Gadis Desa Pengantin Penganti Bab 40

Admin kembali lagi dengan Novel yang sangat seru,Novel ini menceritakan seorang gadis Desa yang bernama Khansa yang di anggap wanita sial di desa tersebut,Novel ini berjudul “ Gadis Desa Pengantin Penganti ”


Hahaha Admin ga akan lanjut nanti di bilang spioiler lagi kita akan lanjut ke kisah Khansa yang sangat menguras perasaan dan Novel ini mempunyai jalan cerita yang panjang dan  seru langsung saja kita menuju TKP….😘😘🥰


BAB 40: COSPLAY


“Untuk diperlihatkan padaku, ya?” ujar Leon.


Khansa masih tercengang, "Astaga, apa ini yang sedang aku pakai," gumam pelan Khansa seraya manepuk pipinya dengan kedua tangannya.


Rupanya dirinya tanpa sadar memilih pakaian cosplay, yang  biasanya dipakai untuk tema-tema dalam berhubungan intim.


Khansa menoleh lagi ke arah Leon, masih melihat Leon sedang menatapinya. Wajah Khansa pun memerah padam, rasanya ingin sekali membenamkan diri di dalam bath up lagi.


Jika Khansa tidak suka dengan apa yang dipakainya, maka Leon sebaliknya. Sangat menyukai apa yang sedang ditatapnya itu.


Bahkan jika memandangi Khansa tanpa sehelai benang kain pun itu sangat dianjurkan dan diperbolehkan.


"I-ini … kau sengaja ya memilihkan ini kan? Dan meletakannya di dalam lemari?" tanya Khansa dengan serius.


"Tinggi sekali percaya dirimu itu," jawab Leon sambil menyeringai.


"Jika bukan kau lalu siapa?" tanya kesal Khansa.


"Menurutmu?" tanya balik Leon sambil bersedekap. 


"Oh ya Tuhan! Nenek," ungkap Khansa.


Khansa mengira Leon sengaja menyiapkan pakaian ini di dalam lemari, rupanya isi lemari disiapkan oleh Nenek Sebastian. Khansa pun menghela nafas berat.


Saat tadi Nenek Sebastian tahu Leon belum  pulang dan segera saja  meminta paman Indra menjalankan rencananya dengan cepat.


Paman Indra mengerahkan lebih dari satu pelayan untuk mengosongkan isi lemari  dan menggantinya dengan pakaian tidur bermodel seksi itu.


Sedang bertengkar dengan Khansa, dan baru saja sampai rumah, Leon mana ada waktu untuk curiga pada nenek sebastian dan Paman Indra.


Leon langsung saja pergi menuju kamarnya ketika sampai di Villa Anggrek. Dan akhirnya rencana Nenek Sebastian berhasil dijalankan, Khansa memakai baju tidur seksi di depan Leon.


"kau berhenti di situ, jangan lihat!" pekik Khansa.


"Cepat berbalik!" ujar Khansa lagi.


"Dasar gadis aneh," gumam Leon.


"Hissh, nenek ini ya. Benar-benar berjiwa muda lebih dari aku," gumam Khansa masih dengan sedikit tidak percaya.



Tidak lama kemudian, Leon pergi masuk ke kamar mandi dan membersihkan diri. Lalu Leon duduk di sofa untuk membaca file pekerjaannya, namun sulit berkonsentrasi.


Khansa masih sibuk dengan Flash yang tidak ingin turun dari pangkuannya, Khansa membelai lembut Flash agar segera tertidur.


Karena sudah merasa kenyang dan juga karena tangan dewi Khansa yang membelai begitu lembut, maka Flash pun tertidur dengan pulas.


Khansa berpikir untuk segera mencari pakaian lain. Mana mungkin memakai baju ini lalu tidur seranjang dengan Leon, itu  sama saja seperti  tidur  seranjang dengan harimau benggala dewasa, predator paling tinggi dan berbahaya. 


Leon mendongak dan melihat Khansa sedang mau pergi mengganti pakaian, tiba-tiba Leon merasa setiap gerakan Khansa menjadi sangat indah, Leon pun menelan salivanya, napasnya sudah mulai tidak beraturan.


Leon memejamkan matanya dan menggigit ujung bibirnya, Leon berusah mengembalikan kefokusannya dan Leon menarik pandangannya kembali. Memaksakan diri untuk fokus dengan file ditangannya, tapi Leon tidak bisa fokus dengan satu huruf pun.


"Ah aku payah sekali," pikir Leon.


"Astaga …" gumam pelan Leon yang sudah


mencoba menahan namun sungguh tingkat kesulitan kali ini terasa berlipat-lipat kesukarannya.


"Sial …" gumam Leon sambil meletakan berkas-berkas pekerjaannya di meja. 


Khansa masih belum sampai di lemari untuk mengambil baju ganti, Leon sudah sampai di punggung Khansa dan menarik tangan Khansa.


Melihat kulit putih mulus Khansa, benar-benar membuat Leon seperti baru saja melepaskan otaknya dan meninggalkannya entah di mana. Yang jelas Leon adalah laki-laki normal.


"Kau mau apa?" tanya Khansa terkejut, karena melihat kedua tangan kekar Leon sudah ada di pinggulnya.


Hati Khansa juga merasa berdegup kencang, karena berdekatan dengan pinggang kekar milik Leon. Keduanya terlihat sedang saling menggoda.


Merasakan embusan nafas Leon lagi, maka itu seperti melumpuhkan sendi-sendi syaraf di seluruh tubuh Khansa.


"Bisa lepaskan aku tidak!" pinta Khansa dengan suara lembut.


Namun Leon tidak bergerak sama sekali, terlihat tidak ingin melepaskan tubuh Khansa. Melihat istri sedang begitu menggemaskan seperti ini, benar-benar mematahkan sayap malaikat Leon yang selama ini menaungi dirinya untuk bisa bertahan dari godaan imut Khansa.


"Kenapa? Masih belum terbiasa dengan aku?" tanya Leon.


"Aku memikirkanmu berkali-kali dalam sehari, ketika aku sedang sendiri, ketika aku sedang bersama orang lain. Namun sepertinya kau tidak merasakan hal yang sama," pikir Leon. 


Karena gerakan sederhana tadi, Benar-benar membangkitkan semangat Leon menjadi berlipat-lipat untuk berani seperti itu kepada Khansa.


Padahal gerakan Khansa itu sederhana sekali. Namun, karena Khansa memakai warna merah, ini sungguh langsung menarik kefokusan Leon.


Pria cenderung mengajak wanita berbaju merah untuk berkencan, dibandingkan dengan wanita berbaju putih.


Karena pria telah terbiasa mengasosiasikan warna merah dengan ketertarikan seksual sejak 10.000 tahun sebelum masehi. Warna merah pada saat itu berkaitan dengan warna bibir dan warna wajah ketika senang atau bergairah.


"Aku merasa tidak nyaman!" Jelas Khansa.


Leon masih terdiam dan berpikir lagi, "kita berdua memiliki satu kesamaan, saat ini kita sama-sama sedang berlari. Aku berlari mengejarmu dan kau berlari menjauhi aku."


"Apa kau selalu berpikir ingin lari dari aku, selalu menolak aku," bisik Leon di telinga Khansa.


"I-ni kau kenapa? Hari ini bersikap aneh?" tanya Khansa.


Leon hanya terdiam, karena merasakan sentuhan antar kulit dan menciumi wangi aroma tubuh Khansa, aroma yang sangat Leon sukai.


Leon merasa ingin bisa menghentikan waktu, ingin terus memeluk Khansa seperti saat ini.


"Aku ingin kau merindu aku, aku ingin kau kejar aku, lalu aku akan acuh tak acuh, agar kau tahu rasanya menjadi aku," ingin Leon dalam hati.


"Kenapa kau selalu saja berpikir untuk jauh dari aku?" tanya Leon dengan suara baritonnya.


"Sebenarnya aku tidak ingin menghindarimu," jawab Khansa dalam hati.


Pertanyaan Leon, sukses membuat Khansa tidak bergerak lagi untuk melawan. Merasakan Khansa terdiam


Leon meneruskan perkataannya, "Aku hanya ingin kau mengingat lagi perkataanku ini! Jika kau membutuhkan seseorang untuk diajak bicara, aku ada di sini."


"Jika kau memerlukan bantuan, maka aku ada di sini," jelas Leon lagi.


Mendengar perkataan Leon, hati Khansa seperti baru saja melewati puncak gunung dan membuat jiwanya seperti membumbung ke cakrawala. Merasa tersanjung, tapi juga masih merasa enggan untuk dekat.


Apa yang telah dilakukan Fauzan Isvara dan juga Hendra benar-benar meninggalkan bekas yang mematikan bagi hati Khansa. Membuat Khansa enggan membuka hati kepada pria.


Leon merasa semakin tergila gila Rambut Khansa yang hitam juga nampak berkilau ketika dipadu padankan dengan warna merah, juga kulit putih Khansa semakin terlihat putih.


Ditambah lagi melihat mimik wajah dan gerakan Khansa saat ini, benar-benar sebuah godaan besar bagi Leon.


Klik ini untuk lanjut ke Bab Berikutnya


Bersambung

Novel ini merupakan Novel yang panjang dan mempunyai cerita yang sangat bangus dan seru untuk menemani anda di kala santai.ikuti kisah selanjutnya yah.



 

Posting Komentar untuk "Gadis Desa Pengantin Penganti Bab 40"