Gadis Desa Pengantin Penganti Bab 58
Admin kembali lagi dengan Novel yang sangat seru,Novel ini menceritakan seorang gadis Desa yang bernama Khansa yang di anggap wanita sial di desa tersebut,Novel ini berjudul “ Gadis Desa Pengantin Penganti ”
Hahaha Admin ga akan lanjut nanti di bilang spioiler lagi kita akan lanjut ke kisah Khansa yang sangat menguras perasaan dan Novel ini mempunyai jalan cerita yang panjang dan seru langsung saja kita menuju TKP….😘😘🥰
BAB 58 : SEMANGKUK SUP
Leon memesan kamar presiden suite lainnya, Leon mandi dan keluar dengan memakai pakaian tidur. Leon memakai piyama berwarna putih, bak pangeran sebelum tidur. Memakai baju tidur berbahan sutra seharga tiga juta rupiah, membuat Leon nampak seperti pangeran Asia. Leon duduk dengan elegannya di sofa.
Hansen juga ada di sini dan memberikan segelas wine pada Leon, Hansen tidak pernah melihat mood Leon yang seperti ini. Semenjak menikah dengan Khansa, Leon terlihat selalu mudah kehilangan fokusnya jika sudah menyangkut tentang istri kecilnya itu. Seorang Tuan Muda yang tidak pernah ditolak kehadirannya, sekarang telah bertemu dengan lawan yang sepadan.
"Apakah Tuan Muda kita sudah ditaklukan?" ledek tanya Hansen.
Leon menjawab hanya dengan menyeringai lalu menyesap wine yang ada di tangannya itu.
Hati Leon memang menjadi mudah naik dan mudah turun jika sudah bicara tentang Khansa. Itu terlihat seperti Leon sudah mengeluarkan hatinya lalu dia letakan di tangan Khansa. Jika Khansa sedang *******-***** hatinya, maka itu akan sangat mempengaruhi suasana hati Leon.
Hansen ingin tahu kenapa Khansa bisa sangat mempengaruhi suasana hati Leon, "Apa istri kecilmu itu membuat ulah lagi?"
"Ulah … hmm … ya begitulah," jawab Leon dengan nada sedikit senang dan menyunggingkan senyum di wajahnya.
"Dia membuat ulah, lalu mengapa kau tampak terlihat senang?" tanya Hansen dengan penasaran lagi.
Leon tersenyum dan mengakui kalau sekarang dia sangat senang karena Khansa cemburu hebat karena sebuah telepon, dan membuat mereka menjadi bertengkar.
"Sedang bertengkar! Mengapa malah menjadi senang," celoteh Hansen lagi.
"Kau sudah benar-benar jatuh cinta padanyakah?" tanya serius Hansen.
Leon menatapi gelas wine yang sedang di pegangnya itu, mengernyitkan alisnya sambil memikirkan perkataan Hansen.
"Ah sudahlah! Aku jelaskan juga kepada kau juga tidak akan paham," kilah Leon sembari menyesap wine yang ada di tangannya itu.
Leon sedang merasa bangga karena, dia menjadi satu-satunya pria yang memiliki Khansa, si kupu-kupu unik, yang selalu saja ingin terbang ke sana kemari.
Leon mengangap Hansen dan Simon ini tidak jauh beda. Tidak akan memahami apa yang sedang dia rasakan sekarang, karena mereka tidak memiliki wanita seperti Khansa yang berada di sisinya. Yang selalu membuat hatinya gemas dan sesekali tergelitik karena kesal. Leon mulai menyukai letupan-letupan kejutan yang selalu Khansa berikan kepadanya. Khansa bagai pelangi yang datang setelah hujan, indah dipandang mata.
Leon mengambil ponselnya dan meminta Gery datang ke kamarnya. Leon ingin mengetahui kejadian yang sebenarnya di hari itu. Asisten Gery buru-buru datang karena Leon meneleponnya.
"Tuan," ujar Gery sembari berdiri dengan kaku dihadapan Leon.
Leon menanyakan kejadian saat dinas itu, “Gery!" panggil Leon dengan nada tidak senang dan tatapan mata yang dingin.
"kenapa kamu tidak memberitahu hal itu padaku?”
"Maaf Direktur, beritahu tentang apa?" tanya Gery.
"Khansa ada menghubungi aku waktu itu!" ungkap Leon lagi.
"Mengapa kau tidak memberi tahu aku!" tanyanya lagi.
"I-itu, a-aku … karena," Gery tidak berani
menyebutkan pendapatnya yang ingin mengatakan bahwa dirinya berpikir jika Leon menganggap Khansa tidak penting.
"Maafkan aku Tuan, aku telah salah," ujar assiten Gery.
Gery merasa ketakutan, tidak disangka Leon akan peduli dengan hal begini. Selama ini, Direkturnya ini mana peduli terhadap wanita-wanita yang mencoba mendekatinya. Jadi Gery menyangka jika Direkturnya itu tidak akan mempedulikan panggilan telepon itu.
Hansen yang melihat asisten Gery, mulai panik, dan sedikit gemetar. Hansen Membuka suara untuk membela Gery.
"Hei Tuan Muda Sebastian, jangan terlalu tegang," ujar Hansen.
"Lain kali pasti assiten Gery tidak akan mengulangi hal yang sama," ujar bela Hansen untuk Gery.
"Bukan begitu Gery?" ujar Hansen.
Hansen meminta Leon untuk berhenri menakuti Asisten Gery dengan tatapan dinginnya itu. Lalu Hansen menjelaskan pada Asisten Gery jika Leon dan Khansa bertengkar karena kejadian itu, "Nyonya Muda jadi memarahi Direktur kita karena hal itu."
Asisten Gery benar-benar terkejut mendengan penjelasan Hansen, selama ini mana ada wanita yang berani membantah Tuan Mudanya ini, bahkan lawan bisnisnya pun hanya sedikit yang memiliki keberanian untuk mengajak ribut-ribut kepada Tuan Mudanya ini. Tapi, malah Nyonya Mudanya yang imut itu berani dengan lantangnya untuk mengajak tengkar Tuan Mudanya ini.
Diam-diam dalam hati asisten Gery mulai menganggumi Nyonya Mudanya itu, "wanita tangguh," pikir asisten Gery.
"Maafkan aku, lain kali akan sangat memperhatikan tentang ini," ujar asisten Gery.
Merasa karena sikap Gery ini juga, sehingga berhasil mematik cemburu besar di hati Khansa, Leon diam-diam berpikir seharusnya malah dia yang berterima kasih kepada Gery.
Hanya saja sedikit menjadi marah, karena itu juga membuat Khansa jadi mengabaikan dia, mendorong dia untuk menjauhi Khansa.
Interogasi Leon, terganggu karena terdengar bunyi pintu bel, Leon memberi tanda kepada Gery agar melihat siapa yang datang.
Bel pintu kembali berbunyi, Chief Susan datang membawa sup untuk Leon, "Apakah Direktur sudah datang?" tanyanya.
Gery menatapi Chief Susan yang sedang memegang semangkuk Sup dengan menggunakan gaun seksi, yang seakan ingin mencuri perhatian dengan lekuk tubuh seksinya itu, "Ini dia mau menggoda siapa dengan pakaian minim seperti ini," pikir Gery.
Chief Susan benar-benar tampil berani dengan balutan gaun seksinya, gaun hitam yang ketat. Gaun tersebut disempurnakan dengan detail rumbai yang menjuntai pada bagian rok. Pulasan make up malam yang halus, menambah kecantikan Chief Susan.
Meski Chief Susan memang cantik, namun nampaknya Tuannya malah tidak tertarik sama sekali dengan wanita seperti Chief Susan ini.
Gery tidak ingin mengulangi kesalahannya lagi, dengan inisiatifnya sendiri Asisten Gery meminta Chief Susan untuk menunggu di depan pintu, dia masuk untuk meminta izin pada Leon.
"Tunggu di sini saja dulu, akan kutanyakan dulu kepada Direktur apakah mau menemuimu atau tidak," jelas Gery yang sudah paham dengan jelas siapa wanita yang sedang ditaksir oleh Direkturnya itu.
Gery pun kembali masuk, dan mengatakan jika Chief Susan ada diluar, dan ingin bertemu dengan Leon, membawakan semangkuk sup.
Hansen tersenyum, merasa Chief Susan punya maksud lain sampai datang mengantar sup untuk Leon malam-malam begini.
"Chief Susan ini sangat perhatian sekali kepadamu," ujar Hansen.
"Sedikit-sedikit ingin membantumu terus, mulai dari menjawab panggilan telpon sampai mengantarkan sup malam-malam," sindir Hansen sambil tertawa kecil mentertawai Leon.
"Mengapa malam ini kau terlihat berisik!?" ujar Leon.
"Apa usaha keluarga sedang berjalan tidak baikkah?" ledek Leon gantian menggodai Hansen.
"Hissh …" gumam Hansen.
Hansen merasa Khansa tidak sembarangan cemburu. Kelihatannya Chief Susan sudah lama menaruh perasaan pada Leon. Saat ini Chief Susan masih berdiri di depan pintu dengan memegang semangkuk sup…
Klik ini untuk lanjut ke Bab Berikutnya
Bersambung
Novel ini merupakan Novel yang panjang dan mempunyai cerita yang sangat bangus dan seru untuk menemani anda di kala santai.ikuti kisah selanjutnya yah.
Posting Komentar untuk "Gadis Desa Pengantin Penganti Bab 58"