Gadis Desa Pengantin Penganti Bab 7

 Admin kembali lagi dengan Novel yang sangat seru,Novel ini menceritakan seorang gadis Desa yang bernama Khansa yang di anggap wanita sial di desa tersebut,Novel ini berjudul “ Gadis Desa Pengantin Penganti ”


Hahaha Admin ga akan lanjut nanti di bilang spioiler lagi kita akan lanjut ke kisah Khansa yang sangat menguras perasaan dan Novel ini mempunyai jalan cerita yang panjang dan  seru langsung saja kita menuju TKP….😘😘🥰


BAB 7 : KODE


Tatapan Leon tertuju pada bibir merahnya Khansa,  seolah-olah sedang memberikan kode bahwa cara terbaik bagi seorang wanita untuk berterima kasih kepada pria adalah dengan sebuah ciuman.


Jantung Khansa berdegup kencang, daun telinganya yang putih sudah berubah  memerah. “Sudah ah, tak mau tahu lagi.”


"Tak usah jelaskan lagi," tukas Khansa lagi dengan wajah memerah. 


Setelah mengatakannya, Khansa malah menoleh ke luar jendela dan tidak memedulikan Leon lagi, dan lebih memilih melihat pemandangan dari balik jendela mobil mini cooper milik Leon itu.


Leon menatap sikap Khansa yang menghindar,  istrinya ini adalah gadis yang cerdas, gesit, mandiri, dan  tidak suka bergantung pada orang, juga enggan mempercayakan ketulusan hatinya kepada orang lain dengan begitu mudah, tapi seorang gadis berusia sembilan belas tahun tak lain hanya seperti selembar kertas kosong dalam soal perasaan dan tidak bisa menahan godaan dari seorang pria.


Mobil mewah tersebut berhenti di lampu merah, Khansa menyandarkan diri di jendela lalu membetulkan duduknya ketika  melihat toko kue paling terkenal di kota Palembang.


“Mau makan kue?” terdengar suara berat Leon bertanya. 


Sorot mata Khansa terlihat sedih, dia berkata dengan pelan. “Dulu Ibuku sering bawa aku untuk beli kue di toko itu.”


Leon memutar setirnya dan berhenti di tepi jalan. “Kalau mau ya beli sana!”


……..


Toko kue ini merupakan kenangan yang sangat indah bagi Khansa, kenangan tentang ibunya kembali berkelebat di ingatan Khansa. Dia sudah sepuluh tahun tidak kemari, dia ingat waktu masih kecil Ibunya sering membawanya kemari untuk membeli kue kesukaannya, seketika saja matanya memerah, dia tidak ingin Leon melihatnya menangis, jadi dia pergi ke toilet, menangis sedikit di toilet, Khansa mencuci wajahnya sambil menatapi wajahnya di cermin.  Lalu sedikit menepuk-nepuk wajahnya agar berhenti menangis. Menghela nafas panjang, lalu keluar dari toilet.


Leon pun masuk ke dalam toko kue untuk membelikan Khansa kue. Sedangkan, Jihan dan sahabatnya, Jane Gautama, kebetulan juga berada di dalam toko kue tersebut. Keduanya masih menertawakan perihal Khansa memelihara sugar baby, dan juga menghina sugar baby itu habis-habisan


"Wanita kampung itu memang benaran deh, tinggal di desa selama ini. Sekalinya ke kota malah menjadi liar," tukas Jihan menghina Khansa.


Tepat ketika percakapan mereka sedang panas-panasnya, Jihan melihat Leon yang berjalan masuk ke toko kue. Leon adalah tipe ideal Jihan, dari suara hingga tampangnya dan juga bentuk tubuhnya yang terlihat sangat macho itu.Jihan tergila-gila pada Leon.


Jane masih berada pada topik barusan, dia bertanya kepada Jihan dengan nada pelan, apa mungkin tampang sugar baby Khansa seperti ini. "Eh apa tampangnya kira-kira setampan itukah?" tukas Jane seraya menunjuk ke arah Leon.


Jihan, "…"


Jihan amat tidak bersedia kalau pria yang disukainya menjadi sugar baby orang, dia membantah perkataan Jane. “Apaan sih!” Jihan memelototi Jane. “Orang kampungan kayak Khansa pasti ya sugar babynya juga orang murahan, udah jelek, gendut lagi, kalau dia punya sugar baby kayak gini, aku bakal panggil dia Nenek!” cibirnya.


Kue yang Leon inginkan sudah habis, kue terakhir telah terjual. Staf toko memberitahu Leon bahwa kue yang ingin dia beli telah dibeli oleh Jihan yang berada di sebelah. "Maaf Tuan! sayang sekali kue ini telah dipesan oleh Nona ini," ujar pelayan tersebut.


Jihan yang mendengar perkataan pelayan toko tersebut berpikir akan menggunakan kesempatan ini untuk  memanfaatkan agar bisa mengobrol dengan Leon,  Jihan mendekati Leon dengan genitnya lalu dia mengatakan bisa memberikan kuenya kepada Leon, jika dia menginginkannya.


Leon ini orang yang statusnya seperti apa, jika dia mau bisa saja dia membeli toko kue ini, jadi menerima barang bekas tidak pernah ada di kamusnya. Semua yang dimilikinya haruslah barang baru, orang lain yang menyentuhnya duluan mana boleh begitu.


Leon tidak menggubris godaan Jihan, sebagai gantinya dia mengeluarkan kartu black gold miliknya yang tertera nama keluarga kepada staf toko, dia meminta tolong kepada staf untuk membuatkan satu kue lagi. "Buatkan lagi satu yang baru, tidak pakai lama!" 


Staf toko melihat nama keluarga itu, dan malah tertegun seperti orang yang baru sadar dari pingsan, tidak ada yang tidak mengenal keluarga Sebastian di kota Palembang ini, dengan cepat dia segera saja meminta bagian dapur untuk membuatkan kue.


"Baik Tuan! Kami akan membuatnya dengan cepat," jawab pelayan toko tersebut dengan suara sedikit panik.


Jihan merasa sangat marah karena diabaikan, tapi dia juga terkejut mengapa staf toko bisa memenuhi keinginan pria ini.


Dirinya dan Jane  adalah pelanggan VVIP di toko ini, tapi tidak pernah ada layanan yabg  seperti dia lihat ini. Jihan semakin merasa kalau pria ini adalah pria sempurna yang dia inginkan untuk jadi pendampingnya, Jihan mulai berpikir licik. Dia menarik sedikit gaunnya dan menunjukkan lekukan yang menggoda, lalu pura-pura pingsan.


Namun, hal di luar dugaan terjadi. Leon tidak menangkap dirinya, melainkan menghindar ke sisi lain sehingga Jihan terjatuh langsung ke lantai. Pas sekali Khansa keluar dari toilet, Khansa terkejut melihat Jihan yang seakaan sedang berpose berlutut di depannya,  dia bertanya kepada Jihan kenapa memberi hormat begitu besar padanya sambil tertawa meledek.


Jihan bangun, dia bertanya pada Khansa dengan heran kenapa dia bisa ada di sini, jihan berpikir jika sesuai dengan rencana ibunya. "Seharusnya Khansa berada di atas ranjang Pak Arman sekarang," gumam  Jihan dalam hati.


"Ini kenapa gadis kampung ini malah ada disini!"  pikir Jihan lagi sambil menatap sinis tak kepada Khansa. 


Leon menghampiri dan merangkul pinggang Khansa dengan romantisnya, lalu bertanya kenapa Khansa begitu lama. "Kenapa lama sekali didalam, aku sudah memesankan kue spesial untukmu lho," ungkap Leon. 


"Benarkah?" tanya manja Khansa. 


"Bukakah tadi bilang mau makan kue,"  ujar Leon seraya mencubit manis dagu Khansa.


"Kau ini … manis sekali," sahut Khansa dengan nada suara manja. 


Leon pun memasukan jari-jari tangannya ke jari tangan Khansa dan menggenggamnya erat sambil tersenyum senang, seakaan mereka berdua ini sedang di mabuk cinta berat.


Melihat kemesraan mereka, Jihan dan Jane menarik nafas, Khansa dan pria ini? Pikir Jihan iri dan mengkesal, “Hei Khansa! Siapa dia?” tanya Jihan segera.


Khansa mengangkat sudut bibirnya, “Bukannya kamu yang bilang dia sugar babyku?”


Mendengar jawaban Khansa, maka Jihan jadi salah tingkah malu sendiri, karena tadi sudah mengatakan kepada Jane bahwa sugar baby  khansa adalah seorang pria yang gendut, botak dan sangat jelek.


Khansa sengaja menekankan perkataanya itu di depan Leon. Karena tidak ingin Leon salah paham atas tudingan Maharani tadi ketika di rumahnya, tudingan yang menuduh Leon adalah pria simpanan Khansa.


Klik ini untuk lanjut ke Bab Berikutnya


Bersambung

Novel ini merupakan Novel yang panjang dan mempunyai cerita yang sangat bangus dan seru untuk menemani anda di kala santai.ikuti kisah selanjutnya yah.


Posting Komentar untuk "Gadis Desa Pengantin Penganti Bab 7"