Gadis Desa Pengantin Penganti Bab 10

 Admin kembali lagi dengan Novel yang sangat seru,Novel ini menceritakan seorang gadis Desa yang bernama Khansa yang di anggap wanita sial di desa tersebut,Novel ini berjudul “ Gadis Desa Pengantin Penganti ”


Hahaha Admin ga akan lanjut nanti di bilang spioiler lagi kita akan lanjut ke kisah Khansa yang sangat menguras perasaan dan Novel ini mempunyai jalan cerita yang panjang dan  seru langsung saja kita menuju TKP….😘😘🥰


BAB 10 : BAR 1998


Awalnya Khansa sudah tidak banyak berharap pada ayahnya satu ini. Tapi tindakan hari ini tetap membuatnya merasa sedih. Bahkan ketika dia pikir pernikahan ini bisa menyelamatkannya dari kelicikan keluarganya sendiri. Namun, tetap saja ternyata pemikiran Khansa salah besar.


Dirinya dipaksa lagi untuk menjadi tokoh yang dikorbankan, dan Ayah kandungnya malahan menjadi algojonya sementara membiarkan Maharani memperalatnya, menjadikan ayahnya itu sebagai  boneka yang bisa di suruh-suruh.


Khansa hanya bisa menghela nafas panjang, siapa suruh Ayahnya begitu lemah, bodoh dan mudah diperdayai. Khansa selalu meyakini jika kepintaran dan keberanian dirinya adalah darah dan gen bawaan dari ibu kandungnya.


Seperti biasa, Fauzan terobsesi dengan ilmu pengobatan, munafik dan sangat mementingkan reputasinya, yang ada di otaknya hanya memajukan bisnis Grup Isvara dan menghasilkan keuntungan yang besar juga berlipat-lipat.


Jadi menyenangkan  Pak Arman adalah sesuatu yang wajib dia lakukan.  kemarin Pak Arman menjanjikan investasi yang jumalahnya tidak sedikit  kepada Grup Isvara, asalkan bisa menghabiskan satu malam dengan Khansa Isvara.


Merasa tak mau kehilangan peluang untuk menjadi lebih tenar dan sukses, lagi-lagi Fauzan memilih mengorbankan Khansa. Selama ini Fauzan menganggap keberadaan Khansa hanyalah seperti sebuah udara. Ada dan tiada.  Ada jika mau dimanfaaatkan, tidak ada jika sudah tidak berguna lagi bagi keluarga Isvara.


Bagi Fauzan, putri yang dibanggakan adalah Yenny, sedangkan dia yang dijemput dari desa tidak lain hanya digunakan untuk membantu keluarga Isvara untuk mengatasi perjanjian pernikahan.


Bahkan demi membujuk Khansa agar patuh lagi pada pengaturan keluarga Isvara, maka Kemudian Fauzan menghibur Khansa lewat telepon, dia mengatakan akan membantu Khansa mencari suami baru yang baik setelah suami penyakitannya ini meninggal.


"Nanti Ayah akan, mengumpulkan pria-pria yang sehat untuk mendampingimu. Kau tinggal pilih saja. Jika suami penyakitanmu itu meninggal, maka tidak ada larangan bagimu untik menikah lagi," ujar Fauzan.


Khansa mengiyakan perkataan Fauzan dan mengakhiri panggilan. Dalam hati Khansa mengutuki ayah kandungnya itu  karena baru saja mendoakan menantu pertamanya mati, bahkan berharap anaknya ini segera menjadi janda.


Khansa menatapi Leon, lalu berbaring di dalam pelukan Leon. Dia merasa sangat sedih. Dia adalah anak buangan yang tidak disayang orang tua. Detak jantung Leon membuatnya merasa lumayan tenang, Khansa pun tidur nyenyak sepanjang malam.


……


Keesokan paginya, Leon terbangun dan tidak mendapati Khansa ada di sebelahnya. Leon mencari Khansa ke seluruh penjuru rumah karena tidak melihat Khansa saat bangun.


Kepala pelayan terkejut bahwa Tuan Mudanya ini bisa tidur semalaman dengan nyeyak, lagi-lagi kepala pelayan dibuat terpukau oleh kemampuan Nyonya Muda.


"Dimana Nyonya?" tanya Leon kepada kepala pelayan. 


"Nyonya pagi-pagi sekali sudah keluar rumah, mengatakan ada keperluan di rumahnya," jelas kepala pelayan tersebut.


"Oh ya sudah," jawab Leon yang sedikit kecewa, karena Khansa tidak memberitahukan tentang kepergianya hari ini.


Leon pun bergegas masuk ke kamarnya, pergi mandi ke toilet besar dikamarnya itu. Saat mandi Leon melihat bekas gigitan di tubuhnya, dia merasa agak senang dengan bekas gigitan yang ditinggalkan Khansa di tubuhnya, ini terasa seperti Khansa sedang menandainya bahwa dirinya adalah properti milik Khansa.


Hingga jam menunjukkan jam delapan malam, Leon melihat ponselnya dan Khansa tidak juga menghubunginya sepanjang hari.


Leon tidak senang, Simon Kawindra menelpon Leon untuk mengajaknya keluar, Simon menertawai Leon apakah sudah nyaman jadi bapak rumah tangga setelah menikah, sehingga hanya ingin di rumah sepanjang hari tanpa bersenang-senang di luar.


"Kak! Apa sekerang kakak sudah ikut komunitas baru?" tanya Simon. 


"Komunitas apa?" Jawab dan tanya balik Leon.


"Itu lho … ISSTI …" jawab Simmon. 


"ISSTI …? jawab Leon bingung. 


"Iya, ISSTI …. i-itu lho … Ikatan Suami Suami Takut Istri," jelas Simon dengan suara tawa yang meledak dan renyah.


Leon, "…"


Leon kesal dan hendak menutup telepon. Namun,  Simon tidak berhenti sampai di situ, dia segera membujuknya lagi, “Eh jangan dong, Kak, ayo keluar! Aku sama Kak Hansen tunggu kamu di Bar 1998 ya.”


"jangan tidak datang, jangan kecewakan kami lho," bujuk Simon lagi.


Leon, "…"


Berpikir memang sudah agak lama dia tidak bermain di luar, maka Leon memutuskan untuk pergi ke Bar 1998.


….


Di dalam Bar 1998.


Bar 1998 selalu menjadi tempat berfoya-foya para pria kaya , yang paling tidak kekurangan di dalamnya adalah wanita cantik, pria yang datang bersenang-senang sepanjang malam di sini akan menghabiskan banyak uang, dan bar ini adalah salah satu aset milik keluarga Kawindra.


Empat keluarga besar di kota Palembang, Sebastian, Mahendra, Kawindra, Ugraha, hari ini ada tiga orang yang berkumpul, mereka bertiga tumbuh besar bersama sejak kecil.


Suasana hati Leon sedang kurang baik hari ini sampai-sampai dia bahkan tidak mempedulikan wanita cantik nomor satu yang baru datang, dia menyuruh wanita itu pergi begitu mencium aroma parfum di tubuhnya.


Leon mulai terbiasa dengan wangi haruk Khansa, sehingga ketika ada wangi lain yang mencoba mendekat, maka syaraf-syaraf Leon akan secara otomatis akan menolak.


Melihat ini maka tiga sekawanan tersebut pin meledeki Leon, kembali mengejeknya.


Simon segera mengusir wanita itu, “Kak Leon, kamu kan udah lama ngak main, beneran tak berminat sama wanita?"


Nenek saja sudah tidak memperbolehkanku mencarimu, dia takut kita macam-macam," tambah Simon lagi.


Di saat ini, Hansen Mahendra yang duduk di samping berbicara, “Leon, dengar-dengar keluarga Isvara nikahin satu putri mereka sebagai pengganti untukmu ya, namanya Khansa.”


Leon menengadahkan kepala menatap Hansen saat mendengar nama itu.


"Lalu, masalahmu apa?" tanya malas Leon. 


Hansen pun menyerigai sedikit dengan sedikit meledek Leon.  Hansen sangat tampan, dia memakai sebuah kacamata berbingkai emas, dia menyerumput seteguk anggur merah di tangannya dan melihat ke arah depan.


“Coba lihat, siapa itu?” ujat Hansen seraya menunjuk ke salah satu arah.


Leon menengadahkan kepalanya dan segera menangkap sebuah sosok ramping, pemilik sosok itu adalah Khansa. Di samping Khansa ada seorang pria, orang itu tak lain adalah Pak Arman yang punya perut buncit.


Leon membenarkan duduknya yang tadi dalam pose malas, Leon berpikir apa karena pria gendut, jelek itu, maka istri kecilnya ini malah mengabaikannya seharian. Dan apakah karena pria itu, telah membuat Khansa tidak sabar untuk segera pergi pagi-pagi sekali dari rumah hanya supaya bisa berkencan dengan pria jelek itu.


Leon, "…"


“Buset,” Simon menepuk meja dan berdiri.


“Kak, kok si Khansa malah nemanin pria tua minum-minum di sini? Beraninya dia selingkuh di belakangmu!”


Simon mengambil sebotol anggur dan hendak menerjang ke sana, Tuan Muda keluarga Kawindra adalah penguasa muda di kota Palembang. “Kak, biar aku hajar mereka untukmu!”


Klik ini untuk lanjut ke Bab Berikutnya


Bersambung

Novel ini merupakan Novel yang panjang dan mempunyai cerita yang sangat bangus dan seru untuk menemani anda di kala santai.ikuti kisah selanjutnya yah.


Posting Komentar untuk "Gadis Desa Pengantin Penganti Bab 10"