Gadis Desa Pengantin Penganti Bab 46

 Admin kembali lagi dengan Novel yang sangat seru,Novel ini menceritakan seorang gadis Desa yang bernama Khansa yang di anggap wanita sial di desa tersebut,Novel ini berjudul “ Gadis Desa Pengantin Penganti ”


Hahaha Admin ga akan lanjut nanti di bilang spioiler lagi kita akan lanjut ke kisah Khansa yang sangat menguras perasaan dan Novel ini mempunyai jalan cerita yang panjang dan  seru langsung saja kita menuju TKP….😘😘🥰


BAB 46 : RENCANA LICIK


Semua orang pun membubarkan diri, tidak berkerumun lagi,  ketka  mellihat Fauzan membantu Jane berdiri, “bangunlah!”


“Apa kau baru saja bertengkar?” tanya Fauzan.


Jane hanya mengangguk sambil terisak menangis,  Fauzan memapah Jane,  lalu meminta Jane untuk membersihkan diri di kamar hotel yang dipesan oleh Fauzan, “Ini kuncinya, pergilah ke kamar presidensial suite yang telah aku pesan,”


“Terima kasih Tuan Isvara,” jawab sopan Jane.


Setelah Fauzan memberikan kunci kamarnyaa, Fauzan pun pergi menghadiri perjamuan makan bisnis bersama kolega-kolega bisnisnya. Jane merasa Fauzan tidak banyak bicara dan sopan serta berkharisma. Jane pun  pergi ke kamar presiden suite itu. Kamar presiden suite ini memiliki lift pribadi.


“Liftnya benar-benar terlihat mewah,” gumam Jane.


Begitu pintu lift terbuka, Jane lebih terkejut lagi melihat pemandangan yang ditangkap oleh kedua matanya itu, kesedihan yang tadi dia rasakan karena perlakuan Jihan, sedikit terobati dengan melihat kemewahan di depan matanya ini.


Kamar presiden suite ini dilengkapi dengan ruang tamu besar  dan ada grand piano yang di letakan di tengah-tengah ruangan.


Tak ketinggalan akses langsung menuju teras di rooftop. Kamar presiden suite ini begitu megah, Desain arsitekturnya mengusung tema Mediterania dengan interior bernuansa kontemporer.


“Ini indah sekali,” gumam Jane sambil berjalan ke sana kemari menatapi keindahan kamar yang Fauzan sewa.


Kamar Presidential Suite ini terdiri dari dua kamar tidur yang dilengkapi gudang anggur pribadi, fasilitas dapur, ruang makan, taman. Jane dengan wajah senang kagum memasuki kamar utama, dan mencoba berbaring di ranjang tersebut.


“Benar-benar empuk dan nyaman,” gumam Jane sambil tertawa.


Jane melirik ke arah samping, sebuah gantungan jas pakaian ada di letakan di sudut kamar itu. Terlihat sebuah jas yang rapih licin berwarna hitam tengah tergantung disana. Jane pun bangkit dari ranjang dan melangkah ke arah jas tersebut.


Jane memegang jas tersebut, merasakan kelembutan bahan jas tersebut di tanganya lalu mencium aroma wangi yang menyegarkan dari jas tersebut.  Jas itu memang terlihat sangat rapi, dan bersih.


“Ini pasti jas tuan Isvara.” ujar Jane seraya menciumi arom maskulin dari jas tersebut.


Jane mengamati detail kamar mewah ini, Kamar yang  didominasi oleh warna putih dan salem,  dengan beragam corak pada furnitur.


Dipadu dengan koridor panjang, lampu gantung, dan jendela-jendela besar, ini menambah tampak kemewahan dan rasa nyaman tingkat tinggi.


Jane pun keluar dari kamar Fauzan lalu, masuk Ke kamar yang satunya lagi.


Jane belum pernah tinggal di kamar presiden suite seperti ini, tak berapa lama sekretaris Fauzan datang dan mengantarkan gaun branded.


Jane pun langsung saja membersihkan diri dan memakai gaun branded yang diantarkan sekretaris Fauzan ke sana setelah selesai mandi. Jane berkaca dan mengagumi kecantikan dirinya sendiri, lalu benci karena terlahir di keluarga miskin.


“Aku adalah wanita yang cantik, tapi nasibku sangat buruk terlahir di keluarga miskin,” gumam Jane merutuki dirinya sendiri.


“Menjadi orang kaya memang benar-benar enak,” gumam Jane sembari mematut-matut dirinya di depan kaca.


“Jika saja aku bisa memiliki semua kemewahan ini,” pikir Jane.


Jane teringat dengan perawakan fauzan tadi Ketika menolongnya, “Sebenarnya juga tuan Fauzan cukup tampan, meski sudah tidak muda lagi,” pikir Jane lagi.


Jane teringat perlakuan Jihan tadi yang benar-benar mempermalukannya, lalu mengingt keluarganya yang miskin, benar-benar membuat Jane merasa tidak puas atas kehidupannya itu.


Pikiran nakal dan pikiran licik Jane pun mulai menjalari otaknya yang kecil itu, yang hanya sanggup menampung pemikiran licik dan jahat. Jane memutuskan mau memiliki Fauzan dan menjadi ibu tiri Jihan dan Khansa.


Darah Jane bergejolak saat memikirkan hal ini, “Lihat saja! Bagaimana jika nanti jka aku menjadi ibu tiri kalian, akan aku pastikan untuk menginjak-nginjak kalian seperti keset,” ancam Jane.


Melihat kemewahan di depan mata seperti ini ini , benar-benar membuat rasa takut dan rasa malu Jane pergi menghilang entah kemana, bahkan dirinya pun sudah menyiapkan hati jika harus berhadapan dengan Maharani, si ratu film. Bagi Jane saat ini, kemewahan adalah prioritas utamanya.


“Aku akan menggunakan kesempatan ini, membuat nasi menjadi bubur,” pikir licik Jane.


“Meski tidak bisa menjadi istri sah, jika hanya menjadi selir pun sepertinya kehidupan aku akan terjamin mewah,” gumam Jane sambil berpikir dalam-dalam dan sambil merapihkan rambut panjangnya itu.


“Baiklah begitu saja, malam ini aku harus bisa naik ke ranjang Tuan Fauzan,” ujar Jane membulatkan tekadnya demi bisa mendapatkan kemewahan yang dia idam-idamkan selama ini, tanpa harus bekerja keras, bersusah payah.


Jika bersama Fauzan. maka dia bisa mendapatkan barang branded yang baru, bukan barang sisaan dari Jihan. Maka sudah pasti Jane tidak akan membuang kesempatan emas ini.


Jane pun menggunakan fasilitas pelayan pribadi yang diberikan dari hotel, Jane meminta beberapa produk kosmetik dan juga parfum yang bisa meninggkatkan ga*rah ****, wangi yang menggoda.


Jane sudah benar-benar bertekad untuk menjadi ibu tiri Jihan dan khansa, selain bisa membalas dendam, Jane juga memikirkan tentang kemewahan yang akan dia dapatkan dari Fauzan. Menjadi bagian dari keluarga Isvara, adalah sesuatu yang tidak buruk bagi Jane, meski menjadi wanita simpanan Fauzan.


Jane sudah duduk manis menunggu kedatangan Fauzan, Jane menciumi aroma tubuhnya lagi, wangi parfum yang menggoda tengah dibubuhi di beberapa bagian tubuhnya.


“Tuan Fauzan, malam ini aku akan memberikanmu pelayanan terbaik,” gumam jane sambil tersenyum licik.



Fauzan pulang ke kamar presiden suite setelah selesai dari perjamuan bisnis. Fauzan mabuk dan langsung terkapar di atas ranjang. Fauzan tidak menjawab telepon dari Maharani, lalu malah mengeluarkan dompet untuk memandangi foto ibu Khansa, Stephanie.


Pandangan Fauzan penuh rasa cinta teringat Ketika dulu Stephanie ada di sisinya. Tidak hanya wajah Stephanie yang cantik, yang  bisa  membuat Fauzan jatuh cinta pada pandangan pertama ketika dia melihat Stephanie perempuan yang ceria. Hanya memerlukan waktu tujuh detik, senyuman Stephanie yang ceria bisa membuat Fauzan jatuh cinta pada pandangan pertama.


Jantung Fauzan berdegup dengan kencang Ketika membayangkan Stephanie tersenyum kepadanya,”Aku merindukanmu,” gumam Fauzan merengek seperti anak  berusia lima tahun.


Jane memperhatikan postur tubuh Fauzan yang sedang berbaring di ranjang besar di kamar presidensial suite tersebut, merasa tubuh fauzan cukup menggoda juga. Jane membenarkan gaun yang dipakainya itu , lalu berjalan perlahan ke arah Fauzan.


Jane duduk di sisi ranjang dan perlahan menaikan tubuhnya ke atas ranjang besar itu.  Fauzan mengusap setiap inchi dari foto Stephanie dengan penuh kasih sayang, dan bergumam, “Steph… Steph…”


Saat ini Fauzan merasakan ada tangan yang hangat sedang menyentuh dirinya. Fauzan menahan tangan itu, “Siapa?”


Klik ini untuk lanjut ke Bab Berikutnya


Bersambung

Novel ini merupakan Novel yang panjang dan mempunyai cerita yang sangat bangus dan seru untuk menemani anda di kala santai.ikuti kisah selanjutnya yah.



Posting Komentar untuk "Gadis Desa Pengantin Penganti Bab 46"