Gadis Desa Pengantin Penganti Bab 48

 Admin kembali lagi dengan Novel yang sangat seru,Novel ini menceritakan seorang gadis Desa yang bernama Khansa yang di anggap wanita sial di desa tersebut,Novel ini berjudul “ Gadis Desa Pengantin Penganti ”


Hahaha Admin ga akan lanjut nanti di bilang spioiler lagi kita akan lanjut ke kisah Khansa yang sangat menguras perasaan dan Novel ini mempunyai jalan cerita yang panjang dan  seru langsung saja kita menuju TKP….😘😘🥰


BAB 48 : MENGANGGAPNYA ORANG ASING


Rupanya Simon yang berteriak, Leon  baru akan menyalakan rokok malah mendongak. Leon melihat Khansa sedang terpaku berdiri limbung, karena baru didorong oleh manajer Bar. Leon memutar-mutar rokok di tangannya, sambil menatapi Khansa, berpikir sedang apa istrinya itu berada di sini.


Mata Khansa dan mata Leon saling bertatapan,  rumus rasio emas ketampanan memang sangat pantas disematkan kepada Leon Sebastian. Leon memiliki wajah yang simetris, bentuk hidung sempurna,  memiliki mata yang indah dan juga memiliki dagu yang mempesona. Tidak heran banyak wanita yang berhayal ingin duduk di pangkuan Leon dan menjadi wanita yang berdiri di sisi Leon.


Leon masih menatapi Khansa seraya berpikir, "Apa dia datang untuk mencari aku?"pikir Leon sedikit senang.


Khansa merasa canggung karena  ditatapi seperti itu oleh Leon, Khansa juga merasa serba salah karena tadi didorong masuk dengan paksa. Khansa dan Leon saling bertatapan lagi, dan itu semakin membuat Khansa merasa dalam kecanggungan tingkat tinggi.


"Mengapa hari ini bisa sesial ini?" pikir Khansa.


Saat ini ada beberapa pria yang mengira Khansa adalah gadis yang akan menemani mereka minum-minum, Leon tidak bicara apa-apa untuk menghentikan mereka dan Simon malah hanya mengamati ekspresi Leon.


"Hei! Apakah ini layanan baru dari bar ini? Pelayan bercadar," ujar mereka.


"Wow bukankah pelayan ini terlihat sangat misterius cantik," ujar salah satu anak kaya yang ada di dalam ruangan tersebut. 


"Pelayan bercadar!" ujar mereka sambil bersiul dan bertepuk tangan senang.


"Wow ini benar-benar layanan yang langka," ujar salah satu dari mereka lagi.


"Ayolah! Kemari, temani kami bermain," ujar mereka menggodai Khansa.


Mereka memuji betapa bagusnya pelayanan fasilitas terbaru ini, membiarkan mereka bisa bermain dengan wanita misterius. Simon diam-diam tersenyum dan pura-pura tidak mengenal Khansa, Simon pun memanggil Khansa. Simon ingin menggodai Leon, dan mulai ikutan menggodai Khansa.


“Hei!  Kamu, cepat tuangkan anggur itu  untuk kami!" pinta Simon. 


Melihat Khansa hanya terdiam, tidak memenuhi panggilannya, simon pun berceloteh lagi, kenapa tidak tahu aturan sih?”


Tiba-tiba seorang bos tua berdiri, "Biarkan aku yang memberikannya pelajaran, bagaimana cara bekerja dengan baik," ujar bos tua tersebut.


"Gadis cantik kemarilah, datanglah kepada papa!" ujarnya. 


"Datang! Kepalamu, Hah!" gumam Khansa merutuki pria tua genit tersebut.


Bos tua tersebut juga tertarik dengan kecantikan misterius yang ada di balik cadar Khansa. Bos tua tersebut  mulai ingin menyentuh Khansa, dia ingin menyibak cadar di wajah Khansa, dan tak sabar ingin melihat wajah Khansa tanpa di tutupi cadar.


Khansa menghindar dan memarahi bos itu


“Aku bukan pelayan kalian!” hardik Khansa seraya menepis tangan bos tua itu dari cadarnya.


"Perhatikan tangan kotormu itu, jangan menyentuh aku sembarangan!" hardik marah Khansa.


"Kau ini hanya pelayan! Mengapa begitu sombong!" tukas bos tua tersebut. 


“Aku tadi melihatmu didorong oleh manajer klub ini, jadi jangan berbohong!” ujar bos tua itu lagi.


"Detik ini juga! Aku bisa  dengan mudah meminta kepada manajer klub ini agar sehera memecatmu! Karena tidak menjalankan tugasmu dengan baik?" ancam bos tua tersebut.


“Aku tidak mengenal orang itu, dan aku bukan pelayan!” jawab Khansa marah.


"Dan aku tidak ingin berurusan dengan kalian," ujar Khansa lagi.


"Jadi jangan ganggu aku!" tukas Khansa dengan ketus. 

Kemarahan Khansa sudah benar-benar meletup-letup bak lava panas yang akan segera menyembur ke permukaan bumi. Melihat pria tua yang genit, lalu melihat suami yang menatapnya bagai orang asing, ini benar-benar membuat Khansa kesal setengah mati.


"Benar-benar sial bisa bertemu dengan pria genit sepertimu," tukas Khansa.


Khansa ingin pergi, Tapi,  bos itu malah menahannya dan tidak percaya dengan penjelasan Khansa, "Hei! Kau ini mengapa masih saja munafik," ujar bos tua itu. 


"Gadis cantik, jika kau ikut dengan aku maka aku akan menjamin hidupmu akan bahagia," janji bos tua tersebut.


"Kau pasti menyukai barang-barang mewah bukan? Aku bisa dengan mudah memberikannya kepadamu!" janjinya lagi.


"Aku juga bisa memberikanmu tempat tinggal yang mewah," bujuk bos tua itu lagi kepada Khansa.


"Tinggal katakan berapa uang yang kau mau, maka aku akan segera memberikannya kepadamu," iming-iming bos tua tersebut kepada Khansa. 


"Aku akan menjamin seluruh keperluanmu, kebutuhan hidupmu. Mau yah jadi sugar baby aku!" pinta si bos tua itu lagi.


"Ciih … dasar tua-tua keladi, ssmakin tua semakin jadi" gumam Khansa merutuki  bos tua tersebut.


Bos tua itu semakin menggemas karena sepertinya Khansa sulit ditaklukan, boa tua tersebut malah ingin memeluk Khansa, namun Khansa malah menginjak kaki bos tua tersebut.


"Dasar tak tahu malu," hardik Khansa.


"Bisa lepaskan aku tidak!" ujar marah Khansa seraya menghempaskan  tangan bos tua tersebut yang terlihat ingin memegangi Khansa sedari tadi.


"Tunggu dulu cantik!" ujar bos tua itu menenangkan Khansa yang sudah terlihat bar bar dan sambil menahan sakit di kakinya.


"Bagaimana jika kita membuat kesepakatan," ajak bos tua itu memberikan penawarannya.


Khansa, "…"


Bos tua itu malah mengajak Khansa untuk bertaruh “Aku akan melepaskanmu jika kau bisa menang memainkan suatu permainan.  jika kau  kalah, maka kau harus mau melepaskan cadar yang sedang kau pakai itu dan ikut dengan aku."


"Bagaimana? Setuju tidak?" tanya bos tua itu penuh harap.


"Mau tidak?" tanya bos tua itu lagi.


Hari ini Khansa berpakaian sangat cantik, jadi mana rela bos tua itu melepaskan Khansa dengan begitu mudahnya. Meski  Khansa menggunakan motif sederhana, Tapi karena Khansa pandai memilih warna yang sesuai dengan  kulit tubuhnya yang semakin memperlihatkan kulit putihnya dengan lebih jelas lagi dan itu malah menambah kecantikan Khansa yang terlihat semakin misterius dengan cadar yang hanya menyisakan kedua mata Khansa yang tajam dan bulu matanya yang lentik, dan juga alis yang seperti pohon willow.


Leon sama sekali tidak ingin melihat Khansa, ekspresinya datar dan dingin. Leon mulai mematik api untuk membakar rokoknya.


Malam ini  Leon hanya menganggap Khansa seperti orang asing, menganggap Khansa seperti udara. Ada dan tiada, bisa kau rasakan namun tidak bisa kau sentuh.


Khansa mengalihkan pandangannya dari Leon, lalu menatapi bos tua tersebut. "Baik aku setuju! Kita taruhan," jawab Khansa.


Bos tua itu merasa sangat senang, dan saat ini, bos tua tadi kembali mau menyibak cadar Khansa karena penasaran, “Nona cantik, taruhan sudah kita sepakati, ayo perlihatkan wajah indahmu dibalik kain ini.” 


"Ayo! jangan malu-malu, bukalah cadarmu itu!" pinta bos tua itu lagi, dengan tidak sabaran.


“Tunggu sebentar,” ujar Khansa dengan cepat menahan gerak si bos tua tersebut.


Klik ini untuk lanjut ke Bab Berikutnya


Bersambung

Novel ini merupakan Novel yang panjang dan mempunyai cerita yang sangat bangus dan seru untuk menemani anda di kala santai.ikuti kisah selanjutnya yah.



Posting Komentar untuk "Gadis Desa Pengantin Penganti Bab 48"