh, lagi pula aku juga sangat haus."
Sementara Daniel menggendong Dania sembari berjalan menuju Cafe tersebut, Selly mengikuti mereka dari belakang.
"Duduklah, Sayang." Daniel melepaskan Dania dengan sangat hati-hati.
Ia takut apa yang dikatakan oleh Selly benar. Jika wanita itu hamil, itu artinya ada generasi penerusnya di dalam rahim Dania dan dia harus menjaganya dengan sangat hati-hati.
Daniel menarik sebuah kursi dan mempersilakan Dania untuk duduk di sana. Setelah Dania duduk, ia pun segera menyusul dan duduk tepat di sebelahnya. Tidak berselang lama, seorang waitress menghampiri mereka dan menanyakan apa yang ingin mereka pesan. L
"Jadi, kalian mau pesan apa?" tanya Daniel kepada kedua wanita itu.
"Aku pesan jus sirsak aja, Kak." Selly yang paling semangat menyampaikan keinginannya.
"Kamu, Sayang?"
Dania terdiam sejenak sambil memikirkan minuman apa yang enak untuk di seruput siang-siang begini. "Sepertinya aku ingin jus mangga. Eh, tapi kulit mangganya harus berwarna orange sempurna, ya! Sempurna, tanpa ada bercak hitam sedikitpun!" sahut Dania kepada waitress.
Waitress itu tersenyum kecut sambil menganggukkan kepalanya. Sementara Daniel kembali terkekeh mendengar permintaan aneh Sang Istri.
"Turuti saja keinginannya. Berapa pun harganya pasti akan aku bayar, selama istriku puas," ucap Daniel.
"Baik, Tuan." Sang Waitress pun mengangguk pelan.
"Dan aku pesan kopi manis saja."
Setelah mencatat semua pesanan mereka, waitress pun segera pergi dan membuatkan minuman tersebut. Tidak butuh waktu lama waitress itu datang lagi dengan membawa minuman yang sudah mereka pesan.
"Ini minumannya, Nona, Tuan. Selamat menikmati."
"Terima kasih," sahut Selly.
Sementara Dania terdiam sambil mengendus jus sirsak milik Selly. Selly tampak bingung dan terus memperhatikan wanita itu. "Kamu kenapa, Dania? Ada yang aneh pada minumanku?"
"Hoeek!" Mata Dania berair karena menahan rasa mual dari dalam perutnya setelah mencium aroma jus sirsak milik Selly.
"Sell, maaf. Tapi, sebaiknya kamu bawa jus sirsakmu ke meja lain. Aku tidak tahan sama baunya!" ucap Dania sambil menutup hidungnya dan wajahnya pun tampak masam saat itu.
"Ih, jus sirsak ku enak kok, Dania. Ya 'kan, Kak?" Selly minta pembelaan kepada Daniel, tetapi sayangnya Daniel malah lebih memilih membela Sang Isteri.
"Sudah, turuti saja. Tuh, masih ada meja kosong." Daniel menunjuk sebuah meja kosong yang letaknya cukup jauh dari meja mereka.
"Astaga, Kak Daniel! Kakak memang tidak adil!" kesal Selly sembari membawa minumannya ke meja kosong tersebut.
Sepeninggal Selly.
"Sayang, boleh aku bertanya sesuatu?" Daniel memperhatikan Dania yang sedang asik menikmati jus mangganya.
"Hmmm!" Saking asiknya menikmati jus mangga tersebut, Dania hanya menjawab pertanyaan Daniel dengan bergumam.
"Apa kamu sudah mendapat tamu bulanan?"
Dania menghentikan aksinya. Ia terdiam sejenak sambil menatap Sang Suami. "Memangnya kenapa, Mas?"
"Perasaan belum, 'kan? Soalnya tiap malam kita cetak gol terus." Daniel melirik Dania dengan sudut matanya sambil tersenyum aneh.
"Nah, Mas udah tau. Kenapa malah bertanya lagi," sahut Dania yang kemudian kembali menyeruput minumannya.
"Tepat sekali. Sebaiknya kita segera ke Dokter!" ucap Daniel dengan penuh semangat.
Klik ini untuk lanjut ke Bab Berikutnya
Bersambung
Novel ini merupakan Novel yang panjang dan mempunyai cerita yang sangat bangus dan seru untuk menemani anda di kala santai.ikuti kisah selanjutnya yah.
Posting Komentar untuk "Gadis Desa Pengantin Penganti Bab 101"