Gadis Desa Pengantin Penganti Bab 25

 Admin kembali lagi dengan Novel yang sangat seru,Novel ini menceritakan seorang gadis Desa yang bernama Khansa yang di anggap wanita sial di desa tersebut,Novel ini berjudul “ Gadis Desa Pengantin Penganti ”


Hahaha Admin ga akan lanjut nanti di bilang spioiler lagi kita akan lanjut ke kisah Khansa yang sangat menguras perasaan dan Novel ini mempunyai jalan cerita yang panjang dan  seru langsung saja kita menuju TKP….😘😘🥰


BAB 25 : HASUTAN


Dengan sopan, Manajer memberitahu Khansa kalau akan diantar pulang ke Vila Anggrek.


"Silahkan!" ujar manajer tersebut seraya membukakan pintu untuk Khansa. 


Khansa masuk tanpa ragu, begitu mendengar jika mobil ini akan membawanya kembali pulang, ke Villa Anggrek.


Setelah mobil menghilang, Fauzan mencari tahu alasan Khansa diantar kepada sang manajer, "Itu tadi, siapa yang menjemputnya?" 


Manajer hanya menjawab dengan sopan kalau dirinya hanya menjalankan perintah dari Presdir, kemudian manajer tersebut pergi.


Maharani mulai menjelekkan Khansa kalau Khansa punya sugar baby, sampai mengungkit dan menjelekkan ibu Khansa.


"Itu pasti pria simpanannya! Aku pernah melihat dia membawa sugar babynya ke rumah kita waktu itu," ujar Maharani berapi-api.


"Sungguh liar! Suami sedang sakit. Tapi, dia malah bersenang-senang diluar dan mencari pria lain," tutur Maharani.


"Benar-benar serupa dengan ibunya, yang hanya suka dengan pria tampan dan kaya," hina Maharani menjelakan ibu kandung Khansa.


"Jika saja ibunya bisa bangkit dari kubur, lalu melihat apa yang dilakukan putrinya sekarang, sudah pasti dia akan mati untuk kedua kalinya," ujar hinaan Maharani kepada ibu Khansa.


Fauzan menampar Maharani dan meminta Maharani berkaca dulu, "Jaga perkataanmu, ingat dulu aku mengambilmu dari mana sebelum kau menempati posisi menjadi Nyonya Isvara," hardik marah Fauzan.


Maharani dan Jihan terkejut sampai tidak berani bicara lagi. Fauzan nampak sedang dilanda marah besar, Selama ini Fauzan sangat menyayangi Maharani, dan tidak  pernah berlaku kasar kepadanya.


Hendra tidak tertarik dengan kejadian ini dan hanya melihat mobil yang ditumpangi Khansa sampai menghilang dari pandangaannya. Hati Hendra tiba-tiba terasa mengilu, melihat Khansa dibawa pergi oleh supercar itu.


Sesampai di Vila Anggrek, Khansa menceritakan kejadian barusan dengan Emily melalui chat, "Pada awalnya tak pernah sangka, jika Jihan benaran akan menikahi Hendra." 


"Hah! biarkan saja mereka, sungguh benar-benar pasangan yang serasi, karena  mereka sama buruknya," balas pesan Emily kepada Khansa. 


Khansa terdiam sesaat, memejamkan kedua matanya. Bagaimana pun ingatan tentang Hendra yang pernah bersikap lembut dan hangat pada dirinya tidak bisa hilang dari ingatannya dengan begitu saja.


Khansa melirik ponselnya lagi yang berbunyi, notifikasi pesan dari Emily masuk lagi ke ponselnya, "Bagaimana dengan suamimu?" 


Membaca pertanyaan Emily, tiba-tiba saja Khansa teringat dengan pinggang kekar suaminya itu. Khansa segera saja menepuk-nepuk pipinya, dan mengacak-ngacak rambutnya sendiri, agar bayangan suaminya itu menghilang dari pelupuk matanya.


"Haiish …" gumam Khansa. 


"Kapan kau akan mengenalkan aku kepadanya!?" isi pesan Emily. 


"Dia sedang dalam perjalanan dinas," isi balasan pesan Khansa.


"Dia menyayangimu tidak? Aku dengar dia sakit parah? Mau aku carikan dokter terbaik tidak?" tanya Emily bertubi-tubi. 


"Dasar benar-benar ratu gosip," gumam Khansa sedikit tertawa. 


Bekerja di dunia entertaiment membuat Emily memiliki mata-mata terhandal untuk mengupdate berita-berita terbaru, jadi tentu saja dia sudah mendengar kabar jika Khansa baru saja menikahi salah satu tuan muda dari keluarga berkuasa di Palembang.


"Tidak perlu merepotkan dirimu, aku bisa menjaganya dengan baik," jawab isi pesan Khansa.


Saat ini Khansa tiba-tiba teringat kalau suaminya bermarga Sebastian, apakah Leon suaminya adalah tuan muda Sebastian yang itu?


Bunyi pesan notifikasi datang lagi dari emily,  isi pesan yang meminta sebuah foto mereka berdua. 


"Untuk apa?" tanya Khansa. 


"Hiish … kau ini cerewet sekali! Sudah, lekas berikan aku foto kita berdua dulu kala!" pinta Emily lagi.


Khansa pun membuka gallery foto di ponselnya, dan mencari-cari foto  mereka waktu itu. Memilih salah satu yang dianggap terbaik, maka Khansa pun dengan cepat mengirimkan foto tersebut.


Setelah terkirim Khansa tiba-tiba berteriak, "Ya Tuhan, salah kirim," pekik Khansa yang reflek melemparkan ponselnya karena terkejut dan malu.


Khansa baru saja salah mengirim foto itu, bukannya kepada Emily. Tapi, malah terkirim pada Leon. Karena teringat punggung kekar Leon tadi, jadi secara otomatis Khansa malah mengirim foto mereka berdua kepada Leon. 


Saat ini, Leon sedang meeting di kantor, situasi nampak hening, Leon sedang membaca laporan keuntungan tahunan seraya mengetuk-ngetukan jarinya di atas meja mahoni solid berkuran besar, semua nampak tegang, karena memahami bos besar mereka ini tidak menerima kesalahan sedikit pun.


Semua pekerjaan harus di kerjakan secara licin dan rapih, persis seperti setelan jas yang sedang dipakai Leon sekarang, bersih, rapih, tidak ada kerutan sedikit pun. Penampakan Leon hari ini benar-benar menambah ketegangan di ruang meeting tersebut.


ponsel Leon berbunyi, semua direksi dan petinggi perusahaan terdiam dan melihat Leon. Semua tahu ketika meeting  Leon tidak menyukai gangguan berupa notifikasi suara ponsel, jadi sebelum pertemuan di mulai mereka semua mematikan ponselnya.


Mengetahui itu adalah ponsel Bos besar mereka, mereka pun melega. Leon meminta mereka melanjutkan rapat lalu membuka ponselnya, dia hanya punya satu kontak di Whatsapp, yaitu Khansa. Leon melihat Khansa mengirimkan  foto.


Leon tersenyum ketika memandangi foto tersebut, foto Khansa dan Emily dari tampak cadar yang Khansa pakai dari bahan tipis,  dan memakai baju yang membuat Khansa terlihat menjadi begitu seksi dan juga cantik.


Khansa sangat menjaga diri saat bersama Leon dan tidak pernah berpakaian secantik itu sebelumnya. Leon membalas pesan itu, "Sedang menggodaku?"


Khansa mengangakt kepalanya dari benaman bantalnya ketika mendengar notifikasi pesan masuk ke ponselnya.


Khansa mengambil ponselnya yang ada di lantai tadi,  membuka pesan dari Leon, Wajah Khansa jadi merah dan terasa panas saat membacanya! "Pria ini memang playboy!"


Khansa mencoba menjelaskan kalau foto itu salah kirim, namun Leon tidak percaya dan terus saja menggodanya.


"Terkadang wanita jika ingin menarik perhatian pria, suka pura-pura salah kirim lho," isi pesan Leon menggodai Khansa.


"Ish mana ada … tidak berlaku di aku!" balas pesan Khansa kepada Leon."


"Masa …" isi pesan Leon lagi disertai dengan emocticon tertawa terbahak-bahak. 


"Narsismu sudah benar-benar tidak bisa tertolong, tidak akan pernah bisa sembuh seumur hidup," isi pesan sarkas Khansa. 


Pada akhirnya Leon membalas, "Aku akan menghukummu setelah pulang nanti," Kemudian tidak membalas pesan lagi.


"Hah! Menghukum aku, bicara saja sama cermin," gumam Khansa mengomeli ponselnya yang baru saja menggelap.


Saat ini, Hendra dan Jihan berada di dalam kamar presiden suite hotel. Hendra mandi lebih dulu dan masih memakai jubah mandi sambil memegang gelas wine di tangannya.


Jihan kemudian selesai mandi dan keluar, Jihan memeluk Hendra dan membahas tentang Khansa. Jihan menggunakan kesempatan ini untuk membuat Hendra semakin membenci Khansa. 


Jihan berkata, “Ucapan ibuku benar tentang satu hal, Khansa sangat ahli menggoda pria, dia jadi pengantin pengganti di Vila Anggrek, kemudian memelihara sugar baby, kini dia kembali berhubungan dengan pemilik hotel Royal. Dia sudah memiliki banyak pria!”


Klik ini untuk lanjut ke Bab Berikutnya


Bersambung

Novel ini merupakan Novel yang panjang dan mempunyai cerita yang sangat bangus dan seru untuk menemani anda di kala santai.ikuti kisah selanjutnya yah.



Posting Komentar untuk "Gadis Desa Pengantin Penganti Bab 25"