Gadis Desa Pengantin Penganti Bab 21

 Admin kembali lagi dengan Novel yang sangat seru,Novel ini menceritakan seorang gadis Desa yang bernama Khansa yang di anggap wanita sial di desa tersebut,Novel ini berjudul “ Gadis Desa Pengantin Penganti ”


Hahaha Admin ga akan lanjut nanti di bilang spioiler lagi kita akan lanjut ke kisah Khansa yang sangat menguras perasaan dan Novel ini mempunyai jalan cerita yang panjang dan  seru langsung saja kita menuju TKP….😘😘🥰


BAB 21 : SERANGAN BALIK


Jihan senang karena Maharani sangat baik terhadapnya. Mereka menunggu Khansa turun karena adegan fantastis akan segera dimulai.


Jihan kembali ke teman-temannya, saat ini, ada seorang teman yang bertanya kenapa Jihan tidak memakai gaun NT, Jihan tersenyum dan berkata akan segera pergi mengganti pakaiannya. Jane menarik tangan Jihan dan memberitahu kalau Khansa sudah turun.


"Lihat! Itu Khansa sedang turun ke sini," ujar Jane seraya menunjuk ke arah Khansa.


Semua mata memandang ke arah Khansa yang turun dengan memakai gaun NT, gaun NT itu bernuansa perak.


Bermodelkan bahu terbuka sehingga mengekspos kulit Khansa yang putih halus dan bahunya yang indah.


Gaun NT ini juga memakai kristal Swarovski  dan berlian yang menghiasinya. bertahtakan 50 berlian dan juga 50 Swarovski, Gaun NT yang dipakai Khansa juga memiliki aplikasi sulaman sederhana. Akan tetapi, pengaplikasian sulaman tersebut malah membuat gaun tampak menjadi lebih manis dan anggun.


Pengerjaan gaun yang diberi nama “Stardust” tersebut membutuhkan ketelatenan, khususnya saat proses pengaplikasian berlian.


Adapun waktu yang dibutuhkan desainer untuk merampungkan gaun tersebut mencapai enam bulan lamanya.


Untuk membuat model gaun pesta tersebut semakin cantik, sang desainer juga mengkombinasikan kain taffeta, sutra, serta satin.


Orang-orang yang ramai di aula jadi terdiam, seluruh pandangan tertuju pada tubuh Khansa. Bertaburan berlian, tentu saja membuat long dress yang dikenakan Khansa terlihat berkilauan di bawah sorotan cahaya.


Tak ayal jika selebritis papan atas dunia rela mengucurkan dana hingga puluhan bahkan ratusan miliar rupiah hanya untuk sebuah gaun yang akan dikenakan pada event penting, karena pemilihan gaun yang tepat maka akan membuat penampilan semakin mempertinggi gengsi dan posisi juga tentu saja meningkatkan kepopuleran.


Jihan mengepalkan tangan ketika melihat Khansa begitu anggun memakai model gaun yang seperti itu, walaupun memang merencanakan agar Khansa memakai gaun itu, tapi Jihan merasa sangat iri dengan pandangan orang-orang terhadap Khansa sampai ingin melenyapkan Khansa dari muka bumi.


Maharani menatap Khansa dengan kejam, Berkat kejadian di keluarga Isvara  sepuluh tahun yang lalu, kini putrinya Jihan yang menjadi nomor satu di Palembang, bukan Khansa! Namun Maharani masih belumlah puas dengan posisi itu. 


Maharani maju kedepan dan menarik tangan Khansa dengan akrab, “Khansa, kamu sudah selesai ganti gaunnya, ya?" Ujar Maharani dengan anggun dan dengan nada suara yang penuh dengan kelembutan berbalut kepalsuan.


"Ayo! Aku kenalkan beberapa teman-teman padamu … eh tunggu, kenapa gaun yang kamu pakai ini terlihat familiar?" tanya Maharani seraya memutar-mutar tubuh Khansa, memperhatikan.


"Bukankah ini gaun NT yang akan dipakai Jihan malam ini?” ujarnya dengan pura-pura terkejut.


Meski Maharani memasang wajah terkejut. Namun, Khansa terlihat biasa saja karena tahu tontonan heboh akan segera dimulai.


Jihan pun mulai beraksi, menatap Khansa dan mulai memberikan pertanyaan yang menyerang dan ingin mempermalukan Khansa dengan sangat dalam.


Jihan sengaja melantangkan suaranya, agar orang-orang yang sedang menatap kagum kepada Khansa dapat mendengarnya, "Kenapa kau memakai gaun NT yang merupakan hadiah ulang tahun untukku?" 


"Kenapa kau mengambilnya tanpa ijin dari aku?" Jihan semakin mengeraskan suaranya.


Jane pun ikut maju membela suara temannya itu, bertindak seperti alat pengeras suara yang memberikan efek suara menggema keras, "Kau ini sungguh keterlaluan sekali."


"Pencuri!" hardik Jane.


Mendengar suara keras Jane, orang-orang di sekeliling mulai membincangkan Khansa, dan menghina Khansa.


[Issh … tidak tahu malu sekali]


[Bukankah dia baru saja datang dari desa, tak disangka begitu inginnya memakai baju mahal, sampai-sampai mengambil baju adiknya]


[Benar-benar tak punya malu]


Saat ini Fauzan berjalan kearah Khansa, dia tidak ingin kejadian memalukan terulang lagi dan memperingati Khansa, " Jangan membuat hal memalukan! Apa kau ingin membuat nama keluarga Isvara tercoreng," 


"Mengapa kau mencuri baju Jihan?" tanya Fauzan memendam kesal. 


Khansa, "…"


"Kau segera naik ke atas, tidak perlu turun!" bentak Fauzan.


Fauzan langsung men-cap Khansa kurang ajar dan memintanya jangan turun karena membuat malu. Tentu saja Ini membuat Maharani dan Jihan sangat senang.


Ibu dan anak itu saling memberi senyum dalam samar. Masing-masing bibir mereka menyunggingkan senyum nyinyir kepada Khansa dan senyum kemenangan memuji otak licik mereka.


Jihan pura-pura sedih dan juga pura-pura menjadi orang baik dengan mau memberikan gaun itu pada Khansa, Jihan dengan sengaja membesarkan suaranya lagi. 


"Aku tahu kamu dari desa, jika kau memintanya baik-baik dengan aku. Maka aku pasti akan memberikanya kepadamu," ujar Jihan sembari terisak dan mengeluarkan air mata buaya, dan pura-pura menghapus dengan sapu tangannya.


Mendengar suara Jihan yang melirih, semua tante kaya dan putri mereka memandang Khansa dengan hina.


[Sungguh terlihat mencolok sekali perbedaan kedua putri Isvara ini. Satu tuan putri, satunya ketua perampok]


[Begitulah sikap orang kaya baru, terkadang tamak dan serakah]


[Benar-benar tidak tahu diri]


[Sungguh tak patut, menyandang nama keluarga Isvara jika perilakunya seperti ini, benar-benar memalukan]


[Dasar! Anak liar]


Maharani sangat puas karena berpikir sudah mengendalikan keadaan dan Khansa sudah memakai gaun NT itu. Namun Maharani masih belum puas dan masih mau mempersulit Khansa dengan memintanya naik ke atas.


"Ayo! kita bicarakan ini baik-baik ya," ujar Maharani berpura-pura terpukul namun ingin masih terlihat manis dan penyayang.


"Jika kau tidak leluasa mengaku di depan umum, maka ayo! Kita bicarakan tentang ini semua di atas," ujar Maharani lagi, dengan kesan sebagai ibu tiri yang baik, yang ingin mendamaikan perselisihan kedua putrinya itu, dan tidak pilih kasih.


Khansa diam sedari tadi dan saat ini mengerutkan alis sambil berkata pelan, “Gaunku ini bukan milik Jihan!”


Semua orang jadi heboh, Maharani jadi berprasangka buruk dan segera berujar, “Khansa, aku bisa mengerti dirimu, tapi akan sangat keterlaluan kalau kamu masih mencari alasan.”


"Mengaku saja! Kami tidak akan memarahimu karena ini," ujar Maharani meyakinkan.


"Ya lagipula kita ini kan memang saudara," Jihan menimpali perkataan Maharani.


Maharani melanjutkan akting dan perkataanya lagi, "Asalkan mengaku dan meminta maaf, maka kami akan memaafkanmu." 


"Kelak nanti, ingin baju yang seperti apa, maka cukup meminta saja kepada kami, Jihan pasti akan mau membantumu memilihkan model yang sedang trend," jelas Maharani.


Khansa malah berjalan  ke arah Jihan. Melihat hal ini, Maharani memancarkan senyuman namun sudah mulai terlihat panik, berpikir kira-kira langkah apa yang akan dilakukan oleh Khansa untuk menghindari jeratan dari mereka untuk kali ini.


Mengingat beberapa kali lalu, Khansa berhasil mengelabuinya berkali-kali, dan melepaskan diri dengan begitu mudahnya dari rencana licik mereka yang ingin menjatuhkan Khansa.


Khansa terlihat sedih dan lemah, tapi terus mengulang ucapannya, “Gaun NT ini bukan milik Jihan, tapi… tiruan premium.”


Klik ini untuk lanjut ke Bab Berikutnya


Bersambung

Novel ini merupakan Novel yang panjang dan mempunyai cerita yang sangat bangus dan seru untuk menemani anda di kala santai.ikuti kisah selanjutnya yah.



Posting Komentar untuk "Gadis Desa Pengantin Penganti Bab 21"