Gadis Desa Pengantin Penganti Bab 65

 Admin kembali lagi dengan Novel yang sangat seru,Novel ini menceritakan seorang gadis Desa yang bernama Khansa yang di anggap wanita sial di desa tersebut,Novel ini berjudul “ Gadis Desa Pengantin Penganti ”


Hahaha Admin ga akan lanjut nanti di bilang spioiler lagi kita akan lanjut ke kisah Khansa yang sangat menguras perasaan dan Novel ini mempunyai jalan cerita yang panjang dan  seru langsung saja kita menuju TKP….😘😘🥰


BAB 65 : MEMBAWA PULANG


Khansa memilih naik taksi, namun tidak menuju ke Villa Anggrek. Leon memperhatikan sampai taksi yang Khansa naiki menghilang dari pandangannya, sudah jelas-jelas tadi begitu khawatir kepada Khansa sampai-sampai Leon segera bergegas melajukan mobilnya dengan cepat untuk datang ke tempat acara pertunangan Jihan dan Hendra. Namun, malah hanya bisa memandanginya dari jauh saja.


Melihat istri kecilnya itu sangat tangguh meski selalu ditindas banyak orang, rasa khawatir Leon pun sedikit berkurang. Leon pun melajukan mobilnya untuk kembali ke kantor.


Setelah ambulans membawa Jihan pergi, Fauzan dan Maharani kembali ke dalam, lalu mereka berdua  nampak tengah sibuk mengantarkan para tamu pulang, dan meminta maaf berkali-kali karena ketidaknyamanan di pesta yang mereka selenggarakan ini.


"Sekali lagi kami mohon maaf ya, jika kami mengundang di lain waktu, kami mengharapakan kehadiranya lagi lho," ujar Maharani dengan sedikit berbasa basi busuk. Fauzan hanya bisa mengamini sembari memaksakan senyuman di wajahnya.


Khansa lebih dulu ke rumah sakit untuk menjenguk bibi Fida, tapi melihat bibi Fida masih saja belum tersadar, malah membuat hatinya semakin tidak enak.


"Bibi! Cepatlah sadar! Hanya kau yang benar-benar menyayangiku," gumam sedih Khansa.


"Temani aku bermain nanti, aku rindu disuapi oleh bibi," gumam sedih Khansa lagi.


Mengingat masa-masa bahagia Khansa ketika dulu bersama ibunya dan bibi Fida, itu benar-benar membuat Khansa menjadi menangis dengan derasnya sampai tubuh Khansa gemetaran.


"Bibi! Lekas sembuh, aku kesepian,sangat kesepian," ujar lirih Khansa mengadu.


Khansa merasa sangat kesepian semenjak ibunya pergi dan terpisah dari bibi Fida, meski selalu berusaha bersikap tegar, namun tetap saja dirinya adalah manusia biasa, yang rentan terhadap rasa sakit dan trauma.


Khansa masih memandangi bibi Fida dengan tatapan sedih. Setelah tinggal beberapa saat untuk menjenguk bibi Fida, lalu Khansa memutuskan untuk pulang. Khansa kemudian pulang ke Vila Anggrek.


"Bi, khansa pulang dulu ya, nanti Khansa akan datang lagi," janjinya. 


Sesampainya di Villa Anggrek, Khansa membersihkan dirinya, berendam agak lama di bath up, dengan aroma vanilla kesukaannya dan dengan diiringi musik klasik. Khansa bersandar, memejamkan matanya seraya menenangkan diri dan membiarkan busa-busa lembut dari sabun menempeli tubuhnya sambil sedikit memikirka  nasibnya yang malang ini.


Merasa sudah cukup berendam, Khansa mengambil handuk kimononya, mengambil handuk kecil dan mulai mengeringkn rambutnya di depan cermin yang sudah di ganti baru karena waktu itu Leon telah meninjunya sampai hancur. 


Khansa menatapi wajahnya di cermin, mendapati matanya sedikit menjadi bengkak karena menangis tadi, Khansa hanya bisa mengehela nafas panjang. Khansa melangkah ke lemari untuk mengambil piyama tidurnya dan juga cadar baru yang bersih. Setelah memakainya Khansa melangkah ke ranjang besarnya.


Khansa membaringkan tubuhnya di atas ranjang besarnya itu. Mencoba memejamkan mata untuk tidur. Namun, malah Khansa tidak bisa tidur karena hari ini merasa sangat tidak bahagia. Mood khansa hari ini benar-benar sudah hancur oleh sepasang suami istri penghamba uang itu.


Memikirkan bagaimana ayah kandungnya berusaha menjual dirinya kepada kolega bisnisnya hanya demi mendapatkan keuntungan investasi besar untuk Isvara Grup, sungguh terlihat sangat menjengkelkan.


Hari ini terlalu banyak mendengarkan perkataan yang tidak enak didengar dan perkataan yang menyakiti hati. Jika saja itu dari orang lain maka Khansa akan biasa saja, tapi ini adalah ayah kandungnya sendiri yang berkata kejam. Meski dalam hati sudah mengetahui ayahnya itu pria seperti apa, namun tetap saja kata-kata yang fauzan lemparkan ke Khansa sangat mengulik dan menyakiti hati Khansa.


"Hufh, pria memang mahluk egois sedunia," beginilah pemikiran Khansa, karena selalu saja disakiti oleh pria.


Khansa terdiam, Saat ini Khansa tiba-tiba teringat pelukan Leon yang hangat itu. Khansa segera menghilangkan Leon yang tampan dari pikirannya dan memaksakan diri untuk tidur.


"Astaga!" gumam terkejut Khansa ketika wajah Leon hadir di kedua pelupuk matanya.


"Hissh …" gumam Khansa sembari memukul pelan keningnya itu.


"Mengapa wajahnya yang malah terbayang," gumam Khansa merujuk pada bayangan wajah Leon.


Khansa menelungkupkan tubuhnya dan membenamkan wajahnya di bantal ranjang mereka. 


"Berhentilah memikirkan dia, Khansa …" gumamnya sendiri seraya mengingatkan dirinya agar tidak terlena jatuh ke dalam pesona Leon.

Lambat laun akhirnya ranjang dan bantal Khansa berhasil membujuk Khansa untuk tidur, terlihat Khansa terpulas dengan nyeyaknya.



Keesokan paginya, Khansa keluar dari kamar dan melihat Paman Indra sedang mengarahkan para pelayan untuk bersih-bersih. Paman terlihat sangat sibuk mengatur di sana sini, keluar masuk untuk mengecek segalanya dikerjakan dengan baik. 


Selama tinggal di sini, ini baru pertama kalinya Paman Indra dan para pelayan terlihat sibuk mendadak seperti ini.


"Ini harus benar-benar dibersihkan, jangan sampai menyisakan debu sedikit pun!" perintah Paman Indra sembari mengusapkan jari tangannya mengecek tingkat kekotoran debunya.


"Kau! periksa dapur, apakah makanan sudah siap!" ujar Paman Indra lagi memberikan perintah.


Khansa melihatnya dengan tatapan bingung, "Hei! Ini ada apa?" tanya Khansa kepada salah satu pelayan.


"Kami tidak tahu! Paman indra hanya meminta kami membersihkan rumah dengan lebih bersih saja," jawab mereka. 


"Apakah kita akan kedatangan tamu?" tanya Khansa lagi. 


"Kami benar-benar tidak tahu Nyonya," jawab mereka. 


"Oh! Ya sudah jika begitu, teruskan pekerjaan kalian," ujar Khansa.


Meski sudah mendengar jawaban dari pelayan, namun entah mengapa, di hati Khansa tetap saja merasa ada yang aneh. Villa anggrek sudah sangat bersih, lalu tiba-tiba diperintahkan untuk membuatnya menjadi lebih bersih lagi.


"Hmm … apakah Villa anggrek akan kedatangan tamu penting," pikir Khansa.


Leon sebelumnya telah menelepon paman Indra dan memberitahu kalau nanti akan membawa tamu VIP pulang ke rumah, dan meminta mereka bersiap menyambut. Leon juga tidak memberitahu Khansa lebih dulu.


Saat ini , mobil mewah model panjang berhenti di halaman, pintu mobil terbuka dan Khansa melihat Leon turun dari mobil, mengenakan kemeja putih dan celana panjang hitam dari kain yang berkulitas tinggi. Meski sederhana, tapi karena Leon yang memakainya, itu terlihat menjadi sangat elegan mahal.


"Tuan Sebastian," sapa sopan Paman Indra di depan tamu penting Leon.


"Apakah semua sudah dipersiapkan dengan baik?" tanya Leon. 


"Sudah Tuan, seperti yang sudah Tuan perintahkan," jawab Paman Indra.


Kemudian sosok lain pun muncul, Leon dan seorang wanita turun dari mobil.  Wanita itu menggunakan gaun yang membalut tubuhnya dengan sempurna, riasan yang natural, dengan aksen lipstik yang tebal di mulutnya sehingga semakin memperlihatkan, mempertegas tubuhnya yang sudah terlihat menggairahkan itu.


Leon menuntunnya untuk masuk ke dalam Villa Anggrek, Khansa terpaku di tempat karena tidak menyangka Leon akan membawa seorang wanita pulang.


Bantu admin yah kak dengan klik ... biar admin semangat postnya


Klik ini untuk lanjut ke Bab Berikutnya


Bersambung

Novel ini merupakan Novel yang panjang dan mempunyai cerita yang sangat bangus dan seru untuk menemani anda di kala santai.ikuti kisah selanjutnya yah.



Posting Komentar untuk "Gadis Desa Pengantin Penganti Bab 65"