Gadis Desa Pengantin Penganti Bab 70
Admin kembali lagi dengan Novel yang sangat seru,Novel ini menceritakan seorang gadis Desa yang bernama Khansa yang di anggap wanita sial di desa tersebut,Novel ini berjudul “ Gadis Desa Pengantin Penganti ”
Hahaha Admin ga akan lanjut nanti di bilang spioiler lagi kita akan lanjut ke kisah Khansa yang sangat menguras perasaan dan Novel ini mempunyai jalan cerita yang panjang dan seru langsung saja kita menuju TKP….😘😘🥰
BAB 70: KHANSA DAN SAPU LIDI
Setelah khansa mengusir Susan lalu Khansa mengunci pintu. Khansa terduduk di lantai dan memeluk kakinya sendiri. Hatinya tiba-tiba saja membenci Leon ketika memikirkan akankah malam ini Leon akan benar-benar menyentuh Susan.
"Dasar playboy!" gumam Khansa merutuki suaminya itu.
Khansa kembali mengingatkan diri kalau hubungan dengan Leon hanya sebatas kerjasama saja. Sepasang mitra kerja. Khansa harus mengingat tujuan awal kembali ke sini.
Mencari kebenaran dibalik kematian ibunya. Seharusnya Khansa merasa senang, karena sudah berhasil memberi pelajaran berharga untuk Hendra dan Jihan, menggagalkan pertunangan antara keluarga Ugraha dan Isvara. Tapi, saat ini Khansa tidak sanggup mengendalikan logika yang ada di pikirannya, Leon memenuhi pikiran Khansa, wajah dan gerakan-gerakan elegan Leon ketika bersikap romantis kepadanya, sungguh itu seperti sedang menikam hatinya pelan-pelan.
Khansa memandangi jam di dindingnya, menghitung detik dan menit waktu yang terus berdetak seperti jantungnya, hanya saja detak irama waktu lebih lamban berdetak ketimbang detak hatinya yang sudah tidak beraturan itu.
Khansa sedikit-sedikit berdiri sambil bergumam, "Apakah saat ini Leon sudah bersama Susan."
Memperhatikan sepertinya di luar sangatlah tenang, seperti sudah ada tidak kegiatan lagi, hati Khansa semakin berdesir memikirkannya. Prasangka dikepalanya semakin menjadi-jadi, kepada Leon dan Susan.
"Apa mungkin mereka akan melakukannya malam ini? Hal-hal yang tadi dikatakan Susan," pikirnya lagi.
Memikirkan tentang itu sungguh gemuruh di hati Khansa benar-benar mengalahkan kerasnya gemuruh petir ketika hujan.
Khansa semakin marah terhadap Leon, selama ini dia sudah menjalani hidup dengan baik. Tapi, Leon malah datang dan menggoda hidupnya, memasuki hidupnya dan masuk kedalam hatinya memorak porandakan benteng pertahanan yang selama ini telah Khansa bangun.
"Tidak mana bisa begini, melakukan dengan wanita lain di rumah! Benar-benar mereka mau cari mati!" rutuk Khansa kepada keduanya.
Memikirkan ini hati Khansa sudah meledak-ledak, sumbu yang dari tadi sudah Leon sulut, akhirnya meledak dengan daya ledak yang dasyhat besarnya. Merasa sudah tergoda dengan pesona Leon, dan sekarang Leon malah membawa wanita lain tepat di depan matanya, jelas Khansa tidak bisa menerimanya. Khansa memutuskan untuk membuat perhitungan.
"Mana bisa begini! Hah … yang benar saja," gumamnya.
Tanpa pikir panjang, Khansa lalu pergi keluar dari kamarnya, pergi ke koridor kamar pelayan. Lalu mengetuknya beberpa kali, pelayan tersebut terbangun dengan tergopoh, lalu membukakan pintunya.
"Nyonya!" ujarnya degan bingung.
"Ada apa! Nyonya?" tanya pelayan itu.
"Apa kau memiliki sapu lidi aren?" tanya Khansa.
"Sapu lidi?" tanya balik pelayan itu.
"Iya! Ada tidak?" tukas Khansa dengan tidak sabar.
"Ada! Ada, Nyonya. Sebentar akan saya ambilkan," ujar pelayan tersebut kembali masuk ke kamar untuk mengambil benda yang Khansa pinta.
"Cepatlah!" perintah Khansa.
"Ini Nyonya," ujar pelayan tersebut seraya memberikan sapu lidi aren tersebut.
"Aku pinjam dulu ya!" ujar Khansa lalu bergegas pergi ke kamar tamu yang ditempati oleh Susan.
Benda yang berfungsi untuk membantu kita menyapu halaman ini, ternyata juga diyakini oleh beberapa daerah, jika sapu lidi aren ini bisa mengusir hantu atau setan yang menganggu rumah.
Konon, ada dua cara yang bisa dilakukan.
Yang pertama dengan menyabetkan sapu lidi ke tempat-tempat yang dipercaya didiami mahluk halus, misalkan kamar mandi atau kamar tidur. Kedua, dengan meletakan sapu lidi di pojok atas ruangan, Konon ini dipercaya Karena lidi tersebut memiliki aura gaib.
Khansa bepikir sapu ldi aren adalah senjata yang paling cocok untuk mengusir setan yang sekarang ada di rumahnya ini, khansa berpikir pria dan wanita bersama dalam satu ruangan, bukankah orang ketiganya adalah setan.
Khansa merasa tidak puas dan pergi mencari Susan, Khansa mengetuk pintu kamar Susan dengan keras berkali-kali sambil memegang sapu lidi aren itu dengan kuat-kuat, "Buka pintunya! Buka pintunya … apa kalian dengar!" teriak Khansa.
"Apa kalian ini tuli!" pekik khansa lagi.
"Buka pintunya sekarang juga!" teriak Khansa lagi dengan tidak sabaran.
Susan pun membukakan pintu, nampak Susan sepertinya baru saja selesai mandi, terlihat rambutnya masih basah.
Khansa saat ini ibarat ayam jago yang sudah siap diadu. Khansa mengira Leon ada di dalam, dan menerabas masuk begitu saja sambil membawa sapu lidi arennya.
"Katakan di mana Leon? Bersembunyi dimana dia!" teriak marah Khansa sambil mengecek ke kamar mandi.
Melihat tidak ada di kamar mandi, khansa mengecek kolong tempat tidur. Sementara itu, hati Susan sedikit kecewa ketika membuka pintu tidak melihat Leon malah meliat ayam betina yang sudah siap mematuk-matuk.
Dirinya jelas marah melihat Khansa yang datang, tadi dia sudah melakukan ritual mandi mewah karena ingin menyambut kedatangan Leon, tapi malah melihat Khansa sedang mengibas-ngibas sapu lidi aren kepadanya.
Susan menjadi tidak sabar dengan Khansa, "Apa yang sedang kau lalukan ini, hah!"
"Leon! Keluar kau!" teriak Khansa.
"Di mana kau menyembunyikannya, apa di dalam lemari!?" tanya marah Khansa sembari mengibas-ngibas sapu lidi arennya lagi kepada Susan.
"Cukup! Kau ini hanya pelayan rendahan. Apa kau pikir kau pantas mencarinya seperti ini!" hardik Susan seraya menghalangi langkah Khansa.
"Minggir!" teriak Khansa.
"Tidak!" jawab susan dengan sedikit postur menantang.
"Aku akan hitung sampai tiga! Kau akan tahu akibatnya jika tidak menurutiku!" Ancam Khansa.
"Satu"
"Dua"
Sudah sampai hitungan kedua namun nampaknya Susan malah memilih menentangnya. Susan dan Khansa mulai terlibat perkelahian sengit.
Khansa lalu menarik tubuh Susan yang masih memakai handuk kimono di tubuhnya itu. Khansa menarik tubuh Susan keluar kamar, lalu mendorongnya hingga Susan terjatuh ke lantai.
"Astaga! Pelayan ini sungguh memiliki keberanian yang tinggi," pikir Susan seraya bangkit dari lantai.
"Pelayan rendahan, beraninya kau mendorongku!" hardik Susan seraya ingin melayangkan tamparan kepada khansa.
Khansa sangat gesit, dengan mudah bisa menghindar dari tamparan yang Susan layangkan untuknya. Malah bermanuver dan menjambak rambut panjang Susan.
"Rasakan seranganku ini!" gumam Khansa yang langsung saja menjatuhkan Susan lagi ke lantai.
Khansa mengambil sapu lidi arennya yang tadi dia lempar ke lantai, lalu mengibas-ngibaskannya ke tubuh Susan. Menganggap jika Susan adalah setan yang harus segera dia usir.
Susan tidak percaya jika pelayan kecil ini memeiliki tingkat daya ledak perang yang tinggi, sampai-sampai Susan merasa perih di kulit kepalanya ketika tadi Khansa menjambak dan menarik rambutnya.
para pelayan berangsur berlari kemari dan tidak sanggup mengatupkan mulut. Mereka mulai bergunjing, "Ya Tuhan Nyonya Galak sekali," ucap para pelayan yang sedang melihat kejadian ribut-ribut ini.
Sosok yang tampan dan tinggi pun keluar dari koridor. Leon keluar dari ruang baca dengan Paman Indra mengikuti dari belakang.
Klik ini untuk lanjut ke Bab Berikutnya
Bersambung
Novel ini merupakan Novel yang panjang dan mempunyai cerita yang sangat bangus dan seru untuk menemani anda di kala santai.ikuti kisah selanjutnya yah.
Posting Komentar untuk "Gadis Desa Pengantin Penganti Bab 70"