Gadis Desa Pengantin Penganti Bab 15

 Admin kembali lagi dengan Novel yang sangat seru,Novel ini menceritakan seorang gadis Desa yang bernama Khansa yang di anggap wanita sial di desa tersebut,Novel ini berjudul “ Gadis Desa Pengantin Penganti ”


Hahaha Admin ga akan lanjut nanti di bilang spioiler lagi kita akan lanjut ke kisah Khansa yang sangat menguras perasaan dan Novel ini mempunyai jalan cerita yang panjang dan  seru langsung saja kita menuju TKP….😘😘🥰


BAB 15 : ISTRI CEMBURU


Khansa menggandeng Leon pergi, Leon ingin balik menggenggam tangan Khansa, tapi malah dihempaskan oleh Khansa, lalu Khansa berkata dengan nada yang terdengar sedikit merajuk.


“Tuan Leon, tadi itu aku hanya penonton dan kau malah sengaja melibatkanku. Apa kau puas melihat tontonan heboh perebutan pria oleh dua wanita?”


Dengan cepat Leon menjawab sambil menaikan satu alisnya, "Tidak."


"Hah! Apanya yang tidak. Jelas-jelas Kuperhatikan tadi sepertinya kau sangat senang dirayu oleh Jihan," tukas Khansa. 


 "Mana ada!' jawab cepat Leon lagi. 


"Jika tidak senang, lalu? Mengapa tadi kau melempar senyum kepadanya dengan sangat manis?" ujar ketus Khansa seraya bertelak pinggang.


Leon menarik lengan Khansa, "Ini kau sedang cemburukah?" tanya Leon sembari sedikit tertawa senang.


Khansa menghempaskan tangan Leon lagi. Detik selanjutnya Khansa tersadar kalau Leon sedang bilang dirinya cemburu, "Dasar penyuka sinetron!" ledek Khansa sambil memutar kedua bola matanya dan bersedekap.


"Susah sekali ya! Untuk mengaku!" balas ledek Leon.


"Cemburu! Ya tinggal bilang cemburu saja," tukas kekeh Leon lagi.


"Hah! Cemburu?" Jawab sarkas Khansa terhadap tuduhan Leon.


"Cemburu! Kepalamu!" ujar Khansa yang merasa geregetan pada suaminya ini dengan sambil bertelak pinggang.


Leon pun tertawa lagi, biasanya ketika wanita sedang  merasa cemburu, maka wanita akan melakukan beberapa hal aneh tanpa disadari. Ketika cemburu wanita juga tak akan mau mengatakannya.


Karena memang Wanita tak pernah mau mengatakan bahwa dirinya sedang cemburu, wanita memang salah satu mahluk yang pandai menyembunyikan emosi mereka, wanita juga memang mahluk yang sangat istimewa


Dan tak berbeda juga dengan Khansa, dia ini adalah gadis yang memiliki gengsi tinggi sehingga ketika cemburu, mana mau dia mengaku, Leon sudah memahami perangai istrinya ini.


Istri kecilnya ini sudah  merasakan patah hati  semenjak kecil, semenjak dirinya dibuang ke desa.


Itu adalah awal mula Khansa belajar bagaimana bangkit kembali dan tidak pernah bergantung pada siapa pun.


Beberapa perempuan dibangun dari itu, dari kesulitan-kesulitan yang mendera dan menjadikannya membangun tembok pertahanan yang tinggi.


Karena perangai Khansa yang seperti itu maka Leon juga setengah mati akan membuat Khansa mengakui jika memang benaran cemburu. 


Leon sangat yakin jika Khansa sedang cemburu, melihat sikap Khansa yang tadi menunjukkan kemesraan dengan dirinya, karena dengan hal itu dia bisa memukul mundur Jihan yang mencoba mendekatinya.


Jadi karena tadi dengan tiba-tiba Khansa lebih mendekat dan mulai manja ketika di depan Jihan, maka kesimpulan Leon adalah, 100% benar jika khansa sedang merasa cemburu.


"Ini sedari tadi kau menyindir aku, mentertawakan aku lho. Apa kau tidak tahu kalau itu ciri-ciri orang cemburu," jelas Leon.


Khansa memang sedari tadi menyindir Leon dan juga meledek menertawakan, seolah seperti ingin menunjukkan ada sesuatu yang salah dengan sikap Leon tadi dengan Jihan.


Khansa, "…"


Perkataan Leon benaran telah memukul dengan telak, Khansa melotot pada Leon, lalu bertelak pinggang.


“Tuan Leon, tadi itu aku sudah membantumu lho, jadi kau seharusnya bersyukur dan berterima kasih kepada aku.”


Tak senang hati dengan perkataan Khansa, Leon dengan cepat menekan bahu Khansa yang indah itu ke dinding, lalu memukulkan tangannya di samping badan Khansa untuk menghalanginya dan menguncinya agar tidak lari, “Beraninya kamu bicara begitu padaku? Kamu sungguh menganggapku sugar babymu? Berani sekali! Hm?”


"A-aku … tidak …?" jawab Khansa terbata.


Khansa langsung dipeluk Leon, pria ini langsung main hantam  dan cepat sekali menghempakan tubuh Khansa ke dinding kalau sedang berdebat, sungguh CEO yang arogan sekali. Dalam samar, Khansa bisa merasakan aura di malam itu, malam ketika mereka bertemu pertama kali di kereta.


Berpikir tentang ini, mana mungkin Khansa berani menjadikan Leon sebagai sugar babynya? Khansa memelankan suaranya dan menjawab, “Tidak.”


Leon merasa puas dan senang ketika suara lembut Khansa menjawab dengan nada seperti berbisik itu. Namun, tak ingin terlihat terlalu senang.


“Tidak? Lalu kenapa bilang tadi sudah membantuku? Nyonya Sebastian, kamu tidak sadar akan  statusmu sebagai seorang istri ya! Bukankah mengusir wanita yang mengganggu suamimu ini sudah jadi tugasmu?”


Khansa merasa perkataan Leon sangat benar, “Tapi, bagaimana aku bisa tahu kamu suka padanya atau tidak? Lagipula, harusnya Jihan yang menikah denganmu, bukan aku! Ini a-aku hanya pengantin pengganti untukmu saja.”


Leon, "…" 


Merasa tak pernah menyebut dirinya mengetahui tentang pertukaran pengantin tersebut, Leon pun sekali lagi dibuat terkejut karena kejujuran Khansa yang berani dengan lantang mengakui jika dia adalah hanya pengantin pengganti untuk dirinya.


Melihat Leon yang terdiam sesaat, Khansa pun mencoba mendorong-dorong Leon dengan tangan mungil dan jari-jari lentiknya itu.


Leon menaikan satu alisnya sambil memajukan wajahnya, “Masih bilang kamu tidak cemburu?” tanya Leon lagi dengan penuh rasa ingin tahu.


“Tidak…” jawab ketus Khansa


“Katanya gadis yang cemburu itu perlu dihibur. Mau aku hibur?”


Khansa, "…" 


“Hm?” Leon menunduk dan mencium pelan bibir merah Khansa dengan dibatasi cadar.


Tangan Khansa bergetar, ada apa dengan Leon … ini … tiba-tiba saja memberikan ciuman terus menerus sedari tadi.


Leon menggerakkan kepala dan menunduk sambil bertanya, “Masih cemburu?”


Khansa terkejut dan segera menggeleng. Leon tertawa pelan, “Ah baiklah, dasar tukang cemburu," tukasnya seraya mengacak-ngacak rambut Khansa karena merasa gemas.


Tentu saja Leon langsung saja tersenyum tampan, dirinya sudah berhasil membuat Khansa mengakui cemburu, setelah melalui interogasi hati yang cukup rumit itu.


Ya mengulik hati wanita, untuk bisa mengeluarkan isi hatinya memang susah-susah gampang. Namun bagi Leon interogasi tadi malah terasa lucu dan menyenangkan.


Leon berpikir kehidupannya pun semakin berwarna dengan kehadiran Khansa yang selalu saja memberinya kejutan-kejutan baru.


Memilik Khansa sebagai istri, itu seperti kau selalu membawa petasan di dalam kantong baju, yang sewaktu-waktu bisa mengagetkan hati jika itu sudah meledak.


Khansa baru sadar dirinya sudah terjebak oleh trik Leon agar mau mengaku jika dirinya itu sedang cemburu, tindakannya menggelengkan kepala tadi  sama saja dengan mengaku kalau dia tadi merasa cemburu. Khansa tidak pernah kalah berdebat, tapi kini malah kalah pada Leon.


Jika Leon tidak banyak akal dan tidak pandai berdebat, maka mana bisa dia bisa sesukses sekarang menjalankan semua lini-lini bisnisnya dan telah banyak membuat orang iri hati kepadanya.


"Jika cemburumu semenggemaskan ini, maka aku ijinkan kau untuk sering-sering cemburu," ungkap Leon terselip sedikit meledek Khansa. 


"Hissh …" gumam Khansa.


"Kau ini benar-benar deh …" gumam Khansa lagi.


Khansa menggigit bibirnya sendiri dengan pelan, mengatur nafasnya agar stabil, lalu menunduk untuk keluar dari pelukan lengan Leon dan berlari pergi. Leon kembali meletakkan tangan ke dalam saku celana dan mengikuti Khansa sambil tersenyum.


Klik ini untuk lanjut ke Bab Berikutnya


Bersambung

Novel ini merupakan Novel yang panjang dan mempunyai cerita yang sangat bangus dan seru untuk menemani anda di kala santai.ikuti kisah selanjutnya yah.



Posting Komentar untuk "Gadis Desa Pengantin Penganti Bab 15"