Gadis Desa Pengantin Penganti Bab 17

 Admin kembali lagi dengan Novel yang sangat seru,Novel ini menceritakan seorang gadis Desa yang bernama Khansa yang di anggap wanita sial di desa tersebut,Novel ini berjudul “ Gadis Desa Pengantin Penganti ”


Hahaha Admin ga akan lanjut nanti di bilang spioiler lagi kita akan lanjut ke kisah Khansa yang sangat menguras perasaan dan Novel ini mempunyai jalan cerita yang panjang dan  seru langsung saja kita menuju TKP….😘😘🥰


BAB 17 : PESAN SUARA


17.


Emily Kurniawan adalah sahabat terbaik yang Khansa miliki dari sejak kecil, hubungan keduanya sangat baik, waktu kecil tidak ada yang percaya pada Khansa, dan hanya Emily lah satu-satunya orang yang mempercayainya. Waktu itu Emily lah yang habis-habisan menghibur hati Khansa agar tidak bersedih hati.


Ayah kandungnya malah menyalahkan dan menuduh Khansa secara brutal seakan Khansa lah penyebab kakek Isvara celaka, bahkan melabeli Khansa dengan label anak pembawa sial, dan juga malah mengirimnya jauh-jauh, mengasingkannya.


Khansa dipulangkan ke desa pada usia  sembilan tahun, saat itu Emily berpamitan dengannya sambil menangis tersedu-sedu karena merasa tak rela untuk berpisah dan benaran tak mau ditinggal pergi oleh Khansa. 


Selama beberapa tahun belakangan, Emily akan pergi ke tempat Khansa hanya untuk numpang makan dan tidur di setiap ada hari libur. Dan sekarang ini Emily sudah menjadi salah satu dari empat artis ternama di tanah air.


Pengaruh Emliy juga termasuk dalam hitungan orang yang berpengaruh dalam dunia entertain karena Emily memiliki pengikut yang banyak di akun media sosialnya. Selain menjadi artis ternama, Emliy juga menjadi selebgram dengan penghasilan tertinggi.


"Ting" notifikasi pesan masuk lagi ke ponsel Khansa, dengan cepat Khansa pun menjawab pesan suara Emily lagi, "kau ini sudah jadi artis besar lho, benaran terharu lho ternyata masih ingat aku."


Tak butuh waktu lama, Emily pun membalas pesan suara yang tadi Khansa kirimkan. Khansa membuka pesan suara itu,suara manis Emily segera terdengar.


"Sasa, ngapain sungkan begitu, tenang aja, hal ini kuserahkan pada asisten nomor satu aku kok, ayahmu itu atau juga team humas ibu tirimu itu tak akan pernah bisa menyelidikinya."


Suara Emily sangat enak didengar, tipe suaranya bisa membuat para pria terpana saat mendengarnya.


Tentunya paras dan suaranya pastilah sesuai, sebagai wanita tercantik di kota ini, Emily memulai debutnya dua tahun yang lalu, dan saat ini dia sudah menjadi salah satu dari empat artis ternama.


"Melihat statusmu yang nanti akan menjadi ratu film. Ya, ya aku percaya penuh pada kemampuanmu dan kemampuan asiatenmu itu," isi pesan suara Khansa kepada Emliy.


Kali ini Emily membuat Fauzan  benaran merasa kelabakan, meskipun Maharani akan curiga, tapi Fauzan juga pasti tidak akan percaya kalau putrinya yang baru pulang dari desa bisa punya kemampuan untuk memporak-porandakan dunia hiburan. Fauzan dan team humas Maharani sibuk meredam berita heboh tentang aib ratu film ini. 


Fuazan dan Maharani juga masih ribut-ribut dikantor polisi. Maharani masih bersikeras jika Khansa lah otak dibalik kehebohan ini, sementara itu, Jihan masih merasa takut gemetaran karena ancaman preman tadi. Beda  hal dengan Khansa dan Emily yang malah sedang memulai obrolan santai mereka.


"Ei … apa yang aku dengar itu benar?" tanya Emliy penasaran. 


"Gosip apa yang sudah kau dengar?" tanya balik Khansa di pesan suaranya.


"Kau punya sugar baby," jawab Emily bersemangat.


"Kau ini benaran deh …" jawab Khansa tertawa dalam pesan suaranya.


"Ayo! Cepat cerita ke aku!" pinta Emliy dengan tidak sabar lagi dalam pesan suara yang baru saja dikirimkannya kepada


Khansa.


Emily mulai penasaran dengan identitas si sugar baby. Emily adalah wanita tercantik di kota Palembang, jangan lihat aura dewinya yang mempesona saat berjalan di red carpet, tapi sebenarnya dia ini suka  bergosip, sepertinya sudah ada yang menyampaikan gosip tentang Khansa ke telinganya.


Karena itu tingkat penasaran Emliy sangat tinggi, apalagi ini tentang pria yang dekat dengan Khansa, kawan baiknya.


Pada saat ini, pintu kamar tiba-tiba terbuka, sebuah sosok tinggi dan tampan berjalan masuk, orang itu adalah Leon yang kembali dari ruang kerja. Mungkin saja karena merasa bersalah, Khansa yang tadi masih dengan posisi  berbaring di ranjang seketika saja bangun dan duduk tegap sambil merapihkan rambutnya dengan jari-jari tangannya yang lentik itu, sangking merasa gugup. 


Leon masuk ke dalam kamar, dia mengangkat tangannya dan melepaskan dua buah kancing pada kemeja hitamnya, tulang selangkanya yang indah terlihat, kemudian dia menoleh untuk melihat gadis yang ada di tepi ranjang, mata Khansa dan mata Leon saling memandang sebelum Khansa sempat memalingkan wajah kareba malu-malu.


Tatapan keduanya saling bertemu, Leon menaikkan sudut bibirnya dan berkata, “Ada apa?”


“Tidak … tak ada apa-apa kok, “ jawab Khansa menghindar.


Lalu terdengar bunyi “ting ting”,  ada chat masuk di ponsel Khansa. Pandangan Leon tertuju pada ponsel Khansa, “Kenapa tak dilihat?”


“Ini lagi lihat," jawab Khansa lalu mengambil ponsel yang ada di sebelahnya itu. Dengan reflek cepat Khansa membuka pesan suara yang Emily kirimkan. 


Karena merasa gugup Khansa membuka pesan suara yang dikirim oleh Emily dan sedikit lupa jika Leon baru saja masuk.


"Sasa, aku percaya sama seleramu, jadi sugar babymu itu pasti tampan banget, yang paling penting dia pasti punya pinggang kuat, kan?"


"Hissh anak ini," gumam Khansa seraya melirik ke arah Leon.


Wajah Khansa langsung memerah begitu mendengar kalimat terakhir yang diucapkan oleh Emily dengan nada genit, Khansa hampir saja membanting ponselnya, ingin rasanya sekarang bisa menggali lubang dan masuk kedalamnya, bersembunyi.


Kemudian, sambungan pesan suara baru pun mulai terdengar lagi, "Sasa, itu loh, kamu tahu kan, dulu waktu kita curi-curi nonton kan udah janji mau cari pasangan yang punya pinggang kuat, terus tidak lemah." 


"Masih ingat kan?" isi pesan suara Emily lagi. 


 "Ya Tuhan Emily," gumam Khansa melirih pelan, sambil memandangi wajah Leon lagi.


Suasana kamar sunyi senyap, sehingga pesan suara Emliy terdengar sangat jelas mengudara ke telinga Leon.


Khansa memasukan ponselnya ke dalam selimut, ingin sekali rasanya dia mencari lubang dan bersembunyi di dalam.


Topik ini tidak ada apa-apanya jika hanya mereka yang tahu, tapi sekarang malah didengar oleh orangnya sendiri, sungguh ini jadi terasa sangat canggung.


“Uhm… anu, Tuan Leon, aku mau… mandi dulu…” Khansa bergegas cepat kabur ke dalam kamar mandi.


Leon menaikan satu alisnya, sedikit tertawa mendengar isi pesan suara tadi. Merasa lucu jika dirinya sedang jadi bahan gosip istri dan temannya itu.


Dia berdiri di depan wastafel dan mengambil handuk, dia merasa ujung jarinya mengeluarkan hawa panas, kemudian dia melihat Leon dari cermin yang mengkilap.


"Astaga …" gumam Khansa terkejut. 


"I-itu … dia mau apa?" pikir Khansa sembari memandangi Leon dari Cermin dengan wajah yang memerah. 


"I-ini tidak mungkin kan! Dia minta mandi bersama," pikir Khansa lagi.


Hati Khansa semakin berdegup kencang ketika melihat Leon berjalan ke arahnya dengan pasti, kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celana sambil bersandar di pintu.


Klik ini untuk lanjut ke Bab Berikutnya


Bersambung

Novel ini merupakan Novel yang panjang dan mempunyai cerita yang sangat bangus dan seru untuk menemani anda di kala santai.ikuti kisah selanjutnya yah.



Posting Komentar untuk "Gadis Desa Pengantin Penganti Bab 17"