Gadis Desa Pengantin Penganti Bab 39

 Admin kembali lagi dengan Novel yang sangat seru,Novel ini menceritakan seorang gadis Desa yang bernama Khansa yang di anggap wanita sial di desa tersebut,Novel ini berjudul “ Gadis Desa Pengantin Penganti ”


Hahaha Admin ga akan lanjut nanti di bilang spioiler lagi kita akan lanjut ke kisah Khansa yang sangat menguras perasaan dan Novel ini mempunyai jalan cerita yang panjang dan  seru langsung saja kita menuju TKP….😘😘🥰


BAB 39: FLASH


Kini Khansa telah menikah ke Vila Anggrek, baru tinggal sebentar di sini Khansa menyadari suatu hal yang tidak dirinya miliki dari hubungan Leon dan Nenek Sebastian, yaitu kehangatan keluarga yang sebenarnya, terbersit sedikir rasa iri di hati Khansa melihat cerminan beda antara keluarga Sebastian dan juga keluarga Isvara.


Setiap keluarga memiliki banyak kisah dan makna tersendiri. Baik kisah bahagia maupun kisah yang berurai air mata.


Kisah tentang orangtua, saudara, atau kerabat dalam keluarga. Ada makna dan pelajaran yang bisa dipetik dari setiap kisah yang dimiliki dalam keluarga.


Khansa meski pun terbilang muda sudah sangat baik belajar makna dari sebuah kisah keluarga yang berurai air mata, "Tidak semua yang memiliki ikatan darah akan berlaku baik kepadamu," pikir Khansa.


Keluarga yang baik dimulai dengan cinta, dibangun dengan kasih sayang, dan dipelihara dengan kesetiaan, dan ayahnya sudah menghancurkan tatanan keluarga harmonis mereka ketika ayahnya menjadikan Maharani sebagai selirnya, dan malah mengasingkannya untuk tinggal di Desa, bukan hanya setahun dua tahun, bahkan sampai Khansa beranjak dewasa.


Barulah dipanggil kembali, ini pun karena mereka ingin menjadikan Khansa sebagai pengantin pengganti untuk keluarga Sebastian. Namun, Khansa tetap bersykur karena hal itu, membuatnya menjadi lebih tangguh dibanding gadis-gadis seusianya, yang hanya tahu berfoya-foya dan bersenang-senang, seperti Jihan dan juga Jane Gautama.


Melihat Khansa masih terlihat begitu lelah dan nampak bersedih hati, maka Nenek tidak ingin memperpanjang diskusinya. Nenek Sebastian meminta Khansa untuk segera pergi beristirahat.


"Jangan terlalu lelah," nasehat Nenek Sebastian sambil menepuk-nepuk tangan Khansa. 


Khansa pun menganguk dan beranjak pergi ke kamarnya. Khansa naik ke kamarnya di lantai atas. Nenek Khansa memanggil Paman Indra. 


"Bagaimana kabar terbaru pasangan muda ini?" 


Nenek Sebastian mencari informasi dari Paman Indra, dan mengetahui jika saat ini Leon dan Khansa sedang bertengkar.


"Mereka baru saja bertengkar," jawab Paman Indra.

"Apa-apaan anak itu, baru saja pulang dari


perjalanan bisnis, tapi malah langsung bertengkar dengan istri," ujar kesal Nenek Sebastian dengan nada sedikit gemas.


"Tuan Leon tidak pulang bersama Nyonya pagi ini, dan masih ada di rumah sakit," Paman Indra menambahkan laporannya lagi.


Nenek Sebastian merasa pusing karena Leon pandai dalam hal apa pun, kecuali berpacaran, "Hissh anak itu!" gumam geram Nenek Sebastian sambil memijit-mijit kedua pelipisnya.


"Tidak! Tidak bisa begini, jika yang satu kelelahan dan yang satunya bodoh dalam mendekati wanita, lalu? Kapan aku akan menimang cicit," ujarnya kesal. 


"Astaga hatiku, astaga kepalaku," gumam nenek Sebastian melirih lagi.


"Aku harus mencari cara jitu dalam hal ini, mengandalkan anak itu, sama saja seperti menunggu uang jatuh dari langit," gumam kesal Nenek Sebastian lagi.


Nenek Sebastian berpikir sesaat, lalu Nenek Sebastian pun tersenyum karena telah menemukan sebuah cara jitu. Nenek Sebastian lalu meminta paman Indra  untuk membantu agar Leon dan Khansa berhasil bermesraan malam ini.


"Cepat  kalian lakukan apa yang kupinta ini, sebelum Leon pulang!" perintah Nenek Sebastian.


"Baik!" jawab Paman Indra dan segera bergegas menarik pelayan agar ikut membantunya mengeksekusi misi penting yang baru saja diberikan oleh Nenek Sebastian.


……


Di kamar Khansa pergi mandi air hangat, merilekskan tubuh dan pikirannya di bath up besarnya dengan sabun beraroma wangi vanilla. Membenamkan dirinya sesaat menikmati mandi mewah ini sejenak sambil menyalakan musik klasik yang menenangkan. 


Air hangat di bath up itu terasa seperti sedang memijit-mijit tubuhnya yang terasa pegal di sana sini.  Merasa sudah cukup segar, Khansa pun menyudahi ritual mandi mewahnya itu. 


Khansa mengambil handuk di sisi bath up, lalu mengeringkan rambut dan juga mengeringkan tubuhnya. Khansa meletakan handuk itu dan berganti dengan handuk kimono.


Selesai mandi Khansa membuka lemari di kamarnya. Tapi, malah melihat tidak ada baju ganti.


"Eh ini … kemana perginya semua baju," pikir Khansa. 


Khansa mencoba mencari di lemari yang lain. Di lemari ini Khansa melihat ada banyak baju tidur, banyak sekali baju tidur dengan bahan sutra asli dengan berbagai model.


Khansa memandangi satu persatu, lalu Khansa sembarang memilih satu set. Tadi sebelum ke kamarnya, Khansa meminta kepada salah satu pelayan agar membawakan bayi harimau yang dia lihat sebelumnya.


Khansa ingin bermain dengannya. Melihat bayi harimau tersebut sudah berada di ranjang dalam bentuk keranjang rotan, maka  Khansa pun segera bermain sebentar dengan hewan peliharaannya itu.


Khansa membelai bulu halus harimau benggala itu, wajah imut bayi harimau benggala ini benar-benar langsung memikat hati Khansa. 


"Lucu dan gemas melihat harimau putih yang masih kecil seperti ini," gumam senang, gemas Khansa. 


Harimau benggala itu masih berusia beberapa bulan, "Aku beri kamu nama Flash, suka tidak?" tanya Khansa sambil tertawa senang.


Khansa menciumi-ciumi Flash dan juga terus membelai bulu halus Flash. Terlihat Flash juga sepertinya menyukai usapan lembut tangan Khansa. Mata Flash terlihat sebentar terpejam, sebentar terbuka. 


"Kau sangat menyukainya, ya?" ujar Khansa.


Flash ini dimata Khansa bagaikan anak kucing besar, gigitan Flash pun masih belum berbahaya, karena itu Khansa berani memeluk-memeluk Flash dan  menciumnya, bahkan malah menggelitikinya sesekali. Terdengar suara tawa renyah Khansa karena terlalu senang bermain dengan Flash.


Tiba-tiba saja Khansa teringat Leon, karena Nenek Sebastian mengatakan bayi harimau menggala ini adalah hadiah dari Leon untuknya, "Baik juga ternyata dia," gumam Khansa.


Harimau putih merupakan predator tertinggi di hutan liar sehingga tidak ada satu pun hewan yang akan memburunya.


Satu-satunya yang bisa memburu harimau putih hanyalah manusia. Jadi Khansa berpikir jika Leon sangat baik mau mengadopsi bayi harimau ini, karena secara tidak langsung membantu pemerintah untuk menjaga kelangsungan harimau putih ini dari kepunahan.


Khansa melihat botol susu yang telah disiapkan untuk Flash, lalu memangku Flash dan memegangi botol susu itu agar Flash lebih mudah untuk meminumnya.


"Pasti kau haus, ini! Minum dulu," ujarnya.


"Nah … nah pelan-pelan saja, tidak ada yang mau merebut botol susumu ini," ujar Khansa sambil mengelus-elus kepala Flash. 


"Jika masih haus, nanti akan aku buatkan lagi," janji Khansa.


Sesaat kemudian, Leon pulang. Khansa menyapa seperti biasa saat Leon masuk ke kamar, "Sudah pulang," ujar Khansa tanpa memandang ke arah Leon karena sedang serius menatapi Flash.


Leon terpaku melihat Khansa, Leon tiba-tiba bertanya dengan terkejut pada Khansa, “Astaga, apa yang kamu pakai?”


Khansa merasa aneh, Khansa meletakan Flash di ranjang rotannya. Khansa melangkah ke arah kaca. Kemudian baru tersadar setelah berkaca. Rupanya Khansa bukan memakai baju tidur biasa.


Bantu admin yah kak dengan klik ... biar admin semangat postnya

Klik ini untuk lanjut ke Bab Berikutnya


Bersambung

Novel ini merupakan Novel yang panjang dan mempunyai cerita yang sangat bangus dan seru untuk menemani anda di kala santai.ikuti kisah selanjutnya yah.



Posting Komentar untuk "Gadis Desa Pengantin Penganti Bab 39"