Gadis Desa Pengantin Penganti Bab 50

 Admin kembali lagi dengan Novel yang sangat seru,Novel ini menceritakan seorang gadis Desa yang bernama Khansa yang di anggap wanita sial di desa tersebut,Novel ini berjudul “ Gadis Desa Pengantin Penganti ”


Hahaha Admin ga akan lanjut nanti di bilang spioiler lagi kita akan lanjut ke kisah Khansa yang sangat menguras perasaan dan Novel ini mempunyai jalan cerita yang panjang dan  seru langsung saja kita menuju TKP….😘😘🥰


BAB 50 : SUAPI AKU


Braak!!! Leon memukul meja dengan keras.  ruangan mewah yang tadinya  ramai dengan suara tepuk tangan dan tertawa gembira karena Khansa kalah langsung saja menjadi hening. Wajah Leon terlihat tidak baik.  Itu terlihat seperti wajah yang ingin melahap orang hidup-hidup.


Wanita-wanita yang ada di ruangan itu, yang melihat Leon seperti tadi pun merasa terkejut sekaligus kagum, itu terlihat seperti film action yang sangat keren di mata mereka, mereka pun berbisik-bisik kagum.


[dia pasti akan sangat keren Ketika di ranjang]


[yang menjadi wanitanya pasti akan sangat beruntung]


[Jika aku menjadi wanitanya maka aku akan selalu menempel padanya seperti perangko]


[Ya Tuhan dia begitu macho, tipe aku sekali]


[Aku ingin satu pria yang seperti dia]


Ketika Leon marah seperti tadi. Khansa juga sama terkejutnya melihat suaminya memukul meja seperti tadi, “Jika belum pernah melihat dia sakit, maka aku tidak akan percaya jika ada yang bilang pria ini sakit parah,” pikir Khansa.


“Benar-benar pria yang selalu ingin mendominasi,” pikir Khansa lagi.


Ketika melihat kelakuan bos tua itu kepada Khansa, Jelas saja Leon marah, dirinya saja tidak pernah menyibak cadar Khansa meski sangat ingin. Tapi, Leon masih bisa menahan tangannya untuk tidak menyibak cadar Khansa.


Ini pria yang kedudukan dan kekayaannya yang seperti apa, berani menyibak cadar Khansa di depan dirinya dan juga di depan orang banyak. Ini sama saja seperti membangunkan singa lapar yang sedang tertidur, sungguh itu sangat berbahaya.


Leon berdiri dengan Aura membunuh yang keluar dari sekujur tubuhnya, Bos tua itu pun menatap Leon dengan sedikit gemetar. Namun, rasa inginnya untuk bisa memiliki Khansa, membuat bos tua itu memberanikan diri untuk berbicara di depan Leon.


“Bukankah wanita ini sudah kalah?” ujar bos tua itu.


“Kita semua tadi telah  menyaksikan itu, gadis ini telah dikalahkan olehmu!” ujar bos tua itu.


“Jadi sesuai kesepakatan, wanita ini akan ikut aku,” ujar bos tua itu dengan tat tahu malu meski pun suaranya terdengar gugup namun  masih terdengar sangat berharap.


Beberapa pria di sana yang melihat adegan itu pun ikut berbisik-bisik, karena melihat kelakuan bodoh si bos tua tersebut yang tidak bisa membaca situasi dengan baik, jika tuan muda kaya yang ada di depannya itu sudah terlihat jelas sangat tertarik dengan Khansa.


[Apakah dia buta?]


[Bodoh sekali bos tua ini, tidakkah dia harusnya melihat dengan jelas jika tuan muda ini menyukai gadis imut itu]


[Bos tua ini sepertinya ingin mencari mati]


[Sudahlah pak tua, jangan banyak berharap jika kau masih ingin berbisinis di kota ini]

Pria-pria yang lebih muda ini sangat mengerti, jika Tuan muda kaya ini tidak bisa di singgung, jika ingin bisnismu lancar maka jangan punya masalah dengannya,lebih baik menghindar untuk kebaikan bisnis mereka, jangan mencoba-coba menyulut perang dengannya.


Leon berdiri dengan memasukan, kedua tangannya di saku celananya, gerakan sederhana Leon itu nampak terlihat elegan, melihat tatapan Leon dan senyuman yang menyeringai, Bos tua itu  mengira Leon marah.  Tapi tak pernah sangka jika Leon  malah mau membawa Khansa untuk bermain ke tempat lain.


Saat ini Leon menatap bos tua itu dan masih diam, tapi pandangan Leon sangat dingin dan menusuk seperti es, itu terlihat seperti  tatapan yang sedang menyampaikan pesan, “apa kau mau berebut dengan aku,” tatapan mata Leon sekaan baru saja menyampaikan pesan itu kepada bos tua yang sedang sedikit gemetaran memandanginya.


Bos tua itu pun berkeringat dingin, semua orang bisa melihat kalau Leon tertarik pada Khansa. Siapa pun tidak berani merebut wanita yang disukai oleh Leon. Salah seorang pria muda yang merasa kasihan dengan bos tua itu, memberanikan diri mendekatinya lalu berbisik ke bos tua itu, membujuknya untuk menghentikan niatnya kepada Khansa demi kebaikan diri dan kebaikan bisnis bos tua tersebut.


“Bos! Sudahlah, lepaskan saja gadis imut ini demi kebaikanmu!” nasehat pria itu.


Bos tua itu mengernyitkan alisnya, “Maksudmu? Bukankah gadis imut ini sudah kalah taruhan jadi sesuai kesepakatan dia akan ikut dengan aku,” jelas bos tua itu lagi dengan suara pelan sambil berbisik ke telinga pria tadi.


“Tidak! Mana bisa begitu, gadis cantik di depan mata dan sudah kalah taruhan, tapi malah dipinta untuk melepaskan begitu saja,” pikir si bos tua itu.


Pria muda itu pun merangkul bos tua itu, seakan bisa mengerti dan bisa membaca pikiran bos tua itu yang masih enggan melepaskan niatnya, pria muda itu pun tetap kembali membujuknya.


“Sebaiknya bos cari gadis lain, jika ingin selamat, jika kau masih menyayangi bisnismu maka dengarkan aku,” ujar nasehat pria itu lagi.


“Nanti aku akan membantu bos untuk mencari gadis yang sama imutnya dengan gadis pelempar panah ini,” janji pria itu yang bersedia membantu bos tua itu untuk mencari gadis pengganti.


Bos tua  itu mencoba mencerna perkataan pria yang sedang menasehatinya ini, Lalu mellihat pandangan Leon kepada Khansa, itu seperti tatapan ingin memiliki Khansa hanya untuk dirinya saja tidak rela berbagi. Bos tua itu pun terdiam meski belum mau mengurungkan niatnya untuk memiliki Khansa.


Dirinya benar-benar tertarik dengan Khansa, gadis bercadar yang misterius, dan sedikit tidak rela jika harus melepaskan Khansa yang sudah ada di depan matanya itu, Bos tua itu masih sangat menginginkan Khansa, namun tidak bisa berbuat banyak.


Khansa saat ini sedang mengasihani dirinya sendiri, Melihat keadaan dirinya yang sudah kalah telak,  dikalahkan oleh suaminya sendiri, membuat Khansa kehabisan energi. Pada awalnya Khansa mengira jika suaminya itu akan memberinya muka dengan mengalah untuk kalah. Tapi siapa sangka malah Leon tidak ingin kalah.


Saatnya mengakui kekalahan, Khansa pun mengehela nafas dan siap menerima hukuman,  Khansa mengernyitkan alis, “CEO  Sebastian, aku sudah kalah. Katakanlah keinginanmu dan aku akan berusaha penuhi itu sesanggupku, kecuali melepas cadar ini.”


Entah mengapa hati Leon terasa tergelitik senang mendengar perkataan Khansa tadi, perkataan bernada menyerah. Leon sangat memahami jika istri kecilnya ini sangat keras kepala, dan sekarang mendengar dia melunak seperti ini dihadapannya otomatis membuat hati Leon senang, terasa indah seperti taman bunga yang sedang berbunga-bunga dan dipenuhi dengan kupu-kupu yang terbang ke sana kemari, sangat indah.


Leon mendekati Khansa lalu merangkul pinggang Khansa yang ramping itu  dan menarik Khansa ke sisinya. Telinga Khansa jadi memerah, Khansa ingin berdiri dan saat ini Leon berkata lembut di telinga Khansa, “Suapi aku.”


Khansa tercengang sekali dan menatap Leon dengan kebingungan, permintaan macam apa ini?


Klik ini untuk lanjut ke Bab Berikutnya


Bersambung

Novel ini merupakan Novel yang panjang dan mempunyai cerita yang sangat bangus dan seru untuk menemani anda di kala santai.ikuti kisah selanjutnya yah.



Posting Komentar untuk "Gadis Desa Pengantin Penganti Bab 50"