Gadis Desa Pengantin Penganti Bab 16

 Admin kembali lagi dengan Novel yang sangat seru,Novel ini menceritakan seorang gadis Desa yang bernama Khansa yang di anggap wanita sial di desa tersebut,Novel ini berjudul “ Gadis Desa Pengantin Penganti ”


Hahaha Admin ga akan lanjut nanti di bilang spioiler lagi kita akan lanjut ke kisah Khansa yang sangat menguras perasaan dan Novel ini mempunyai jalan cerita yang panjang dan  seru langsung saja kita menuju TKP….😘😘🥰


BAB 16 : SKANDAL


Jihan sangat tidak terima setelah ditolak, dia berjalan keluar dari Bar 1998 dengan hati yang sangat kesal, "Dasar gadis kampung, lihat saja nanti bagaimana aku akan merebut sugar babymu itu!" ancam Jihan.


Belum juga selesai merutuki Khansa tapi malah sudah dikepung oleh beberapa orang pria asing yang nampak seperti preman.


"Hai cantik!" panggil salah satu pria seraya bersedekap berdiri di depan Jihan.


Jihan merasa terkejut karena dikelilingi oleh pria tak dikenal, Jihan lalu mengeratkan pegangan tasnya karena gugup.


"Kalian mau apa!?" hardik Jihan sambil melangkah mundur menjauhi mereka.


"Awas, jangan menghalangi jalan aku!" teriak Jihan merendahkan, Jihan berusaha lari namun di belakangnya juga ternyata sudah ada preman yang berdiri.


"Hei! Biarkan kami saja yang menemanimu hari ini," jawab salah satu preman tersebut sambil menghalangi jalan Jihan.


"Dasar rendahan, pergi kalian!" Hardik keras jihan lagi karena merasa jijik.


" Huh! Mau menemani aku, kalian pikir selevel dengan aku kah?" hina Jihan lagi.


Jihan pun menggunakan tasnya untuk memukuli para preman itu, "Pergi kalian dasar tengik, jangan dekati aku, pergi!" hardik marah Jihan lagi.


"Dasar sampah!" tukas Jihan kepada mereka.


Merasa Jihan malah melawan dan mengatai-ngatai mereka, maka para preman itu pun jadi marah, salah satu dari mereka pun langsung saja menangkap tangan Jihan. 


Supir yang melihatnya ingin menolongnya, ketika supir itu mencoba menolong majikannya itu tapi malah ditahan oleh anggota preman yang lainnya. Hanya dalam beberapa pukulan saja, supir itu dapat ditumbangkan oleh mereka.


"Lemah!" cela mereka.


Ketua preman tersebut memberi tanda kepada anak buahnya agar membawa Jihan ke tempat yang agak sepi. Jihan pun di seret untuk berjalan mengikuti kemana preman itu membawanya.


Sekelompok preman tersebut membawa Jihan ke jalan gang yang cukup sepi, lalu melemparkan jihan begitu saja ke tanah.


Jihan memakai rok pendek, jadi ketika terjatuh langsung saja lututnya sedikit berdarah karena tergores.


"Hsssh … kurang ajar" ujar Jihan mendengus sakit.


"Sialan!" hardik Jihan mencoba untuk berdiri sembari menahan sakit.


"Siapa kalian, beraninya menyentuh aku!" Teriak Jihan masih dengan penuh kesembongan.


Para preman itu justru semakin mentertawai Jihan, semakin Jihan sombong bagi mereka itu semakin terlihat sangat konyol.


Satu preman maju, lalu mulai mengganggu Jihan lagi, "Kau ini cantik, tapi sombongya tak tertolong lagi," ujar preman tersebut menghina. 


"Diatas langit itu masih ada langit lho, masa kau tidak tahu kalu lapis langit itu ada sampai langit ke-7," ujar preman tersebut.


"Terlalu sombong tinggi tak baik, nanti ketika jatuh terasa sakit lho," ujar preman tersebut malah menasehati dengan nada meledek.


Ketua preman tersebut, menapuk dagu Jihan,  Jihan pun meronta "Jangan sentuh! Tangan kotor kalian itu tak layak menyentuh aku," hardik marah Jihan.


"Siapa bilang? Cuma kau saja yang bilang begitu," jawab ketua preman itu sambil tertawa, lalu disambut tawa oleh yang lainnya.


"Gadis macam kau ini banyak! Murahan, mudah ditemukan di mana-mana, jadi sungguh kau tak pantas bersombong diri," ujarnya lagi sambil terkekeh.


Ketua preman itu malah seenaknya saja menyentuh kulit Jihan, lalu memegangi kedua tangan Jihan, "Bagaimana jika kita lepas rok mininya ini, lalu kita foto," tukas si ketua preman sambil tertawa sarkas.


Sontak saja anak buahnya setuju dengan memberi tanda berupa tepuk tangan dan siulan. Hati Jihan berdegup kencang, dirinya adalah Nona Muda Isvara yang terhormat, jadi mana bisa kehormatannya berakhir tragis di tangan preman-preman ini. Jihan ketakutan sehingga memohon ampun. 


Jihan pun merasa takut lalu memohon ampun, Jihan pun mulai memelas memohon untuk dikasihani "Tidak! Jangan!" pekiknya.


"Tolong jangan lakukan itu!" pintanya memelas. 


"Aah … baru tau merasa takut  ya sekarang!" ledek si ketua preman.


"A-aku adalah Nona Muda dari keluarga Isvara, jika kalian melepaskan aku, maka aku akan memberi kalian uang," janji Jihan.


"Aku akan memberi kalian banyak uang, jadi aku mohon lepaskan aku ya!" pinta Jihan bernegosiasi.


Biasanya dia juga adalah putri dari keluarga kaya, biasanya dia yang paling merendahkan dan membenci orang-orang kalangan bawah seperti ini, tapi saat ini begitu ditakuti oleh orang-orang ini dengan berbagai cara, dia berusaha meronta dan air matanya pun mengalir deras.


Dia terus berdoa di dalam hati dan berteriak “jangan”.


“Lepaskan dia!" terdengar suara seorang pria


Jihan melihat ke arah suara, Jihan berusaha menjernihkan pandangannya, buru-buru menghapus air matanya.


Simon berjalan keluar dari kegelapan. Simon datang ke hadapan Jihan sambil merokok, dia melihat Jihan yang terduduk di tanah dengan begitu menyedihkan, lalu Simon berkata, “Nona Jihan, ini hanyalah peringatan kecil untukmu, jangan singgung orang yang tak seharusnya kau singgung, daripada bikin jijik.” 


Jihan, "…" 


Merasa bingung dengan perkataan Simon, Jihan pun nampak seperti orang bodoh. Yang hanya linglung sembari duduk di tanah.


Setelah itu, Simon membuang puntung rokoknya ke tanah, lalu menginjaknya, “Ayo pergi.”


Semua orang berlalu pergi. Jihan terduduk di tanah dengan malang sambil terengah-engah, mengatur nafasnya untuk normal kembali.


Setelah para preman itu pergi barulah dia merasakan  hidup kembali, dia tidak tahu kesalahan apa yang diperbuatnya sehingga menyinggung Simon, si penguasa muda.


"Rasa-rasanya aku tidak memiliki masalah dengan Simon," gumam Jihan. 


Jihan berusaha berdiri, kemudian membersihkan tubuhnya dari debu yang menempel. Jihan menepuk-nepuk bajunya. Pada saat ini, sebuah mobil melintas di jalanan, Jihan menengadahkan kepalanya, di balik kaca jendela mobil yang perlahan terbuka, dia melihat sebuah wajah yang sangat tampan, orang itu adalah…. Leon.


……


Setelah kembali ke Villa Anggrek, Khansa masuk ke dalam kamar, dia mengeluarkan ponsel untuk mengirim sebuah pesan suara kepada Emily lewat WhatsApp.


"Thank you untuk bantuannya hari ini."


Khansa menggunakan bantuan kawan lamanya, untuk menangani berita tentang Maharani, untuk meniupnya sehingga menjadi kobaran api yang sangat besar, sehingga menarik perhatian khalayak banyak.


"Kita ini bukan kenal setahun dua tahun lho, ini hanya bantuan kecil saja jadi tak usah kau sebut lagi," Emliy menjawab pesan suara Khansa.


Khansa berpikir bagaimana pun juga kawannya ini terlalu baik, melihat kesibukannya yang segudang itu tapi masih mau meluangkan waktu untuknya, membantu mengurus hal remeh temeh seperti Maharani itu.


Maharani adalah artis senior di dalam dunia hiburan, dia punya banyak sekali koneksi, dan tim Humas yang dia miliki juga sangat hebat.


Biasanya apabila ada rumor atau skandal, tim Humas akan melakukan persuasi kepada masyarakat terlebih dahulu sebelum topik-topik itu muncul, tapi masalah dirinya dan Pak Arman bisa sampai menduduki trending topik secepat kilat itu semua berkat satu orang.  Orang ini adalah sahabat terbaik Khansa, Emily Kurniawan.


Klik ini untuk lanjut ke Bab Berikutnya

Bantu admin yah kak dengan klik ... biar admin semangat postnya

Bersambung

Novel ini merupakan Novel yang panjang dan mempunyai cerita yang sangat bangus dan seru untuk menemani anda di kala santai.ikuti kisah selanjutnya yah.



Posting Komentar untuk "Gadis Desa Pengantin Penganti Bab 16"