Gadis Desa Pengantin Penganti Bab 76
Admin kembali lagi dengan Novel yang sangat seru,Novel ini menceritakan seorang gadis Desa yang bernama Khansa yang di anggap wanita sial di desa tersebut,Novel ini berjudul “ Gadis Desa Pengantin Penganti ”
Hahaha Admin ga akan lanjut nanti di bilang spioiler lagi kita akan lanjut ke kisah Khansa yang sangat menguras perasaan dan Novel ini mempunyai jalan cerita yang panjang dan seru langsung saja kita menuju TKP….😘😘🥰
BAB 76 : TERNYATA TIDAK PINGSAN
Jihan mulai membayangkan masa depannya yang indah, mengira dengan berbuat begini Hendra pasti akan menikahinya. Jihan merasa sudah menang karena telah berhasil merusak reputasi Khansa, melihat trending topik para netizen yang sudah mengatai-ngatai Khansa.
[Tak disangka dibalik penampilannya yang polos anggun, ternyata Khansa Isvara adalah wanita liar]
[Ya sungguh Liar, begitu haus akan sentuhan pria, sampai-sampai sekali bermain tidak cukup dengan satu pria]
[Merasa suami sakit keras, lalu berpikir jika apa yang dilakukan tidak ada salahnya! Wanita ini benar-benar sakit jiwa]
[Ada yang tahu berapa harga wanita ini? Aku ingin membookingnya untuk menemani akhir pekan aku]
[Diberi puluhan Milyar untuk menikahinya! Aku pun tidak akan sudi menerimanya]
Melihat media sosial begitu heboh, Jihan pun bergumam sambil tertawa senang dan puas hati, "Kau sudah kalah Khansa, aku akan tetap menjadi Nyonya Ugraha, dan kau akan jadi pecundang selamanya."
"Selamanya kau akan tetap menjadi putri yang terbuang," hina Jihan lagi.
Maharani merangkul Jihan dan akan berbuat apa pun untuk memastikan kebahagiaan Jihan, "Selama ada Ibu, maka Ibu akan memastikan putri-putri ibu untuk selalu menggapai kebahagian dan kemakmuran," janji Maharani.
"Terbaik," puji Jihan seraya mengedipkan matanya.
"Tapi Bu, jika ayah tahu bahwa ibu yang ada dibalik semua ini! Apakah ibu tidak takut membuat ayah murka?" tanya Jihan.
"Tenang saja, mati pun ayahmu tidak akan peduli," jawab Maharani.
"Bukankah Ibu pernah bilang, jika ayah sangat mencintai ibunya Khansa?" tanya Jihan.
Ketika Jihan mengatakan itu Maharani pun mendengus seraya mengatakan, "Huush … jangan banyak tanya lagi tentang ini lagi,"
Mendengar ibunya memperingatkan seperti itu, maka Jihan pun langsung menutup mulutnya dan tidak bertanya lagi, dan tak ingin tahu lagi.
…
Jihan kembali ke kamar, dan kembali mengecek sosial media yang masih saja terus menghujat Khansa. Melihat jika itu semakin heboh, maka Jihan pun semakin berjingkrak kesenangan.
"Selamat menikmati, dasar wanita bodoh," ejek Jihan lagi.
Tidak lama kemudian Fauzan pulang. Maharani melihat raut wajah yang muram sekali dan jelas kalau malam ini Fauzan sudah mengetahui aib Khansa yang tengah menjadi trending topik.
Berdasarkan tempramen Fauzan yang sangat egois, maka adalah sebuah hal yang mudah untuk memancing kemarahan Fauzan terkait foto skandal fulgar Khansa.
Maharani pura-pura tidak tahu dan membakar-bakar Fauzan yang sudah jelas-jelas marah, "Mengapa wajahmu nampak marah? Apa aku ada buat salah?"
"Khansa, anak sial itu!" jawab Fauzan dengan geram.
"Ada apa lagi? Kali ini apa yang sudah dia lakukan lagi?" tanya Maharani sembari membantu Fauzan melepaskan dasinya dan jas kerjanya.
Fauzan menggulung lengan kemejanya, seraya berkata "Foto-Foto laknat anak itu sedang viral dan telah menjadi trending topik."
"Nah kan! Benar apa kataku. Jika anak itu memiliki simpanan, anak itu benar-benar liar," hina Maharani.
"Lihatlah! Masalah ini sudah benar-benar menjadi serius," tukas Maharani memanas-manasi Fauzan.
"Apa yang akan kau lakukan tentang ini!?" tanya Maharani ingin tahu.
"Aku sangat marah kepadanya, apalagi satu pun panggilan telpon dariku tidak dijawabnya," jelas Fauzan.
"Siapa tahu di luar sana dia malah masih bersenang-senang!" hasut Maharani kepada Fauzan.
"Apa kau memiliki cara?" tanya Fauzan.
"Ah itu … jika kau mau mendengarkan aku maka itu akan sangat mudah jika kau mau menyelsaikan masalah ini tanpa harus merusak reputasimu, dan juga reputasi keluarga Isvara," jawab Maharani.
"Katakan idemu!" pinta Fauzan.
Maharani pun mengatakan idenya, Maharani meminta Fauzan mengadakan konferensi pers besok untuk mengumumkan putus hubungan keluarga dengan Khansa.
Fauzan berpikir sejenak, lalu setuju dan berkata, "Kau saja yang mengaturnya!"
Mendengarnya jelas telah membuat hati Maharani membuncah, dengan dibuangnya Khansa dari silsilah keluarga Isvara, ini jelas akan membuat kedudukan kedua putrinya akan menempati nomor satu dan nomor dua, nona muda yang paling sangat diinginkan tanpa saingan yang sepadan.
…
Di perusahaan.
Hansen datang bertamu ke ruangan Leon, Hansen penasaran Leon sedikit pun tidak peduli dengan berita mengenai Khansa yang menggemparkan itu.
"Hei! Mengapa kak Leon bisa setenang ini?" tanya Hansen penasaran.
Leon hanya bisa tersenyum datar pada Hansen, "Dia tidak suka jika aku mencampuri urusannya, dia bisa menindas siapa pun yang dia mau, jika ada yang ingin perhitungan dengannya, maka aku yang akan menghadapi mereka.
"Hah! Sejak kapan kak Leon, berubah menjadi lebih manis daripada gula," gumam Hansen sambil mengusap tengkuknya karena merasa merinding.
Meski diledek oleh Hansen, Leon tidak peduli karena Khansa pernah berkata agar Leon jangan mencampuri urusan pribadinya.
Saat ini Khansa sedang bersama Emily, "Hei putri tidur bangunlah! Lihat ini kacau sekali. Kau telah menjadi trending sensasi skandal No.1 di Kota Palembang ini.
"Emily ini masih pagi lho," ujarnya.
"Kau ini! Ingin bersaing dengan aku kah? Atau ingin mengambil pekerjaan aku?" Gumam Emiliy yang merasa belakangan ini betapa Khansa sering sekali menjadi trending topik.
"Ih … ada apa? Kau ini sedari dulu suka sekali begaduh dengan aku!" Protes Khansa kepada Emily.
"Hei! Ini lho, kau masuk dalam pencariaan trending topik No.1 sejagat Palembang ini.
"Apa sih!?" tukas Khansa lagi.
Emily memaksa Khansa untuk melihat ponsel di tangannya. Khansa mengambilnya dengan rasa malas, lalu hanya tertawa saja dan melemparkan ponsel Emily ke samping ranjangnya.
"Di mana-mana, pemenang itu tertawa paling akhir," ujar Khansa.
Emily pun membiarkan teman baiknya itu melanjutkan tidurnya, "Terserah kau saja … aku pergi sebentar, ada sedikit pekerjaan yang harus aku selesaikan."
Setelah Emily pergi, Khansa pun mengibaskan selimutnya, lalu mengambil ponselnya dan menekan satu nomor.
Di ruang kerja Leon, nampak sedang serius menatapi berkas-berkasnya. Mendengar dering panggilan masuk di ponselnya, Leon pun meletakan penanya dan langsung saja memjawab panggilan itu. Ponsel yang Khansa hubungi adalah ponsel yang memang hanya menyimpan nomor Khansa saja.
"Halo!" jawab Leon.
"Ah ternyata kau tidak pingsan," jawab Khansa.
"Pingsan?" tanya Leon.
"Ya pingsan! Karena diselingkuhi! Seperti apa yang dikatakan di berita-berita itu," sambung jawab Khansa.
"Bukankah aku sedang menjawab panggilan telponmu!" tukas Leon.
"Ah ya! jika begitu tak akan ganggu lagi, kau pasti sedang sibuk," ujar Khansa.
"Aku akan bersibuk juga," ujarnya lagi.
"Sibuk apa?" tanya Leon.
"Tentu saja bermain, aku masih muda, tentu hal paling menyenangkan adalah bermain," jawab Khansa dengan sedikit tertawa.
"Masih muda," pikir Leon.
Tiba-tiba saja Leon memikirkan tentang perbedaan usia mereka, Leon menghela napas memikirkan istrinya itu memang masih sangat muda.
Khansa sedikit merasa lega, karena mengetahui jika Leon tidak terpengaruh oleh berita-berita miring tentangnya.
Khansa meletakan ponselnya diatas nakas sambil berkata "baiklah, saatnya menunggu pertunjukan besar."
Klik ini untuk lanjut ke Bab Berikutnya
Bersambung
Novel ini merupakan Novel yang panjang dan mempunyai cerita yang sangat bangus dan seru untuk menemani anda di kala santai.ikuti kisah selanjutnya yah.
Posting Komentar untuk "Gadis Desa Pengantin Penganti Bab 76"