Gadis Desa Pengantin Penganti Bab 67
Admin kembali lagi dengan Novel yang sangat seru,Novel ini menceritakan seorang gadis Desa yang bernama Khansa yang di anggap wanita sial di desa tersebut,Novel ini berjudul “ Gadis Desa Pengantin Penganti ”
Hahaha Admin ga akan lanjut nanti di bilang spioiler lagi kita akan lanjut ke kisah Khansa yang sangat menguras perasaan dan Novel ini mempunyai jalan cerita yang panjang dan seru langsung saja kita menuju TKP….😘😘🥰
BAB 67 : MAJIKAN
"Leon kau …! ujar Susan dengan canggung.
Senyuman di wajah Susan menguap hilang ketika melihat Khansa duduk di ranjang besar milik Leon itu.
Susan sama sekali tidak pernah melihat Leon bisa begini, apalagi membayangkan ekspresi Leon bisa selembut itu. Selama ini Susan mengenal Leon sebagai pemimpin yang berwibawa, sukses, akurat dan memiliki kefokusan tinggi di dalam mengelola bisnisnya, juga sesekali bisa bersikap kejam terhadap lawan bisnisnya. Susan tidak pernah menyangka jika Leon memiliki sisi lembut seperti ini.
Leon menarik tangannya, lalu menoleh kepada Susan, "Ada apa?" tanya Leon sembari menaikan satu alisnya.
Rupanya Susan kesasar dan tidak sengaja masuk ke dalam kamar Leon dan Khansa berada sekarang, "A-aku ingin pergi ke kamar tamu, pelayan sudah memberi tahu arahnya tadi, tapi nampaknya aku salah jalan," jawab Susan.
Leon menarik kembali tangannya, tatapan penuh cinta yang tadi susan lihat telah berubah menjadi tatapan yang tidak ada kehangatan sedikitpun ketika menatap susan.
Susan mulai menanyakan Khansa itu siapa, "Leon … wanita ini …?" ujar Susan terbata sembari memaksakan senyuman di wajahnya.
Mendengar pertanyaan Susan, belum juga Leon menjawab. Namun Khansa langsung saja berdiri dari ranjang besarnya itu dan malah menjawab jika dia adalah pelayan kecil tuan muda Sebastian.
"Nona Susan, aku adalah pelayan di sini," jelas Khansa.
"Pelayan?" gumam Susan dengan ragu.
Khansa bohong pada Susan. Khansa keluar dan tidak peduli pada Leon dan Susan, "Kalian mengobrol saja berdua! Selamat mengobrol ya," ujarnya.
Hati Leon malah semakin senang melihat Khansa yang semakin cemburu karena serum cemburu yang baru saja Leon suntikan untuk Khansa.
Susan menangkap pandangan yang tak biasa dari Leon yang ditujukan kepada pelayan kecilnya itu. Hatinya sedikit tidak senang, dari awal Susan sudah menargetkan Leon karena pria ini sangat memikat, Leon telah sangat memikat hati Susan, Leon sangat mempesona.
Susan berniat memanfaatkan kesempatan ini untuk menjadi wanita milik Leon. Susan pun memikirkan sebuah ide.
"Leon! Ini pertama kalinya aku datang ke Villa Anggrek, Villa ini nampak luas, bisakah kau mengajakku berkeliling tuk melihat-melihat!" pinta Susan.
"Minta salah satu pelayan di sini saja untuk mengajakmu berkelling melihat-lihat," jawab ketus Leon sembari beranjak dari kamarnya.
Susan hanya tertegun melihat Leon yang langsung saja berubah jadi sedingin es, padahal tadi ketika gadis yang mengaku sebagai pelayan kecil itu ada di kamar ini, nampak sekali jika Leon sangat tidak tahan untuk tidak menggodainya.
Ini membuat Susan semakin tidak bisa menahan rasa di hatinya. Sebagai pebisnis muda yang sukses, kepribadian Leon juga hampir tidak memiliki kekurangan. Keputusan-keputusan bisnisnya yang selalu akurat, membuat Leon di segani oleh pihak lawan bisnisnya. Selain kepribadiannya yang berada dalam taraf kelas tinggi, Leon juga dikarunia ketampanan, kewibawaan dan juga kekayaan yang melimpah yang telah membuat banyak wanita dari kalangan sosialita jatuh hati kepadanya.
Leon Sebastian adalah Tuan Muda yang sulit didekati, karena Aura dingin yang selalu dia tebarkan jika di depan para wanita sosialita tersebut. Itu sebabnya selama ini tidak ada wanita yang berani mendekatinya.
Tapi susan tetap merasa percaya diri, karena tiba-tiba Leon menerima inisiatif pendekatannya. Meski merasa sedih, karena tetap saja Leon bersikap dingin kepadanya, meski dia sudah berhasil masuk ke Villa anggrek ini.
Merasa sudah sampai sejauh ini, Susan memutuskan tidak akan menyerah, dan tetap percaya bahwa dia adalah jodohnya Leon.
…
Khansa mencari Paman Indra dan bertanya apa ada yang bisa dibantu. Khansa memutuskan untuk berperan jadi pelayan. Paman Indra tidak berani mengatakan apapun. Paman Indra malah berjalan begitu saja tanpa menjawab.
"Paman Indra ada yang bisa aku bantu tidak?" tanya Khansa lagi.
Paman Indra mengernyitkan alisnya, menatapi nyonya mudanya itu sekaligus berpikir rencana apa yang sedang tuannya susun dengan membawa wanita lain ke Villa anggrek.
"Tidak ada Nyonya, tidak ada yang bisa Nyonya bantu," jawab Paman Indra.
Mana berani Paman Indra meminta Nyonya mudanya bersih-bersih, sementara Tuan mudanya tidak mengintruksikan apa-apa.
"Ruang tamu?" tanya Khansa.
"Ah itu … i-itu, Nyonya bisa memeriksanya sendiri apakah ada yang bisa dibersihkan disana!" ujar Paman Indra.
"Jika begitu baiklah!" ujar Khansa seraya pergi ke ruang tamu, untuk melihat apakah ada yang bisa dia bersihkan disana.
Melihat Nyonya mudanya pergi, barulah Paman Indra paham mengapa Leon membawa wanita lain ke Villa Anggrek ini.
"Haa … untung saja Nenek Sebastian tidak di sini, jika ada di sini maka pekerjaan aku pasti akan bertambah. Menjadi perisai tuan muda Leon. Perisai kemarahan Nenek Sebastian," gumam Paman Indra sambil menghela napas panjang.
Khansa melihat seorang pelayan sedang mengelap sebuah vas-vas pajangan dari kristal, lalu mengambil lap yang ada di tangan pelayan tersebut, "Sini! Biar aku bantu kau membersihkan ini."
Pelayan tersebut tercengang ketika melihat Nyonya Mudanya ini malah ikut duduk berlutut bersamanya di lantai.
"Nyonya!" panggil pelayan itu dengan takut-takut.
Sungguh pelayan itu sangat takut dengan Tuan muda Sebastian, jika saja salah paham terhadap dirinya, takut disangka jika Nyonya muda di minta bekerja membersihkan perabot rumah tangga Villa Anggrek.
Khansa terlihat asyik berlutut diatas permadani karpet empuk yang ada di ruang tamu itu, dan dengan serius mengelap vas-vas kristal tersebut.
"Aduh!" gumam Khansa seraya memegang kepalanya yang baru saja terlempar oleh sesuatu.
Khansa menoleh, dan melihat Leon telah duduk di sana sambil memegang majalah bisnis di tangannya, bertingkah seakan-akan sedang membaca. Leon sedang semangat mengerjai istri kecilnya ini, karena itu melemparkan permen ke kepala Khansa.
"Pria ini, benar-benar ingin membuatku kesal ya!" pikir Khansa.
Khansa memeloti Leon dengan mata hitamnya yang pekat, ditatapi seperti itu malah Leon balik menatapi Khansa. Leon memperhatikan khansa hari ini tampak imut memakai baju kaos putih, dengan celana selutut berwarna krem, betisnya terlihat indah dan ramping. Rambut panjangnya nampak di kuncir tinggi. Khansa terlihat lembut meski sedang kesal kepada Leon.
Khansa mengambil permen yang ada di sampingnya, permen yang tadi dilemparkan oleh Leon. Khansa membalas kembali. Sementara itu, Leon sama sekali tidak menghindar, permen itu pun tepat mengenai wajah Leon.
Pelayan yang berada di ruang tamu itu pun segera beranjak pergi mengamankan dirinya, jika Nyonya mudanya di lempar permen, mana tahu jika kepadanya Vas kristal yang sedang di pegang Nyonya nya akan melayang kepada dirinya. Pelayan itu dengan cepat pergi ke dapur untuk menyelamatkan nyawanya yang berharga itu.
Leon memelototi Khansa, “Dasar pelayan! Berani sekali melempar benda ke kepala majikanmu!”
Bantu admin yah kak dengan klik ... biar admin semangat postnya
Klik ini untuk lanjut ke Bab Berikutnya
Bersambung
Novel ini merupakan Novel yang panjang dan mempunyai cerita yang sangat bangus dan seru untuk menemani anda di kala santai.ikuti kisah selanjutnya yah.
Posting Komentar untuk "Gadis Desa Pengantin Penganti Bab 67"